Kamis, 04 Agustus 2022 14:35 WIB

All About Omicron

Responsive image
548
apt Eva Yunila,S.Si,MARS - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Apa itu COVID-19 Varian Omicron?
Omicron (B.1.1.529) adalah salah satu varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19 yang dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan. Virus ini memiliki sifat yang lebih menular dan mempengaruhi kekebalan tubuh (baik yang diperoleh oleh infeksi alami maupun vaksinasi). Virus Covid-19 berevolusi sehingga menyebabkan adanya perubahan dari sifat dan karakternya misalnya perubahan terhadap kecepatan penularan, tingkat keparahan, efek terhadap sistem kekebalan tubuh, diagnosis dan respon terhadap obat-obatan yang digunakan. 

Kasus Pertama Omicron di Indonesia diduga berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang datang dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021. Virus Covid-19 Varian Omicron memiliki 50 mutasi yang 30 diantaranya terdapat pada gen yang mengkode protein S. Separuh dari mutasi yang ada pada gen pengkode protein S ini terdapat pada daerah Receptor Binding Domain (RBD) tempat virus berinteraksi dengan reseptor ACE2 pada sel target. varian omicron menyebabkan peningkatan afinitas SARS-CoV-2 terhadap reseptor ACE2 manusia.

Hasil Studi epidemiologis didapatkan varian omicron dengan cepat menggantikan varian delta sebagai varian yang mendominasi. Studi in vitro dari University of Hong Kong oleh Chi-Wai dkk menunjukkan bahwa varian omicron memiliki kemampuan bereplikasi sebesar 70 kali lipat lebih cepat pada sel saluran napas dibandingkan varian Delta. Hal ini menunjukkan bahwa varian omicron memang memiliki daya penularan yang lebih cepat dan daya netralisasi antibodi yang menurun dibandingkan varian sebelumnya meskipun seberapa besar derajat penularan omicron dibanding varian lain masih perlu diteliti lebih lanjut.

Varian omicron menjadi varian yang perlu diwaspadai karena memiliki jumlah mutasi yang tinggi, termasuk pada protein spike, dan berpotensi memiliki kemampuan dalam menghindari sistem imun yang lebih baik dan laju penularan yang lebih. Pemeriksaan PCR dan RDT-Antigen masih dapat untuk mendiagnosis COVID-19, termasuk varian Omicron. Untuk memastikan variannya, perlu dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).

Terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui lebih lanjut mengenai varian omicron yaitu
1. Laju penularannya
Varian Omicron terbukti lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya. Tingkat penularan varian Omicron lebih tinggi dibandingkan varian delta, maka jika tidak dikendalikan akan mengakibatkan lebih banyak orang yang terinfeksi dan membutuhkan perawatan medis (isolasi mandiri/ terpusat/ rumah sakit) sehingga dapat membebani sistem Kesehatan.

2. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan
Tingkat keparahan COVID-19 akibat varian Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta. Risiko rawat inap varian Omicron juga lebih rendah dibandingkan varian Delta tetapi tetap bisa menyebakan gejala berat dan kematian terutama pada orang yang rentan seperti lansia, memiliki penyakit penyerta dan orang yang belum divaksin. 

Selain replikasi yang lebih cepat pada sel saluran napas, studi oleh Chi-Wai dkk juga menunjukkan bahwa varian omicron bereplikasi 10 kali lebih lambat dibanding varian Delta pada sel parenkim paru. Meskipun demikian perlu diingat bahwa tingkat keparahan COVID-19 tidak hanya ditentukan oleh laju replikasi virus, namun juga faktor lain misalnya respon imun host. 

World Health Organization juga menekankan bahwa mortalitas pada COVID-19 juga ditentukan oleh kemampuan fasilitas kesehatan dalam menangani COVID-19. Mortalitas akibat varian Omicron tetap berpotensi tinggi jika jumlah pasien COVID-19 melonjak akibat laju penularan yang lebih tinggi sehingga tetap perlu diwaspadai. 

