Jumat, 05 Agustus 2022 08:23 WIB

Sindrom Gradenigo

Responsive image
1000
Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes, - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

1.    Definisi

Sindrom gradenigo pertama kali diperkenalkan tahun 1907 oleh Guisseppe Gradenigo. Sindrom ini terdiri dari trias gejala yaitu otore, nyeri retro orbita dan parese nervus abdusen ipsilateral dengan gejala terlihat esotropia pada mata ipsilateral, dan terkadang dapat juga ditemukan hipertropia.

2.    Penyebab

Sindrom ini terjadi akibat komplikasi otitis media karena inflamasi padaapek petrosus tulang temporal. Otitis media supuratif kronik (OMSK) di definisikan sebagai suatu inflamasi kronisyang melibatkan mukosa telinga tengah dan sel-sel mastoid yang ditandai dengan otorepersisten atau intermitten dengan membran timpani yang perforasi dalam waktu lebih dari dua bulan. OMSK dengan adanya kolesteatom digolongkan kepada OMSK tipe bahaya atau malignan yang secara umum membutuhkan terapi pembedahan. OMSK tipe bahaya memberikan gejala otore persisten, sekret yang purulen dan berbau serta cenderung menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

3.    Fakta Menarik

Sindrom gradenigo merupakan kasus yang jarang, terdiri dari trias gejala yaitu otore, nyeri retroorbita dan parese nervus abdusen ipsilateral. Sindrom gradenigo sering terjadi pada petrositis yang merupakan salah satu komplikasi yang jarang pada otitis media supuratif kronis. Tomografi Komputer atau Magnetic Resonance Imaging memegang peranan penting pada sindrom gradenigo untuk membedakan petrositis dengan penyakit non inflamasi.

4.    Komplikasi

Komplikasi OMSK dibagi menjadi komplikasi intra temporal dan komplikasi intrakranial. Komplikasi intratemporal antara lain mastoiditis yang dapat berhubungan dengan abses subperiosteal dan abses leher dalam inferior (Bezold), petrositis, labirinitis dan kelumpuhan nervus fasialis. Komplikasi intrakranial antara lain abses ekstradural, tromboflebitis sinus lateralis, abses otak, hidrosefalus otits, meningitis dan abses subdural. Sindrom gradenigo pada petrositis akibat komplikasi OMSK merupakan salah satu komplikasi intratemporal yang cukup jarang terjadi.

Walaupun kasus ini jarang ditemukan namun sindrom gradenigo harus ditangani segera karena dapat berakibat fatal. Neuroanatomi nervus abdusen (N.VI) dan nervus trigeminus cabang oftalmika (N.V1) pada regio temporal bisa menjelaskan patofisiologi sindrom gradenigo pada petrosis akibat komplikasi. OMSK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tomografi komputer atau MRI. Pemeriksaan tomografi computer mastoid dan atau MRI sangat penting untuk membedakan inflamasi dengan penyakit non-inflamasi pada aspek petrosus tulang temporal. Penatalaksanaan sindrom gradenigo pada petrositis akibat komplikasi OMSK meliputi terapi konservatif dan operatif.

Walaupun   kasus   ini   jarang   ditemukan   namun   sindrom   gradenigo   harus ditangani segera karena dapat berakibat fatal. Neuroanatomi nervus abdusen (N.VI) dan nervus trigeminus cabang oftalmika (N.V1) pada regio temporal menjelaskan patofisiologi sindrom gradenigo pada petrositis.

 

 

 

Referensi :

Ana, S. M., Ribeiro, D., Balona, F., Maré, R., Azevedo, C., Rocha, J., & Dias, L. (2020). Gradenigo’s syndrome with carotid septic stenosis. Case Reports in Otolaryngology, 2020, 5. doi:http://dx.doi.org/10.1155/2020/9439184

Sercan, Ö. (2019). Acute otitis media associated with gradenigo syndrome and transverse sinus thrombosis: A case report. Journal of International Medical Research, 47(3), 1348-1352. doi:http://dx.doi.org/10.1177/0300060518823404

Berat, D., Ghazi, A., Zeynep, E., & Eda, K. (2020). Delayed diagnosed Gradenigo’s syndrome associated with acute otitis media. SAGE Open Medical Case Reports, 8 doi:http://dx.doi.org/10.1177/2050313X20966119

Al-juboori, A., & Amira Nasser, A. H. (2018). Gradenigo’s syndrome and labyrinthitis: Conservative versus surgical treatment. Case Reports in Otolaryngology, 2018, 4. doi:http://dx.doi.org/10.1155/2018/6015385