Kamis, 04 Agustus 2022 15:14 WIB

Hati-Hati Risiko Hipertensi Paru pada Pasien Dengan Penyakit Jantung Bawaan

Responsive image
3513
dr. Jimmy Oi Santoso - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu penyakit jantung yang apabila tidak segera dikenali dan ditangani dapat mengakibatkan dampak yang berat bagi penderita bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu hal yang dapat menyebabkan memburuknya harapan hidup pasien dengan penyakit jantung bawaan adalah timbulnya komplikasi hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal merupakan sebuah kondisi dimana tekanan darah pada arteri yang mensuplai paru-paru menjadi tinggi. Tekanan darah yang diukur dengan manset di lengan Anda tidak secara langsung berhubungan dengan tekanan di paru-paru Anda. Apabila telah terjadi hipertensi pulmonal, jantung akan bekerja terlalu keras dan bila dibiarkan terus menerus akhirnya jantung tidak bisa mengikuti sehingga lebih sedikit darah yang bisa beredar melalui paru-paru untuk mengambil oksigen.

Definisi dan Etiologi Hipertensi Paru pada Penyakit Jantung Bawaan
Secara definisi, hipertensi paru merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah arteri pulmonal lebih dari 20 mmHg yang diuji dengan kateterisasi jantung kanan. Kondisi ini terjadi cukup sering pada pasien dengan penyakit jantung bawaan yang tidak dilakukan operasi dengan jumlah penderita adalah 5-10% pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan yang belum dilakukan tindakan operasi. Beberapa penyakit jantung bawaan yang seringkali mengalami hipertensi paru adalah pasien penyakit jantung bawaan defek septum atrium (DSA), defek septum ventrikel (DSV), dan ductus arteriosus persisten (DAP) sedangkan pada penyakit jantung bawaan lain juga dapat terjadi hipertensi paru dengan jumlah penderita yang lebih sedikit.

Beberapa hal dapat menyebabkan timbulnya hipertensi paru pada pasien dengan penyakit jantung bawaan. Defek yang tidak dikoreksi merupakan salah satu factor penting namun timbulnya hipertensi paru pada pasien dengan penyakit jantung bawaan ini bersifat multifactorial yang berarti banyak factor yang perlu timbul secara bersama-sama agar hipertensi paru dapat terjadi. Salah satu factor yang mencetuskan juga adanya mutase genetic yang menyebabkan beberapa kelompok menjadi lebih rentan untuk mengalami hipertensi paru.

Dampak timbulnya hipertensi paru pada pasien dengan penyakit jantung bawaan ini cukup berat. Hal ini disebabkan karena kadar oksigen darah dapat menurun yang dapat menyebabkan terjadi gangguan fungsi organ-organ, gangguan fungsi jantung, bahkan kondisi ini dapat berujung pada kematian. Selain itu, adanya hipertensi paru dapat menyebabkan tindakan pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung tidak dapat atau sulit dilakukan.

Mengenali Hipertensi Paru pada Penyakit Jantung Bawaan
Melakukan tindakan bedah koreksi atau paliasi pada masalah jantung bawaan (bila memungkinkan) sangatlah penting karena tindakan ini dapat mencegah timbulnya hipertensi pulmonal yang permanen. Beberapa tanda yang dapat meningkatkan kecurigaan bahwa telah terjadi hipertensi paru pada pasien dengan penyakit jantung bawaan adalah menurunnya frekuensi batuk demam, perubahan bibir dan mulut yang menjadi biru dari sebelumnya yang tidak biru, jari-jari yang membesar dan tampak kebiruan, kaki bengkak, dan perut yang membesar. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan khusus untuk dapat memastikan adanya hipertensi paru seperti pemeriksaan rekam jantung, ekokardiografi, serta tindakan kateterisasi untuk menilai tekanan pada pembuluh darah jantung.

Mengobati Hipertensi Paru
Setelah hipertensi pulmonal didiagnosis, seringkali banyak terapi medis diperlukan. Kontrol rutin dengan ahli jantung sangat penting pada pasien dengan kondisi ini. Obat-obatan yang diberikan bertujuan untuk menurunkan tekanan pada pembuluh darah arteri. Selain itu, pada beberapa kelompok pasien, tindakan koreksi kelainan jantung bawaan dapat membantu untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah paru. Akan tetapi, memperbaiki kelainan jantung yang mendasari hipertensi paru juga mungkin tidak membuat tekanan darah tinggi hilang. 

Dalam hal ini, obat-obatan juga akan diberikan. Beberapa obat lain yang mungkin diberikan termasuk oksigen, agen untuk membantu jantung Anda memompa lebih baik, diuretik, dan pengencer darah. Terkadang transplantasi paru-paru juga dapat dilakukan untuk hipertensi paru namun biasanya pada kasus penyakit jantung bawaan juga diperlukan transplantasi jantung dan paru-paru.

Beraktivitas Fisik dengan Hipertensi Paru
Diagnosis hipertensi paru tidak berarti pasien tidak dapat memiliki kehidupan yang aktif. Namun, pasien harus mempertimbangkan tindakan dan tindakan pencegahan tertentu. Setelah hipertensi paru didiagnosis, konsultasi dengan ahli jantung tentang jenis dan berat aktivitas fisik yang dapat Anda lakukan sangat disarankan. Program rehabilitasi kardiopulmoner yang diawasi juga dapat membantu untuk meningkatkan pengkondisian. 

Kehamilan dan Kontrasepsi
Kehamilan tidak dianjurkan pada wanita dengan hipertensi paru karena perubahan yang terkait dengan kehamilan dan persalinan akan menghasilkan perubahan yang serius sehingga dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting bagi wanita dengan hipertensi paru untuk menggunakan bentuk kontrasepsi yang lebih permanen atau menghindari kehamilan.

 

Referensi :
Dimopoulos K, Wort SJ, Gatzoulis MA. Pulmonary hypertension related to congenital heart disease: a call for action. Eur Heart J;2014; 35 (11):691-700