Kamis, 04 Agustus 2022 11:24 WIB

Mengenal ”Chronic Venous Insufficiency (CVI)”

Responsive image
7216
Sri Mardilah Wuryani, S.Kep.,Ns. - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Apakah CVI itu?

     Pernahkah anda mengalami bengkak pada kedua kaki pasca perjalanan jarak jauh? Apabila iya anda dapat menyimak informasi berikut. Penulis pernah mengalami sendiri efek perjalanan lebih dari 8 jam dengan kurang mobilitas pada ekstremitas bawah. Efek bengkak terjadi sampai 1 minggu kemudian baru bisa hilang dan membaik. Sebelumnya belum pernah mengalami kejadian seperti ini. Berbeda saat perjalan berikutnya karena pengalaman seperti ini penulis melakukan mobilisasi berkala dan hasilnya tidak terjadi bengkak pada perjalanan pulangnya. Ini membuktikan bahwa ternyata imobilitas jangka lama akan membuat masalah pada aliran vena pada tungkai menjadi tidak lancar. Hal ini menjadi perhatian kita semua agar kita terhindar dari masalah vaskuler jangka panjang. Bagaimana kalau kondisi ini terjadi pada kondisi aktifitas biasa saja ? Mari kita simak penjelasan berikut ini !

     Pada kondisi normal, pembuluh darah vena mempunyai banyak katup yang berfungsi untuk memperlancar kembalinya darah menuju jantung. Apabila katup tidak berfungsi baik maka aliran darah ke jantung juga terganggu, bahkan aliran dapat kembali ke tungkai dan  menggenang sehingga menyebabkan edema/ bengkak pada tungkai bawah. CVI bukan merupakan penyakit yang mengancam nyawa, tetapi dapat menimbulkan nyeri dan disabilitas

     Populasi di USA diperkirakan 6 -7 juta orang mengalami masalah vena yang salah satunya CVI. Studi melaporkan bahwa pada populasi mengalami kejadian antara 1% - 17% pada laki laki dan  1% - 40% wanita mengalami CVI.Diantara semua kejadian CVI sekitar  1% to 2.7% berkembang menjadi ulcerasi akibat stasis vena.

 Gejala :

Gejala CVI dapat muncul berupa keluhan berikut ini: 

a.  Bengkak pada kaki atau pergelangan kaki 

b.  Rasa tegang pada betis atau kaki yang disertai gatal dan nyeri 

c.  Nyeri saat berjalan yang hilang saat beristirahat

d.  Kulit berwarna kecoklatan, seringkali pada daerah pergelangan kaki 

e.  Pembuluh darah tampak melebar dan berkelok pada permukaan kulit (varicose veins

f.   Muncul luka pada kaki yang sulit untuk diobati 

g.  Muncul perasaan tidak nyaman pada kaki yang memicu pasien untuk menggerakkan kakinya             (restless leg syndrome)

h.  Kram pada kaki atau kejang pada otot (charley horse)

Penyebab 

     Chronic venous insufficiency disebabkan oleh aliran balik vena (refluks) kembali ke tungkai atau adanya sumbatan vena. Sebagian besar kasus disebabkan karena tingginya tekanan (hipertensi) vena pada tungkai bawah. Inkompetensi pada vena superfisial biasanya akibat katup yang lemah, bentuk tidak normal, diameter vena yang melebar sehingga katup tidak dapat menutup secara optimal. Disfungsi katup mungkin telah terjadi sejak lahir, akibat trauma, akibat berdiri lama, perubahan hormonal, atau trombosis (penyumbatan pembuluh darah). 

Faktor Risiko 

Faktor risiko yang dapat memicu rusaknya katup pembuluh darah vena pada CVI, misalnya: 

a.  Obesitas 

b.   Usia lebih dari 50 tahun 

c.   Kehamilan atau sudah pernah hamil sebelumnya 

d.   Riwayat keluarga dengan CVI 

e.   Riwayat memiliki gangguan dalam pembekuan darah 

f.    Merokok , hipertensi

g.   Riwayat DVT (thrombosis vena dalam)

h.   Penggunaan kontrasepsi oral

i.     Injury pada kaki

Diagnosis 

     Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan adalah Duplex ultrasonography. Prosedur ini berperan penting untuk melihat aliran darah dan struktur pembuluh darah pada tungkai pasien.Kecepatan dan arah aliran darah pada pembuluh darah akan dapat dinilai melalui pemeriksaan ini.

Penatalaksanaan

     Terapi diberikan berdasarkan tingkat keparahan dan penyebab dasar. Tujuannya adalah untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah untuk terjadinya ulkus. Belum ada obat-obatan yang dikonsumsi secara oral terbukti bermanfaat untuk pengobatan CVI. Pada beberapa kasus, pasien dapat diberikan obat-obatan pengencer darah.

     Metode pengobatan lain yang dapat dipilih adalah dengan menyuntikan obat khusus ke dalam vena (skleroterapi.),  dapat juga dengan Endovenous laser ablation atau Radiofrequency ablation atau RFA.  Metode ini dilakukan dengan bantuan kateter dan gelombang panas untuk menutup pembuluh vena yang bermasalah, agar darah tidak mengalir melalui pembuluh tersebut. Sehingga tidak terjadi penumpukan atau bendungan darah.

     Pada kondisi CVI yang berat atau pada gejala tidak membaik dengan pilihan terapi diatas, dapat dilakukan pembedahan. Pada semua jenis prosedur pembedahan yang dilakukan, pasien tetap harus menggunakan stocking kompresi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 

Modifikasi gaya hidup : 

1.  Menggunakan stocking khusus yang disebut stocking kompresi 

2.  Berolahraga secara rutin 

3.  Menghindari posisi duduk bersila atau duduk lama tanpa perubahan posisi  

4.  Menghindari posisi tungkai yang menggantung

 Pencegahan 

Pencegahan pada CVI bertujuan untuk mengurangi faktor resiko yang dapat memicu rusaknya katup pembuluh vena, seperti: 

a. Olahraga secara teratur 

b. Hindari duduk terlalu lama tanpa perubahan posisi 

c. Hindari duduk bersila atau duduk dengan tungkai menggantung 

     Bagi pembaca yang sepanjang hari bekerja di depan komputer, pekerjaan yang banyak duduk atau banyak berdiri, atau sering melakukan perjalanan jauh dalam waktu lama, usahakan melakukan aktifitas menggerakkan kaki secara berkala. Lakukan senam senam kecil, mengerakkan persendian, peregangan supaya aliran darah tetap lancar.

Referensi:

1.  dr. Felicia Puspitasari, Chronic Venous Insufficiency (CVI) dipublikasikan tanggal 27 April 2021, tersedia dalam  https://lifepack.id/chronic-venous-insufficiency/

2.  Shivik K. Patel; Scott M. Surowiec. Venous Insufficiency, dipublikasikan tanggal 26 Desember 2021, tersedia dalam https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430975/