Selasa, 02 Agustus 2022 14:49 WIB

Gizi Terbaik untuk Perkembangan Otak

Responsive image
1023
Instalasi Gizi - RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Perkembangan otak manusia dimulai sejak ia masihnberupa janin di dalam kandungan. Oleh karena itu para ibu hamil dituntut untuk senantiasa menciptakaan status gizi yang baik dan perawatan yang memadai, agar bayi yang kelak dilahirkan mengalami proses tumbuh kembang yang optimum. Keadaan gizi ibu-ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan bayi yang akan dilahirkan. Ibu-ibu hamil adalah salah satu kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah-masalah gizi, terutama masalah kekurangan energi dan protein (KEP). Bayi yang dilahirkan oleh para ibu dengan kondisi KEP akan mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2,5 kg.

Kondisi BBLR akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan anak selanjutnya. Selain kekurangan gizi, bayi yang baru lahir tersebut juga akan mengalami kemunduran perkembangan otak. Hal ini akan berakibat terjadinya penurunan kemampuan belajar dan kemampuan akademik pada usia yang lebih lanjut. Selain itu, bayi BBLR mempunyai kemungkinan meninggal sebelum usia satu tahun, 17 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dengan berat badan normal. Ibu-ibu hamil yang cukup gizi akan mengalami pertambahan berat badan rata-rata sebesar 12,5 kg selama 9 bulan kehamilannya dan akan melahirkan bayi dengan berat badan rata-rata 3,3 kg. Untuk mencapai kondisi tersebut , ibu hamil harus cukup mengkonsumsi bahan-bahan makanan sumber energi, protein, vitamin, dan mineral .

Rata-rata tambahan energi yang diperlukan selama masa kehamilan, adalah 80.000 kkal. Jumlah tersebut terbagi atas 150 kkal per hari selama trimester (tiga bulan) pertama, 350 kkal per hari selama trimester kedua dan ketiga masa kehamilan.

Selain itu diperlukan juga tambahan vitamin dan mineral yang dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Kondisi KEP pada ibu-ibu hamil, sudah barang tentu akan berpengaruh besar terhadap anatomi otak bayi yang kelak dilahirkan. Yaitu menyangkut berat otak, jumlah otak sangat berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan anak di kemudian hari. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah konsumsi asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang (PUFA). Termasuk ke dalam kelompok PUFA adalah asam lemak Omega-3 dan asam lemak . Asam lemak Omega-3 yang umumnya terdapat pada lemak ikan laut, terdiri dari asam lemak linolenat, asam eikosapentanoat.

Asam lemak omega-3, khususnya DHA,telah diketahui sangat besar peranannya dalam perkembangan otak. Sehingga keberadaannya sangat diperlukan pada masa pertumbuhan otak seseorang, yaitu sejak  masa janin hingga usia 2 tahun setelah kelahiran. selain diperoleh dari ikan dan minyak ikan laut, saat ini beberapa industri pangan telah melakukan penambahan asam lemak DHA ke dalam susu untuk ibu hamil, maupun susu formula bayi.

 

Referensi :

Minyata, Siti Misaroh Ibrahim , Nutrisi Janin dan Ibu Hamil,2015