Jumat, 24 Juni 2022 07:53 WIB

Atasi Sariawan (Mukositis) pada Anak Setelah Pemberian Kemoterapi dengan Madu

Responsive image
3249
Triliana Purwadesi Yulia dan Ati Atmawati - RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Saat ini penyakit kanker bisa terjadi pada setiap tingkat usia bahkan banyak juga ditemukan penyakit kanker pada usia anak. Dari data Kementrian Kesehatan RI dalam Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2015 menurut Union for International Cancer Control (UICC) setiap tahun terdapat 176.000 anak yang didiagnosis kanker. Salah satu pengobatan penyakit kanker adalah kemoterapi disamping pembedahan, radioterapi dan pemberian hormonal. Kemoterapi yang merupakan tindakan pemberian obat kimiawi bertujuan untuk membatasi pertumbuhan jumlah sel kanker dan menghambat proses metastase. Pemberian kemoterapi menimbulkan rasa takut dan pengalaman yang buruk akibat efek sampingnya. Salah satu efek samping kemoterapi adalah sariawan yang dikenal dengan nama lain adalah mukositis.

APA ITU MUKOSITIS?

Mukositis adalah peradangan atau lecet di daerah sekitar rongga mulut, dapat terjadi salah satunya karena pemberian kemoterapi dosis tinggi. Penyebabnya adalah terjadinya kerusakan dan terhambatnya pertumbuhan sel epitel  mukosa mulut akibat kemoterapi atau radioterapi (Peterson, 2011; Martin  & Perez 2014). Penyebab lain terjadinya gangguan pada rongga mulut menurut Lubis & Silvana (2007) selain akibat secara langsung kemoterapi dapat juga karena akibat tidak langsung yang dikarenakan penurunan daya tahan tubuh pasien.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pemberian kemoterapi dan kejadian mukositis. Terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa penilaian mukositis pada pasien anak setelah pemberian kemoterapi terjadi peningkatan secara signifikan sebesar 3,83. Selain itu sebagian besar pasien anak yang mendapatkan kemoterapi mengalam mukositis (62,2%). (Nurhidayah,Sholehati & Nuraeni, 2013; Hasni, Mayetti & Novrianda, 2020).

MENGAPA MUKOSITIS PERLU DIPERHATIKAN?

Anak dengan kanker mengalami penurunan daya tahan tubuh. Pada kondisi tersebut asupan gizi yang baik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Sedangkan menurut Ribeiro, 2017 mukositis dapat mengakibatkan gangguan fungsi menelan, bibir yang kering dan terjadi peningkatan air ludah. Hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua setelah pemberian kemoterapi adalah bagaimana nafsu makan anak dan kemampuan menelannya. Karena hal tersebut sangat mengganggu, menyakitkan bagi anak serta kesulitan menggerakan lidah ketika makan, sehingga asupan makanan yang masuk juga tidak banyak. Bahkan ada yang tidak masuk makanan sama sekali dan beberapa anak ditemukan menangis ketika membuka mulut karena merasa kesakitan.

Anak yang kekurangan asupan gizinya akan mudah lelah sehingga anak tidak dapat bermain, belajar, berkarya dengan teman sebayanya. Selain itu dikhawatirkan dapat terjadi risiko peningkatan infeksi karena daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang penyakit. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kualitas hidup anak akan menurun.

BAGAIMANA PERAWATANNYA?

Beberapa penelitian mengenai penggunaan madu murni menunjukkan hasil yang baik dalam pemulihan mukositis akibat efek samping kemoterapi. Kandungan madu dapat berfungsi sebagai anti peradangan, antioksidan dan antimikroba (Friend, 2017). Madu dapat digunakan pada anak yang mengalami mukositis karena madu aman bisa ditelan oleh anak, mudah didapat, relatif lebih murah dan tersedia dimanapun. Dan karena rasanya yang manis maka anak akan merasa nyaman dibandingkan dengan media yang lain.

