Kamis, 04 Agustus 2022 14:55 WIB

Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Responsive image
49421
Faisol, SKM, S.Kep, Ners - Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebagai petugas kesehatan khususnya perawat, memiliki tanggung jawab meningkatkan keterampilan dalam memberikan pelayanan dengan baik. Manajemen nyeri dapat dilakukan dengan pemberian terapi farmaka dan non farmaka. Beberapa terapi non farmaka yang dapat mengurangi nyeri yaitu gambaran dan fikiran (guide imagery), yoga, dan relaksasi nafas dalam. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. 

Relaksasi nafas adalah pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata. Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.

Jenis-jenis teknik relaksasi
Relaksasi ada beberapa macam. 4 macam relaksasi, yaitu relaksasi otot (progressive muscle relaxation), pernafasan (diafragmatic breathing), meditasi (attention-focusing exercises), dan relaksasi perilaku (behavioral relaxation training).

a. Autogenic relaxation
Merupakan jenis relaksasi yang diciptakan sendiri oleh individu bersangkutan. Cara seperti dilakukan dengan menggabungkan imajinasi visual dan kewaspadaan tubuh dalam menghadapi setres. Tehnik ini dapat dlakukan dengan cara :
1. Memberikan sugesti sendiri dengan kata-kata tertentu yang dapat memberikan ketenangan.
2. Mengatur pernafasan dan rileks (memberikan rasa nyaman) pada tubuh.
3. Membayangkan sesuatu atau tempat-tempat yang indah dan tenang secara fokus dan terkontrol sambil merasakan sensasi berbeda yang muncul dalam pikiran.
4. Tangan saling melipat pada masing lengan yang berlawanan.

b. Muscle relaxation
Teknik ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada otot-otot. Ketika terjadi stress otot-otot pada beberapa bagian tubuh akan menjadi menegang seperti otot leher, punggung, lengan. Teknik dilakukan dengan cara merasakan perubahan dan sensasi pada otot bagian tubuh tersebut. Teknik dapat dilakukan dengan meletakkan kepala diantara kedua lutut (kira-kira selama 5 detik) dan merebahkan badan kebelakang selama perlahan selama 30 detik, sikap ini dilakukan terus secara berulang sambil merasakan perubahan pada otot-otot tubuh.

c. Visualisasi
Teknik ini merupakan bentuk kemampuan mental untuk berimajinasi seperti melakukan perjalanan ke suatu tempat yang damai, atau situasi yang tenang. Teknik visualisasi seolah-olah menggunakan beberapa indera secara bersamaan. 

Beberapa teknik relaksasi lainnya yang familiar dapat dilakukan seperti : Yoga, Tai chi, meditasi, mendengar musik, pijit (spa), zikir, dan sebagainya. 

Tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi setres baik setres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan aktifitas komponen saraf parasimpatik vegetatif secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terrhadap rasa nyeri.

Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan stres akan menurun, ibu dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu untuk mengatur pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60- 70x/menit. Kadar PaCO 2 akan meningkat dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

Melakukan relaksasi dapat memberikan keuntungan secara emosional dan psikologis ketika stress terjadi;
a. Keuntungan emosional

  1. Memberikan pengalaman positif tentang melahirkan pada ibu
  2. Mengurangi ketegangan dan ketakutan ibu pada saat persalinan
  3. Berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya
  4. Membantu tumbuhnya hubungan antara orang tua dan anak
  5. Membantu tumbuhnya hubungan antara ibu dan bapak

b. Keuntungan fisiologis

  1. Dapat mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat-obatan dan dapat mengurangi risiko terrhadap bayi
  2. Mencegah terjadinya komplikasi seperti nyeri sampai dengan menurunnya oksigen
  3. Ibu dapat bekerjasama pada saat pemeriksaan
  4. Ibu tidak merasa lelah pada saat dan sesudah melahirkan

Prosedur teknik relaksasi nafas dalam
a. Teknik relaksasi secara umum

  1. Duduk dengan tenang dalam posisi nyaman
  2. Tutup mata
  3. Ciptakan rasa relaks pada smua otot-otot anda
  4. Kosongkan pikiran anda
  5. Atur pernafasan dengan cara bernafas dengan hidung dan mengeluarkannya dengan mulut, lalu hitunglah dengan mulut, lakukan secara berulang-ulang.
  6. Saat menarik dan melepaskan nafas lewat mulut rasakan perubahan dan sensasi pada dada dan anggota tubuh yang lain.
  7. Lakukan secara berulang-ulang selama 10 menit.

b. Teknik relaksasi nafas dalam

  1. Ciptakan lingkungan yang tenang
  2. Usahakan tetap rileks dan tenang
  3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
  4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
  5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
  6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan
  7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
  8. Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam
  9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
  10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
  11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
  12. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ayudianingsih, N. G., & Maliya, A. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur Di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta, 191–199.

Lela Aini & Resa Reskita (2018) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Pada Pasien Fraktur’.

Sakti, N. P. R., Dewi, E. and Triyono, T. (2019) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur Tertutup di IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo’.

Setyoadi, Kushariyadi. Terapi modalitas keperawatan pada klien psikogeriatrik. Salemba Medika. Jakarta; 2011.

Smeltzer & Bare (2013) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edited by Monica Ester. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Teknik relaksasi nafas dalam. [diunduh pada tanggal 21 April 2021] tersedia

www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312001/bab2.pdf

DOC, PROMKES, RSMH