Puasa selama bulan Ramadhan memiliki efek yang menguntungkan pada tekanan darah (menurunkan), baik untuk orang yang sehat maupun hipertensi, hasil dari sebuah studi terbaru.
Studi tersebut dinamakan sebagai studi LORANS (London Ramadan Study) yang dilakukan oleh peneliti dari Imperial College London dan dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek kesehatan dari perubahan drastis dalam gaya ghidup yang dialami selama bulan Ramadhan. Studi ini terdiri dari systematic review (salah satu bentuk publikasi penelitian yang menggunakan review, telaah, evaluasi dari beberapa penelitan yang telah dilakukan sebelumnya) serta studi observasional yang dilakukan secara independent oleh para peneliti di London.
Peneliti mengevaluasi 85 peserta dengan usia antara 29 dan 61 tahun, dari lima masjid di London. Mereka mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan seketika setelah Ramadhan. Usia rata-rata peserta adalah 46 tahun dan 53% adalah laki-laki. Waktu berpuasa selama 15,5 jam per hari, dan tekanan darah dihitung tiga kali dalam interval 30 detik pada masing-masing dari dua kunjungan (sebelum dan sesudah Ramadhan), dengan para peneliti menghitung rata-rata dari tiga pengukuran. Para peneliti mengukur persentase/massa lemak, massa bebas lemak dan total air tubuh untuk setiap peserta dan meminta peserta mengisi kuesioner untuk menentukan pilihan gaya hidup dasar.
Hasil dari studi LORANS menemukan bahwa tekanan darah sistolik setelah puasa Ramadhan lebih rendah sebesar 7,29 mm Hg (95% CI, -4,74 hingga -9,84) dan tekanan darah diastolik lebih rendah sebesar 3,42 mm Hg (95% CI, -1,73 hingga -5,09).
Peneliti juga melakukan Systematic review yang terdiri dari 32 studi tambahan dari seluruh dunia untuk menyelidiki efek Ramadhan pada tekanan darah sistolik dan diastolik di luar London. Didapatkan 3.213 peserta, 23,3% sehat, 55,5% menderita diabetes tipe 2, 3,5% memiliki hipertensi dan 19,1% memiliki penyakit ginjal kronis.
Pada Systematic review didapatkan tekanan darah sistolik lebih rendah sebesar 3,19 mm Hg (95% CI, -4,43 hingga -1,96; I2 = 48%) dan tekanan darah diastolik sebesar 2,26 mm Hg (95% CI, -3,19 hingga -1,34; I2 = 66%) setelah Ramadhan.
Hal ini dapat terjadi, karena tubuh saat puasa antara 8 dan 12 jam akan mengalami peralihan metabolisme dengan menggunakan keton dan tidak menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi, akibatnya menghasilkan penurunan insulin yang menurunkan tekanan darah. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh perubahan flora usus selama Ramadhan adalah kemungkinan lain.
Dari penelitian ini, terlihat tekanan darah yang lebih rendah diamati sebagian besar pada kelompok sehat, hipertensi dan diabetes tetapi tidak pada pasien dengan penyakit ginjal kronis.
Dengan melakukan puasa, bukan hanya sebagai ibadah bagi orang yang beragama Islam, namun puasa dalam bulan Ramadhan dapat juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Mari berpuasa, tingkatkan iman dan turunkan tekanan darah. Salam Sehat.
Referensi:
Rami Al?Jafar et al. Effect of Religious Fasting in Ramadan on Blood Pressure: Results From LORANS (London Ramadan Study) and a Meta?Analysis. DOI: 10.1161/JAHA.120.021560
Sumber gambar: feepik.com