Pemberian perawatan rongga mulut dengan madu dan didapatkan hasil madu efektif untuk menurunkan stadium mukositis pada pasien setelah pemberian kemoterapi. Cara penggunaannya dapat diberikan secara dioles ke bibir, rongga mulut dalam dan dengan dikumur-kumur. (Jaoni, dkk, 2017; Nurhidayah, Sholehati & Nuraeni, 2013; Nurhidayatun, Allenidekania & Syahreni, 2012). Pastikan semua bagian rongga mulut terolesi oleh madu.

Perawatan mukositis dengan penggunaan madu murni dilakukan sehari tiga kali. Dalam pelaksanaannya diperlukan kebutuhan madu sebanyak kurang lebih 35 ml (Nurhidayah, 2011). Langkah-langkah dalam melakukan perawatan tersebut adalah :

1. Madu sebanyak 20 ml dioleskan ke semua bagian rongga mulut baik atas, bawah, samping maupun bawah lidah. Setelah dioleskan minimal selama 5 menit anjurkan madu tersebut ditelan secara perlahan-lahan

2. Tuangkan madu kurang lebih sebanyak 15 ml ke dalam gelas dan dicampur dengan air bersih sebanyak 50 ml. Kemudian anjurkan anak untuk berkumur-kumur dengan cairan tersebut secara berulang. Waktu yang diperlukan selama berkumur sekitar 30-60 detik dan pastikan semua rongga mulut terkena. Setelah dibuang maka bersihkan rongga mulut dengan berkumur menggunakan air bersih.

3. Bersihkan bagian bibir kemudian gunakan sedikit madu untuk dioleskan ke semua bagian bibir. Pastikan semua sudut bagian bibir juga terkena olesan madu. Untuk olesan bibir ini dapat digunakan lebih sering, apalagi jika bibir anak lebih kering.

 

Daftar Pustaka :

 

Friend, A., Rubagumya, F., & Cartledge, P. (2018). Global Health Journal Club : Is Honey Effective as a Treatment for Chemotherapy-Induced Mucositis in Pediatric Oncology Patients? . Journal of Tropical Pediatric. doi:10.1093/tropej/fmx092

Hasni, H., Mayetti, M, & Novrianda, D. (2020). Mukositis pada Anak Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSUP dr. M. Jamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 8(4). doi:10.25077/jka.v8j4.1128

Jaouni, S., K., Muhayawi, M., S., Hussein, A., Elfiki, I., Raddadi, R., Muhayawi, S., M., & Almasaudi, S. (2017). Effects of Honey on Oral Mucositis among Pediatric Cancer Patients Undergoing Chemo/Radiotherapy Treatment at King Abdulazos University Hospital in Jeddah, Kingdom of Saudia Arabia. Research Article. doi.:10.1155/2017/5861024

Lubis, B., & Silvana, S. 2007. Perawatan Rongga Mulut Pada Pasien Kanker Anak. Indonesian Journal of Cancer, 4.

Martin, C.A., & Perez, M.G.S. 2014. Prevention and Treatment of Oral Mucositis in Patiens Receiving Chemotherapy. Journal of Clinical and Experimental Dentistry, 6.doi: 10.4327/jced.51313

Nurhidayah , I. (2011). Pengaruh Pemberian Madu dalam Tindakan Keperawatan Oral Care terhadap Mukositis akibat Kemoterapi di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Diambil dari www. digilib.ui.ac.id

Nurhidayah, I., Sholehati, T., & Nuraeni, A. 2013. Skor Mukositis pada Anak dengan Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Keperawatan Soedirman, 8.

Nurhidayatun, Allenidekania, & Syahreni, E. 2012. Oral Hygiene Menggunakan Larutan Madu Mengurangi Stomatis. Fatmawati Hospital Journal.

Peterson, D.E., Bensadoun, R.J., & Roila, D. (2011). Management of Oral and Gastrointestinal mucositis : ESMO Clinical Practice Guidelines. Annals of Oncology. doi 10.1093/annonc/mdr391