Senin, 18 November 2024 15:17 WIB

Kenali Efek Samping Obat TBRO: Edukasi dari RS Fatmawati

Responsive image
Promkes - RSUP Fatmawati Jakarta
4

Jakarta (15/11) - Unit Promosi Kesehatan (UPK) RS Fatmawati bekerjasama dengan Poli Paru RS Fatmawati menyelenggarakan edukasi tatap muka yang mengusung  tema “Mengenal Efek Samping Obat TBRO”. Kegiatan ini menghadirkan dr. Silmi Kaffah, Sp.P, FISR sebagai narasumber. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta mengenai efek samping obat TBRO serta pentingnya kepatuhan dalam pengobatan.

 Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh 33 peserta , yang terdiri dari pasien dan keluarga pasien yang sedang menunggu panggilan berobat jalan di ruang tunggu Poli TBRO RS Fatmawati.

Dalam kesempatan ini, narasumber menjelaskan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya TB Resisten Obat (TBRO), antara lain:

  • Faktor Tenaga Kesehatan: Diagnosis yang tidak tepat, pengobatan yang tidak sesuai panduan, serta ketidakcocokan dosis, jenis, jumlah obat, dan durasi pengobatan yang tidak memadai.
  • Faktor Pasien: Ketidakpatuhan terhadap anjuran tenaga kesehatan, tidak teratur dalam mengonsumsi obat, menghentikan pengobatan sebelum waktu yang ditentukan, serta gangguan dalam penyerapan obat.
  • Faktor Program TB: Persediaan obat anti-tuberkulosis (OAT) yang kurang dan kualitas OAT yang rendah.

Selanjutnya, narasumber menjelaskan efek samping pengobatan TBRO yang lebih banyak dibandingkan dengan OAT lini pertama. Efek samping ini dibagi menjadi tiga kategori: ringan, sedang, dan berat. Edukasi mengenai efek samping yang mungkin dialami pasien sangat penting untuk dilakukan, agar pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi potensi reaksi yang tidak diinginkan sejak dini. Beberapa efek samping yang dapat terjadi antara lain:

  • Nyeri dada, dada berdebar, sesak napas
  • Mual, muntah hebat, mata kuning, kulit kuning
  • Mata kabur, pusing, lemas, anoreksia
  • Nyeri perut, dispepsia, kesemutan, kebas, kejang
  • Gangguan perilaku, perubahan suasana hati, kecemasan berkelanjutan, halusinasi
  • Gelisah, insomnia, sering terbangun saat tidur
  • Perubahan warna kulit menjadi hitam kemerahan, ruam kemerahan dan kering, nyeri sendi.

Setelah penyampaian materi, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada narasumber. Salah satu  pertanyaan yang diajukan sebagai berikut :

Q : “Setelah menjalani rangkaian pengobatan dan dinyatakan sembuh, apakah penyakit ini bisa kambuh lagi? 

A : “Ya, penyakit masih berpotensi kambuh meskipun pasien telah dinyatakan sembuh dan hasil dahak menunjukkan negatif. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining terhadap kontak erat, memantau kondisi lingkungan, serta memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memicu kekambuhan.”

Semoga setelah mengikuti edukasi mengenai efek samping obat TBRO, pasien dan keluarga dapat semakin memahami pentingnya kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Dengan demikian, mereka mampu mengenali potensi efek samping yang mungkin terjadi, memahami gejala-gejala yang muncul secara cepat, serta mengambil tindakan yang tepat jika terjadi reaksi yang tidak diinginkan.