Kamis, 04 Agustus 2022 08:14 WIB

Mengenal Vitamin D dan Hubungannya Dengan Kejadian DMT2 - Series 01

Responsive image
1802
dr. Ida Bagus Aditya Nugraha, M.Biomed, Sp.PD - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pernahkah sobat sehat mendengar kata Vitamin? Seringkali kata vitamin identik dengan sesuatu yang dapat diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, atau suatu yang dapat menaikkan pertahanan tubuh, namun jika dipelajari lebih mendalam ternyata ada hal hal lain yang sobat sehat mesti ketahui. Vitamin secara umum merupakan suatu molekul organik yang berada di dalam tubuh, disebut molekul kareba berukuran kecil ya saat terurai, sampai tidak terlihat mata, dan bermanfaat dalam melaksanakan fungsi seperti proses metabolisme, membentuk berbagai macam zat zat aktif, dan juga sebagai kofaktor yang juga membantu agar proses proses yang rumit dan kompleks dalam tubug kita dapat berjalan. Vitamin ini ibaratnya suatu elemen yang kecil dan terkadang sering terlupa namun fungsinya yang luar biasa. Sering disebut dengan istilah mikronutrien, karena disebut mikro maka artinya tubuh biasanya dapat menghasilkan zat ini tidak dalam jumlah yang besar, dan sisanya atau sebagian kecil harus diperoleh dari makanan. Vitamin terbagi berdasarkan kelarutannya, ada beberapa vitamin yang terlarut dalam lemak sehingga disebut vitamin larut dalam lemak ( vit A, D, E, K) serta vitamin yang terlatur dalam air ( vit B, serta C).

Vitamin  D  termasuk  dalam  kelompok  secosteroid  larut  lemak  yang  berasal  dari  kolesterol. Karakteristik secosteroid adalah adanya ikatan yg rusak pada salah satu cincin steroidnya. Sampai hari ini, telah ditemukan  lebih dari 50 metabolit vitamin D dengan  aktivitas biologi yang bervariasi.  Dua jenis  utama  vitamin  D  adalah  D3  (cholecalciferol) dan  D2  (ergocalciferol),  yang  berbeda  dalam  hal struktur  dari  rantai  sampingnya.1  Karakteristik  vitamin  D  adalah  aktivitas  hormonalnya.  Metabolit aktifnya disintesis di ginjal dan hati dan ditransportasikan melalui darah ke target organ dan jaringan, seperti epitel intestinal dan tulang.2,3  Penemuan aktivitas pleiotropik vitamin D pada sebagian besar sel dan jaringan tubuh dimulai dari  survey  epidemiologi  yang  menemukan  bahwa  terdapat  hubungan  antara  kadar  vitamin  D  yang rendah  dengan  peningkatan  risiko  berbagai  macam  penyakit  seperti  penyakit  autoimun  dan  jantung pembuluh darah, kanker, diabetes dan juga penyakit infeksi. Walaupun vitamin D diketahui berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan juga berbagai macam fungsi fisiologi, banyak klinisi ragu untuk  menerapi  defisiensi  atau  insufisiensi  vitamin  D  karena  adanya  risiko  peningkatan  ekskresi kalsium urine. Hipervitaminosis D sudah dikenal sebagai penyebab hiperkalsemia dan hiperkalsiuria.

Lebih lanjut akan kita bahas lebih teliti mengenai peranan vitamin D dan apa saja kaitannya dengan kejadian DMT2 pada Series Pembahasan berikutnya.

Selamat membaca dan menyaksikan informasi pada Sehat Pedia. Salam Sehat-Sehat Indonesia, terima kasih atas perhatiannya.

 

 

 

 

 

Referensi :

Giustina A, Adler R, Binkley N, et al. Consensus statement from 2nd International Conference on Controversies in Vitamin D. Reviews in Endocrine and Metabolic Disorders. 2020:1-28.

Murdaca G, Tonacci A, Negrini S, et al. Emerging role of vitamin D in autoimmune diseases: An update on evidence and therapeutic implications. Autoimmun Rev2019;18:102350. doi:10.1016/j.autrev.2019.102350 pmid:31323357

An Overview: VITAMIN D. Available from: https://www.researchgate.net/publication/319997190_An_Overview_VITAMIN_D [accessed Feb 11 2022].

Yamamoto E, Jørgensen TN. Immunological effects of vitamin D and their relations to autoimmunity. J Autoimmun2019;100:7-16. doi:10.1016/j.jaut.2019.03.002 pmid:30853311