Rabu, 24 April 2024 11:14 WIB

Mengenal Low Back Pain (LBP)

Responsive image
467
Yuli Wahyu Utami, Ners - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Low back pain (LBP) merupakan nyeri yang lokasinya antara batas tulang rusuk bawah dan pinggang yang berlangsung lebih dari satu hari. Low back pain (LBP) merupakan keluhan muskuloskeletal yang sering terpapar beban berat jika dibiarkan berlanjut dapat mengakibatkan kelainan yang menetap pada otot dan juga kerangka tubuh. Keluhan pada punggung atau keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan pada otot dan juga kerangka tubuh. Otot yang menerima beban statis secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama dapat  menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Penyebabnya bervariasi antara lain degenerasi, inflamasi, infeksi, metabolism, neoplasma, trauma, kongenital, muskuloskeletal, viserogenik, vaskuler dan psikogenik serta paska operasi. Low back pain kondisi saat muncul rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman pada punggung bagian bawah mulai dari bawah kosta sampai lipatan bawah bokong tapi tanpa nyeri menjalar ke kaki. Jika tidak ditangani dengan benar maka nyeri punggung bawah dapat menurunkan mobilitas lumbal sehingga akan terjadi keterbatasan gerak dan mengganggu aktifitas.

Penyebab

1.      Tumor atau infeksi di sekitar tulang belakang.

2.      Gangguan organ dalam : batu atau infeksi ginjal, miom, endometriosis dan lain- lain.

3.      Kelainan bentuk tulang rangka, misalnya Skoliosis, Lordosis, Kifosis, dan kelainan bentuk tulang belakang lainnya.

4.      Cedera kecelakaan

5.      Masalah pada saraf, seperti Herniated Nucleus Pulposus (HNP) atau “syaraf terjepit”.

Gejala

1.      Rasa nyeri yang menusuk pada bagian punggung bawah dan bisa jadi menjalar ke bokong, paha, maupun betis.

2.      Kesulitan untuk berdiri tegak atau berjalan.

3.      Kejang otot, terutama pada bagian punggung bawah.

4.      Rasa nyeri timbul saat dalam postur tubuh tertentu seperti sedang membungkuk.

Faktor Risiko

1.      Faktor umur, mempengaruhi elastisitas pada tulang dan saraf.

2.      Jenis kelamin, lebih banyak perempuan, karena kemampuan otot wanita lebih rendah dibandingkan pria.

3.      Indeks Massa Tubuh (IMT), memiliki berat badan yang berlebih maka tulang belakang akan menjadi tertekan dalam menerima beban.

4.      Lama kerja, posisi kerja, beban kerja, Semakin lama, dan posisi badan yang janggal/ tidak ergonomis, ditambah beban yang berat menimbulkan manifestasi klinis.

5.      Repitisi, frekuensi gerakan yang sering dilakukan akan mendorong terjadinya ketegangan otot tendon.

6.      Kebiasaan olahraga, kurangnya aktivitas fisik dapat menurunkan suplai oksigen ke dalam otot sehingga dapat menyebabkan kelelahan otot.

Komplikasi

1.      Perubahan dalam gaya berjalan, (berjalan terasa kaku, tidak bisa memutar punggung. pincang).

2.      Persyarafan

a.      Dapat menyebabkan kelainan pada system saraf tubuh dan cenderung bagian punggung hingga area bawah.

b.      BAB dan BAK menjadi tidak terkontrol.

3.      Nyeri, (nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan, nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki. Nyeri panas pada paha area betis dan lain- lain).

Pemeriksaan penunjang

1.      Neurofisiologik

Electromyography (EMG), tes ini dapat membantu mendeteksi adanya gangguan pada saraf, otot, atau masalah dengan sinyal yang dikirimkan saraf ke otot- otot. Namun tidak dianjurkan untuk pasien gengan Radikulopati/ syaraf terjepit.

2.       Radiologik

a.      Foto polos / X-ray / Rontgen, direkomendasikan untuk mencari adanya kelainan tulang.

b.      Mielografi, Mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI), diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan.

3.      Laboratorium

a.      Darah : Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-Reactif Protein (CRP), faktor rematoid, Fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi).

b.      Urine : memiliki kegunaan untuk penyakit non spesifik menyerupai infeksi, Hematuri.

Penanganan

1.      Mandiri, dengan istirahatkan tubuh, lakukan kompres dingin, lalu balut dengan perban elastis diarea cedera, mengangkat bagian yang cedera dapat membantu untuk mengurangi pembengkakan dengan bantuan gravitasi.

2.      Obat-obatan, Beberapa jenis obat pereda nyeri dapat membantu mengatasi low back pain dan kekakuan otot.

3.      Operasi, operasi akan dilakukan oleh dokter apabila low back pain disebabkan oleh kelainan struktur tulang belakang dan tidak membaik setelah melalui pengobatan lain.

4.      Lain-lain, dapat dilakukan dengan melakukan yoga, pilates dan sebagainya.

Pencegahan

1.      Latihan fisik

2.      Posisi duduk dan berdiri tegap.

3.      Pola makan sehat.

5.      Tidak merokok

 

Referensi :

Rizkillah Bahari Irwan. 2019. Tingkat Nyeri Low Back Pain pada Kuli Panggul di Perum Bulog Buduran. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.

Amin Annisa Nurul, dkk. 2023. Hubungan Lama dan Posisi Duduk dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 2023. Fakumi Medical Journal : Jurnal Mahasiswa Kedokteran Volume 3 Nomer 4.