Jumat, 05 Agustus 2022 09:14 WIB

Peranan Edukator untuk Problem Pre-Diabetes di Indonesia, Mengefektifkan Peranan PERSADIA ( Persatuan Diabetes Indonesia)

Responsive image
699
dr. Ida Bagus Aditya Nugraha, M.Biomed., SpPD - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pernahkah Sobat Sehat mendengar istilah Pre-Diabetes? Istilah Pre- bisa diartikan sebelum artinya sebelum atau kemungkinan akan menjadi diabetes. Diagnosis pre-diabetes di Indonesia mungkin belum terlalu familiar atau sering terdengar di antara masyarakat namun ini menjadi suatu point penting sehingga perlu diberikan edukasi yang lengkap dan komprehensif melalui istilah ini. Diagnosis prediabetes di Indonesia untuk saat ini berdasarkan kriteria atau panduan dari PERKENI ( Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) di tahun 2015 meliputi pemeriksaan gula darah saat puasa serta pemeriksaan gula darah 2 jam pasca pemberian pembebanan gula atau disebut TTGO test toleransi glukosa oral). Pemeriksaan ini memang harus dikoordinasikan dan dikonsultasikan dengan dokter terkait nggih agar pemeriksaan tepat dan dapat diinterpretasikan dengan baik, serta juga antara pasien atau rekan rekan yang akan memeriksakan gulanya mendapatkan pemahaman dan penjelasan yang sesuai. Kemudian pemeriksaan pre diabetes terakhir juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HBa1c atau dalam Bahasa awam adalah hasil kendali gula dalam tiga bulan terakhir. Permasalahan yang muncul selanjutnya adalah seringkali rendahnya keinginan [ara sahabat sehat pedia atau rekan rekan sekalian untuk lebih rajin dalam melakukan pemeriksaan Kesehatan secara berkala, seringkali ada ketakutan padahal orang yang memeriksa ini adalah pahlawan atau innovator yang perlu diapresiasi perjuangan dan atensinya. Oleh sebab itu kita memerlukan peran educator diabetes yang dalam hal ini juga menjadi salah satu bagian di PERSADIA sehingga Bersama sama dapat bahu membahu untuk lebih meningkatkan edukasi masyarakat khususnya dengan informasi yang baik akurat mudah dipahami dan tentunya tidak menyesatkan, serta terbukti kesahihannya.

Persadia melalui para dokter yang bergerak di dalamnya , kemudian melalui edukator edukator diabetes biasanya menekankan pada penanganan faktor risiko pre diabetes ini. Secara umum tidak ada yang berbeda antara faktor risiko pre diabetes dengan diabetes tersebut, biasanya terdapat faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.  Faktor risiko atau Bahasa awamnya kecenderungan seseorang untuk mudah menjadi pre-diabetes dan diabetes menjadi perhatian Bersama dan sepatutnya kita Bersama bisa lakukan perubahan sehingga bisa menjadi lebih baik ke depannya. Tiga faktor yang penting adalah kegemukan, kurangnya aktivitas olah raga, serta pemilihan makanan yang baik. Secara umum demikian kerja para edukator diabetes dan khususnya pada para dokter dokter yang bergerak dalam penanganan diabetes untuk terus dapat memberikan edukasi masyarakat sehingga diharapkan dapat memberi hasil penurunan jumlah pasien yang memgalami diabetes. Salam Sehat Sehat Indonesia, sampai bertemu pada pembahasan Pre Diabetes di session berikutnya.

 

 

 

 

Referensi :

Konsensus Persadia ( Persatuan Diabetes Indonesia). 2019. AIrlangga University Press. Available at : http://persadia.or.id/wp-content/uploads/2020/11/lock-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-Prediabetes-di-Indonesia_full.pdf

International Diabetes Federation. Atlas 8th edition.

Konsensus Tata Laksana Diabetes Perkeni ( Perkumpulan Endokrinologi 2021). Perkeni Press. 2021.

American Diabetes Association (ADA). 2022. Standard of Medical Care in Diabetes. Available at : https://diabetesjournals.org/clinical/article/40/1/10/139035/Standards-of-Medical-Care-in-Diabetes-2022

Kementerian Kesehatan Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. 2018. Available at : https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/ Accesed: 22nd February 2022.