Kamis, 04 Agustus 2022 11:08 WIB

Diet Untuk Penderita Asma

Responsive image
10744
Nanik Endah Pujiastuti, S.S.T., R.D - Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernafasan yang ditandai dengan adanya gejala sulit bernapas, batuk, mengi, dan rasa nyeri atau sesak di dada akibat adanya peradangan dan penyempitan pada saluran nafas. Asma dapat diderita oleh semua golongan usia, baik muda maupun tua. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, diperkirakan 2,4 persen dari seluruh penduduk Indonesia menderita asma. Sedangkan menurut data WHO di tahun 2019, penderita Asma di seluruh dunia mencapai 262 juta orang, dengan angka kematian akibat asma mencapai 461.000 orang.

Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka otot-otot di saluran pernapasan akan kaku sehingga membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat. Kombinasi dari kondisi tersebut membuat penderita mengalami gejala asma.

Asma dapat dipicu oleh beberapa hal, di antaranya: alergi (terhadap debu, makanan tertentu, bulu binatang, atau serbuk sari), obat-obatan tertentu seperti penghilang nyeri, aspirin, dan ibuprofen, asap rokok, polusi, atau udara dingin, stres, cuaca, atau perubahan suhu, kelembapan udara, olahraga berlebih dan adanya Infeksi virus atau bakteri. Dengan mengindentifikasi pemicu serangan asma dapat membantu kita mengatasi dan mengendalikan gejalanya.

Penanggulangan asma saat ini adalah dengan pemberian obat obatan untuk meredakan gejala asma, mencegah kekambuhan, serta mengurangi pembengkakan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dengan  pengendalian berat badan, diet yang tepat, latihan-latihan pernafasan, pengelolaan stres dan pengendalian lingkungan yang memicu serangan asma akan sangat membantu penderita asma dalam mengurangi terjadinya kekambuhan.

Diet pada penderita asma bertujuan untuk memberikan makanan yang adekuat untuk mengurangi gejala, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dan meradang serta  mempercepat penyembuhan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kasus asma banyak terjadi pada pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas oleh karena itu diperlukan diet untuk pengendalian berat badan. Selain itu pada penderita asma yang memiliki riwayat alergi pada makanan harus menghindari makanan tertentu yang secara umum dapat memicu reaksi alergi antara lain susu sapi dan produk susu sapi, kacang kedelai dan gandum.

Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan dan harus dihindari dalam melakukan diet atau pengaturan makanan bagi penderita asma:

  1. Lakukan pola makan gizi seimbang sesuai dengan usia, jenis kelamin dan aktifitas fisik yang sehari hari dilakukandan capailah berat badan sehat pada kisaran  indek massa tubuh 18.5- 25 kg/m2;
  2. Memilih bahan makanan beragam yang mengandung zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral);
  3. Memilih makanan sumber karbohidrat komplek dibandingkan dengan karbohidrat sederhana. Contoh karbohidrat komplek nasi, kentang, ubi, singkong. Contoh karbohidrat sederhana: gula pasir, gula merah, sirup. Konsumsi karbohidrat komplek tiga sampai lima porsi sehari. Satu porsi nasi kurang lebih 100 gram atau tiga perempat gelas belimbing;
  4. Memilih protein  hewani dan protein nabati dua sampai tiga porsi sehari seperti daging, ikan, kacang hijau, tempe, tahu. Ikan sangat baik dikonsumsi bagi penderita asma karena mengandung minyak ikan yang dapat mengurangi peradangan. Sumber protein yang secara umum memicu alergi seperti susu, kedelai, telur harus lebih berhati hati ketika diberikan;
  5. Mengkonsumsi vitamin, mineral dan antioksidan alami dari beragam sayuran dan buah buahan setiap hari seperti bayam, wortel, brokoli apel dan jeruk;.
  6. Menambahkan bumbu bumbu yang memiliki zat fitokimia anti peradangan seperti bawang putih dan jahe pada setiap masakan;
  7. Menghindari makanan yang berpengawet, yang mengandung zat pewarna, pemanis buatan  dan penguat rasa juga hindari makanan  junkfood;
  8. Membatasi penggunaan lemak jenuh dan lemak trans yang terdapat pada susu atau produk susu, daging berlemak, mentega, margarin dan minyak goreng yang dipakai berulang;
  9. Menerapkan gaya memasak sehat, dengan mengolah aneka ragam makanan lokal dan dimasak sederhana;
  10. Waspadai jenis makanan tertentu yang akan memicu reaksi alergi, karena pada setiap orang akan berbeda, jadi alangkah lebih baik bila pasien dapat mengidentifikasi alergi makanannya tersebut.

Selain melakukan diet atau pengaturan makanan pasien asma harus dapat melakukan gaya hidup yang lebih sehat seperti berhenti merokok, membiasakan beraktifitas fisik dan membuat lingkungan rumah yang lebih bersih dan sehat. Apabila Anda ingin mengetahui informasi lebih banyak tentang asma anda dapat melakukan pemeriksaan berkala meliputi kesehatan paru dan masalah asma anda di sarana kesehatan terpercaya seperti Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung (BBKPM Bandung).

 

Sumber Foto: Freepik

Daftar pustaka:

Firshein, Richard N., (2010) Langkah Revolusioner Sembuh dari Asma / Mizan MediaUtama/ Bandung.

Pittara. (10 Januari 2022). Citing internet sources URL https://www.alodokter.com/asma. [diakses pada tanggal 17 mei 2022 pukul 11.30]

Sartika, Resa Eka Ayu. (5 Mei 2021). Citing internet sources URL  https://health.kompas.com/read/2021/05/05/200000968/asma--gejala-pemicu-faktor-risiko-dan-perawatan. [diakses pada tanggal 17 mei 2022 pukul 12.30]