Kriteria kasus varian Omicron (B.1.1.529)
a. Kasus Probable varian Omicron (B.1.1.529) adalah kasus konfirmasi COVID- 19 dengan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif S-Gene Target Failure (SGTF) atau uji deteksi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) mengarah ke varian Omicron.
b. Kasus konfirmasi varian Omicron (B.1.1.529) adalah kasus konfirmasi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan sekuensing positif Omicron SARS-CoV-2.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Penularan COVID-19 Varian Omicron?
Upaya terbaik yang bisa dilakukan saat ini agar terhindar dari risiko penularan COVID-19 varian Omicron adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk:

  • Menggunakan  masker dengan benar
  • Menjaga jarak  fisik
  • Mencuci  tangan
  • Hindari tempat ramai, ruang tertutup dengan ventilasi buruk
  • Menghindari  kerumunan
  • Mengurangi mobilitas yang tidak mendesak
  • Segeralah vaksinasi
  • Menjaga imunitas dengan istirahat cukup, aktivitas fisik dan lainnya

Bagaimana Gejala yang Muncul Saat Terinfeksi COVID-19 Varian Omicron?
Belum diketahui  pasti terkait perbedaan manifestasi klinis dengan varian lainnya. Varian Omicron dapat menimbulkan berbagai derajat keparahan baik tanpa gejala, ringan, sedang hingga berat. Gejala yang dilaporkan umumnya bersifat ringan seperti 

  • Demam
  • Batuk
  • Kelelahan
  • Pilek
  • Nyeri tenggorokan
  • Sakit kepala

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terinfeksi COVID-19 Varian Omicron?
Segera lakukan isolasi mandiri di rumah. Saat ini Kemenkes menyediakan layanan konsultasi online (telekonsultasi) dan paket obat gratis. Jika Anda positif COVID-19 kita dapat mengakses layanan tersebut dengan cara berikut:

  1. Tunggu WhatsApp resmi dari Kemenkes (centang hijau) atau cek kelayakan secara mandiri melalui isoman.kemkes.go.id
  2. Jika terdaftar, Anda bisa konsultasi dokter di penyedia layanan telemedicine (PLT) yang bekerja sama dengan Kemenkes dengan memasukkan kode voucher ISOMAN
  3. Dokter akan melakukan triase dan memberikan resep digital sesuai kondisi pasien di akhir sesi konsultasi
  4. Resep digital dapat ditebus secara gratis dengan mengisi form dan data yang diperlukan di isoman.kemkes.go.id/tebusresep
  5. Obat dan vitamin akan dikirim ke alamat Anda oleh Sicepat dari Apotek Kimia Farma Penyedia Layanan Telemedicine (PLT) yang bekerja sama dengan Kemenkes dalam menyediakan layanan telekonsultasi dan paket obat COVID-19 gratis adalah Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, LinkSehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.

Jika gejala memburuk saat melakukan isolasi mandiri, sebaiknya segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 

Apakah Saya Berisiko Mengalami Reinfeksi Varian Omicron walaupun sudah pernah terpapar COVID-19?
Beberapa bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko reinfeksi (terinfeksi COVID-19 lebih dari satu kali) akibat varian Omicron, jika  dibandingkan dengan yang lain. Risiko reinfeksi diperkirakan mencapai 5.4 kali lebih tinggi daripada varian Delta.

Apakah Vaksinasi yang Sudah Dilakukan Efektif Cegah Penularan COVID-19 Varian Omicron?
Ada kemungkinan penurunan efektivitas vaksin yang ditunjukkan dengan temuan kasus breakthrough (terinfeksi COVID-19 padahal sudah mendapatkan vaksinasi). Vaksin yang ada saat ini masih sangat efektif dalam mencegah penyakit yang berat dan kematian. Kasus yang belum mendapatkan vaksinasi memiliki potensi lebih besar menularkan kepada keluarga dan lingkungannya.

Pakar mikrobiologi klinik FK-KMK UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK., mengatakan kemungkinan vaksin yang sudah tersedia apakah mampu melindungi dari varian omicron belum dapat disimpulkan. Berdasarkan beberapa laporan yang ada juga belum dapat disimpulkan, meskipun sudah terdapat beberapa laporan adanya  penurunan efikasi vaksin dan kemampuan netralisasi antibody untuk beberapa vaksin yang telah diteliti," ucapnya. Oleh karena itu, pemberian vaksin booster penting untuk dilakukan karena secara umum imunitas seseorang dapat
menurun setelah beberapa waktu pasca infeksi natural maupun vaksinasi COVID-19. Selain itu, dengan pemberian booster diharapkan dapat meningkatkan kembali efikasi vaksin yang telah dilakukan, sekaligus dalam rangka menghadapi infeksi varian omicron.

 

Referensi :
https://faq.kemkes.go.id/category/covid-19-varian-omicron

https://covid19.go.id/p/berita/penjelasan-who-tentang-omicron-varian-baru-covid-19

(DOC, PROMKES, RSMH)