Jakarta (23/12) - Kesehatan metabolik sangat penting, karena penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes melitus dan kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, ginjal dan kematian. Penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa 1 dari 3 penduduk dewasa di Indonesia mengalami obesitas, 2 dari 5 juga kolesterolnya tinggi, dan 1 dari 9 mengalami diabetes melitus. Hal ini menjelaskan mengapa penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal terus meningkat di Indonesia. Dunia kedokteran terus melakukan penelitian dan melahirkan inovasi untuk dapat mendukung pengelolaan kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat di masa lanjut.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), memperkenalkan hasil penelitian yang menyumbang kemajuan kedokteran berupa, tes genetik pertama di Indonesia untuk Hiperkolesterolemia Familial, sebuah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar kolesterol yang tinggi dan meningkatkan angka kematian kardiovaskular. Tes genetik hiperkolesterolemia familial yang diberi nama CholestoGen”, dikembangkan oleh Clinical Research Unit (CRU) RSCM, dan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini, dapat mendeteksi mutasi genetik penyebab kolesterol LDL tinggi sehingga memungkinkan intervensi dini dan lebih tepat.
Hari ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin didampingi direksi RSCM dan para peneliti, meresmikan layanan berbasis genomik di Rumah Sakit Umum Pusat dr Cipto Mangunkusmo bertepatan dengan kegiatan bertema "Inovasi Genomik untuk Kesehatan Metabolik".
"Inovasi ini menunjukkan komitmen kami untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia melalui penelitian dan inovasi kesehatan," kata dr. Supriyanto, Direktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Sementara itu, dr. Dicky L. Tahapary, selaku kepala CRU RSCM menambahkan ”Tim CRU RSCM akan terus berinovasi untuk mengembangkan layanan-layanan baru berbasis genomik, khususnya di bidang penyakit metabolik.” ”Pengembangan panel-panel pemeriksaan genetik baru sudah disiapkan untuk sampai setidaknya lima tahun ke depan,” imbuh Dr. Selvi N. Shahab, kepala sub-bagian laboratorium genomik CRU RSCM.
Layanan ini merupakan realisasi dari komitmen RSCM dalam menjalankan arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu transformasi teknologi kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, RSCM juga memperkenalkan dua layanan genomik lainnya yakni layanan inovatif berupa tes Farmakogenetik dan Nutrigenomik.
Tes farmakogenetik yang dikerjakan di laboratorium genomik CRU RSCM ini akan membantu dokter menentukan pengobatan yang lebih tepat untuk kebutuhan pasien tersebut, baik dari sisi efektifitas pengobatan, dosis obat, maupun risiko timbulnya efek samping.
Sementara itu, tes Nutrigenomik akan membantu dokter mengatur diet yang dibutuhkan oleh pasien sehingga dapat membantu dalam pencegahan maupun pengelolaan pasien seperti obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi melalui pengaturan diet yang disesuaikan dengan profil genetik pasien. Layanan tes Nutrigenomik ini akan bekerja sama dengan Prodia yang telah mengembangkan pemeriksan genomik sejak tahun 2018.
Peluncuran layanan genomik oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, juga dilengkapi dengan sesi talk show yang menghadirkan pakar-pakar kesehatan membahas peran tes berbasis genetik dalam pengelolaan pasien dengan kelainan kardiometabolik seperti diabetes, obesitas, dan kolesterol tinggi. Melalui diskusi interaktif ini diharapkan dokter dan masyarakat dapat lebih sadar akan penting nya melakukan pemanfaatan teknologi terkini terutama di bidang genomik untuk manajemen yang lebih tepat, personal dan efisien.
”Dengan adanya pemeriksaan panel untuk Hiperkolesterolemia Familial ini maka diagnosis dan pengobatan dislipidemia atau kolesterol tinggi akan lebih akurat dan kami tidak perlu lagi mengirim sampel pasien ke laboratorium di luar negeri” kata Prof. Dr. dr. Em Yunir, SpPD-KEMD selaku Ketua Pengurus Pusat Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni).
”Deteksi dan pengobatan dini Hiperkolesterolemia Familal dapat mencegah komplikasi kardiovaskular. Selain itu, adanya tes farmakogenomik dapat membantu pemilihan obat seperti pengencer darah dan obat kolesterol untuk meminimalkan efek samping dan meningkatkan efektivitas pengobatan." tambah Dr.dr. Lusiani SpPD-KKV, Kepala Unit Pusat Jantung Terpadu RSCM.
Sementara itu dr. Fiastuti Witjaksono, MKM, MS, Sp.GK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik senior RSCM dan ahli di bidang nutrigenomik, menambahkan bahwa ”Peran pengaturan diet pada pasien-pasien dengan obesitas, diabetes, serta kolesterol tinggi sangatlah penting. Kami akan sangat terbantu merencanakan diet yang sesuai untuk pasien dengan adanya tes nutrigenomik ini.”
Dengan peluncuran tiga tes berbasis genetik ini, RSCM berharap dapat memberikan layanan kesehatan berbasis teknologi yang terbaik untuk masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. Layanan berbasis pemeriksaan genetik di RSCM akan diintegrasikan ke dalam layanan pasien RSCM melalui dibukanya Precision Medicine Clinic RSCM Kencana. Klinik ini akan didukung oleh laboratorium genomik CRU RSCM, para dokter ahli di RSCM, konselor genetik, dan profesional medis lainnya untuk memberikan layanan kedokteran presisi yang berkualitas internasional.