Rabu, 05 Januari 2022 09:50 WIB

Jerawat Pada Remaja: Kenali Dan Atasi

Responsive image
dr. Kartika Ruchiatan, Sp.KK, M.Kes - RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
13971

Jerawat dapat timbul kapan saja pada semua rentang usia, tetapi jerawat yang terjadi di usia remaja memerlukan perhatian yang lebih khusus. Mengapa? Karena jerawat tersebut  timbul di masa seseorang sedang mulai memerhatikan penampilan dan membutuhkan rasa percaya diri dalam pergaulannya. Informasi mengenai jerawat, seringkali berupa “mitos” yang beredar di masyarakat, iklan produk yang beredar, mengikuti saran teman, majalah atau media sosial awam popular.  Seringnya beberapa informasi tidak tepat dan tidak dipahami bahwa jerawat merupakan kondisi yang dapat berlangsung jangka panjang, begitu pula untuk pengobatannya membutuhkan analisis bahkan terapi secara khusus.

Dalam usia remaja ini dikenal istilah “puber” yang berarti mulai terdapat berbagai perubahan fisik maupun psikis terkait hormon dalam proses pematangan organ reproduksi, termasuk kelenjar yang berhubungan dengan  mekanisme terbentuknya jerawat.

Jerawat dapat timbul di wajah, dada dan punggung sesuai dengan area sebaran kelenjar sebasea (minyak) penghasil sebum. Secara teori awal mula jerawat adalah akibat peningkatan produksi sebum dan tersumbat pada pori rambut menyebabkan timbulnya komedo terbuka (white heads).

Selanjutnya bila tercampur dengan oksigen lingkungan komedo dapat menjadi berwarna hitam disebut komedo tertutup (black heads). Sumbatan yang berlanjut dapat meradang dan kadang-kadang diperberat oleh infeksi bakteri sehingga timbul beruntus berisi nanah bahkan dapat terbentuk kista yang terasa nyeri.

Apa saja yang dapat mencetuskan jerawat?

Selain karena masa pubertas terkait hormon dan peningkatan fungsi kelenjar, beberapa faktor lain yang diduga berhubungan dengan timbulnya jerawat antara lain adalah genetik, stres emosional, faktor lingkungan seperti iklim, pajanan sinar matahari, gaya hidup terkait konsumsi makanan dan minuman, obat atau vitamin tertentu, penggunaan produk kosmetik tertentu, serta kebiasaan merokok. Selain itu kebiasaan memencet, menusuk atau “mengeluarkan” isi jerawat  sendiri dapat memperparah hingga membentuk parut atau bopeng.

Apakah jerawat pada remaja dapat dicegah?

Timbulnya jerawat tidak dapat dicegah sepenuhnya, terutama pengaruh genetik yang tidak dapat dikendalikan. Pada penanganan jerawat diupayakan mengurangi gejala yang ada, ‘membersihkan’ kelainan kulit, dan mengatasi aktivitas penyakit sehingga mencegah timbulnya jerawat baru, maupun jaringan parut. Sedapat mungkin dapat diatasi dampak psikis jerawat terhadap kualitas hidup pada remaja.  Keberhasilan pengobatan membutuhkan kerja sama yang baik antara dokter, orang tua dan pasien,  karena pengobatan dapat berlangsung lama. Selain itu perlu diingat bahwa pengobatan bersifat individual bagi tiap pasien.

Bagaimana upaya mengatasi jerawat pada remaja?

Berikut ini adalah anjuran umum dalam mengatasi jerawat:

  1. Membersihkan kulit dianjurkan cukup 2 kali sehari dengan sabun yang ‘lembut’ dan tidak mengandung deterjen atau mengandung scrub. Tidak dianjurkan penggunaan spons kasar atau menggosok-gosok wajah karena dapat memicu iritasi dan  kolonisasi bakteri. Mengeringkan wajah dengan cara ditepuk-tepuk dengan handuk wajah atau tisu.
  2. Pengunaan pelembap dan/atau tabir surya khusus bagi pasien berjerawat umumnya bertuliskan "noncomedogenic/non-acnegenic" atau "for acne-prone skin. Pelembap ini bermanfaat agar kulit berjerawat tidak terlalu iritasi, karena bahan aktif antijerawat umumnya bersifat mengeringkan dan mengiritasi.
  3. Produk antijerawat antara lain yang mengandung belerang (sulfur), asam salisilat atau tea tree oil dapat dibeli bebas. Namun, lebih baik dikonsultasikan dahulu berbagai produk yang diiklankan di media sebelum mencoba-coba.  
  4. Makanan atau minuman bergizi seimbang sangat dianjurkan. Mitos yang beredar di masyarakat mengenai berbagai makanan atau minuman yang diduga mencetuskan jerawat masih kontroversial. Selain itu berbagai penelitian menunjukkan makanan atau minuman tersebut sangat bersifat individual dan perlu dikonsultasikan pada dokter, agar tidak terjadi kondisi malnutrisi karena pantang makanan yang tidak tepat dan berlebihan.
  5. Menerapkan gaya hidup sehat yaitu tidur cukup, berolah raga teratur, fokus dalam kegiatan yang positif  dan menjauhi rokok atau minuman keras dalam pergaulan, akan memiliki dampak yang signifikan mengurangi jerawat.  
  6. Penanganan khusus oleh dokter, terutama pada kondisi jerawat yang meradang. Dokter akan memberikan antibiotik atau obat hormon bila diperlukan, yang membutuhkan pengawasan karena diberikan dalam jangka waktu lama. Dokter juga dapat menyarankan alternatif terapi pengelupasan kimiawi, atau modalitas lain yang sinergis untuk mempercepat penyembuhan jerawat atau mengatasi kelainan kulit akibat jerawat.

 Penutup

Jerawat pada remaja merupakan kasus kulit yang sering ditemukan. Pada penanganannya diperlukan wawancara serta pemeriksaan fisik yang teliti dan pada beberapa kondisi mungkin dokter akan memberikan pengobatan dan tindakan khusus. Selain itu baik pasien maupun orang tua pasien sebaiknya turut memahami perjalanan jerawat dapat berlangsung jangka panjang dan berbagai penyebabnya, karena mungkin dapat berkaitan dengan gaya hidup yang memerlukan modifikasi. Dalam menghadapi seorang remaja dengan jerawat, diperlukan pendekatan secara emosional dan dorongan yang positif  agar tetap dapat percaya diri dan berprestasi.