Pernahkah sobat sehat mendengar kata Vitamin? Seringkali kata vitamin identik dengan sesuatu yang dapat diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, atau suatu yang dapat menaikkan pertahanan tubuh, namun jika dipelajari lebih mendalam ternyata ada hal hal lain yang sobat sehat mesti ketahui. Vitamin secara umum merupakan suatu molekul organik yang berada di dalam tubuh, disebut molekul kareba berukuran kecil ya saat terurai, sampai tidak terlihat mata, dan bermanfaat dalam melaksanakan fungsi seperti proses metabolisme, membentuk berbagai macam zat zat aktif, dan juga sebagai kofaktor yang juga membantu agar proses proses yang rumit dan kompleks dalam tubug kita dapat berjalan. Vitamin ini ibaratnya suatu elemen yang kecil dan terkadang sering terlupa namun fungsinya yang luar biasa. Sering disebut dengan istilah mikronutrien, karena disebut mikro maka artinya tubuh biasanya dapat menghasilkan zat ini tidak dalam jumlah yang besar, dan sisanya atau sebagian kecil harus diperoleh dari makanan. Vitamin terbagi berdasarkan kelarutannya, ada beberapa vitamin yang terlarut dalam lemak sehingga disebut vitamin larut dalam lemak ( vit A, D, E, K) serta vitamin yang terlatur dalam air ( vit B, serta C).
Vitamin D termasuk dalam kelompok secosteroid larut lemak yang berasal dari kolesterol. Karakteristik secosteroid adalah adanya ikatan yg rusak pada salah satu cincin steroidnya. Sampai hari ini, telah ditemukan lebih dari 50 metabolit vitamin D dengan aktivitas biologi yang bervariasi. Dua jenis utama vitamin D adalah D3 (cholecalciferol) dan D2 (ergocalciferol), yang berbeda dalam hal struktur dari rantai sampingnya.1 Karakteristik vitamin D adalah aktivitas hormonalnya. Metabolit aktifnya disintesis di ginjal dan hati dan ditransportasikan melalui darah ke target organ dan jaringan, seperti epitel intestinal dan tulang.2,3 Penemuan aktivitas pleiotropik vitamin D pada sebagian besar sel dan jaringan tubuh dimulai dari survey epidemiologi yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan peningkatan risiko berbagai macam penyakit seperti penyakit autoimun dan jantung pembuluh darah, kanker, diabetes dan juga penyakit infeksi. Walaupun vitamin D diketahui berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan juga berbagai macam fungsi fisiologi, banyak klinisi ragu untuk menerapi defisiensi atau insufisiensi vitamin D karena adanya risiko peningkatan ekskresi kalsium urine. Hipervitaminosis D sudah dikenal sebagai penyebab hiperkalsemia dan hiperkalsiuria.
Lebih lanjut akan kita bahas lebih teliti mengenai peranan vitamin D dan apa saja kaitannya dengan kejadian DMT2 pada Series Pembahasan berikutnya.
Selamat membaca dan menyaksikan informasi pada Sehat Pedia. Salam Sehat-Sehat Indonesia, terima kasih atas perhatiannya.
Referensi :
Giustina A, Adler R, Binkley N, et al. Consensus statement from 2nd International Conference on Controversies in Vitamin D. Reviews in Endocrine and Metabolic Disorders. 2020:1-28.
Murdaca G, Tonacci A, Negrini S, et al. Emerging role of vitamin D in autoimmune diseases: An update on evidence and therapeutic implications. Autoimmun Rev2019;18:102350. doi:10.1016/j.autrev.2019.102350 pmid:31323357
An Overview: VITAMIN D. Available from: https://www.researchgate.net/publication/319997190_An_Overview_VITAMIN_D [accessed Feb 11 2022].
Yamamoto E, Jørgensen TN. Immunological effects of vitamin D and their relations to autoimmunity. J Autoimmun2019;100:7-16. doi:10.1016/j.jaut.2019.03.002 pmid:30853311