Selasa, 02 Agustus 2022 12:32 WIB

“Transplantasi Ginjal”, Harapan Baru Bagi Pasien Gagal Ginjal

Responsive image
11355
Eryan Dwi Warsono. SST.,Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Pendahuluan

Pada tahun 2015 di Indonesia terdapat 21.050 kasus baru dari gagal ginjal dengan 89% di antaranya dikategorikan dalam stadium akhir. Dengan meningkatnya kasus penyakit ginjal tersebut maka meningkat juga pasien yang mendapatkan terapi pengganti ginjal dengan hemodialisis, Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau dengan transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal merupakan pilihan terapi pengganti ginjal yang pada awalnya dipelopori oleh Almarhum Prof. Sidabutar pada tahun 1977 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Perkembangannya hingga saat ini ada beberapa rumah sakit yang mampu melakukan transplantasi ginjal, salah satunya adalah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Transplantasi ginjal sejak pertama hingga tahun 2017 hanya mencakup <3% dari penanganan pasien dengan gagal ginjal kronik tahap akhir. Sedangkan perkembangan transplantasi ginjal di Indonesia terbilang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika serikat yang melakukan cangkok ginjal lebih dari 190.000 pada tahun 2013 (United States Renal Data System (USRDS, 2015) yang disitasi Dewi (2018). Adanya perkembangan teknologi kedokteran salah satunya adalah perkembangan tranplantasi ginjal ini diharapkan membawa harapan baru bagi pasien yang memiliki pilihan terapi pengganti ginjal. Masyarakat berharap agar tranplantasi ginjal ini menjadi solusi terapi terbaik bagi pasien penderita gagal ginjal terminal.

Perkembangan transplantasi ginjal di RSUP Dr Sarjito Yogyakarta di awali pada tahun 1991 dan hingga tahun 2020 sudah tercatat 70 kasus tindakan transplantasi ginjal di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan tim yang solid yang terdiri dari beberapa dokter spesialis diantaranya penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, dokter bedah urologi, dokter anestesi, dokter radiologi, dokter patologi klinik, dokter patologi anatomi dan berkolaborasi dengan ahli dari bidang lain untuk menangani kondisi tertentu dari donor maupun resipien (penerima ginjal). Selain dukungan tim yang solid, layanan transplantasi ginjal juga tidak terlepas dari dukungan fasilitas yang memadai, sistem jaminan kesehatan dan untuk hasil yang optimal sistem pelayanannya dilakukan secara komprehensif dan terpadu.

Transplantasi Ginjal Yang Perlu untuk Diketahui

Pengertian transplantasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemindahan jaringan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dan atau pencangkokan. Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal merupakan prosedur bedah untuk mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang dicangkokkan dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. Ginjal manusia merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh  yang memiliki fungsi untuk menyaring dan membuang zat sisa, cairan, mineral dan racun yang ada di dalam tubuh melalui urine. Jika fungsi ginjal mengalami penurunan fungsi maka racun tubuh akan menumpuk dalam tubuh. 

Mengapa Transplantasi Ginjal Diperlukan?

Tranplantasi ginjal merupakan satu dari terapi dengan tujuan mengembalikan atau membantu meningkatkan fungsi ginjal pasien yang memiliki kegagalan fungsi ginjal. Kegagalan fungsi ginjal terjadi jika sudah kehilangan 90% dari fungsi ginjal secara normalnya atau fungsi ginjal pasien gagal ginjal tinggal memiliki kurang dari 15% dari kinerjanya. Untuk itu transplantasi ginjal salah satu yang diperlukan untuk membantu pasien gagal ginjal memiliki kemampuan fungsi ginjal yang lebih baik. 

Apakah Ada Indikasi Untuk Transplantasi Ginjal?            

Transplantasi ginjal dapat dilakukan pada pasien yang terdiagnosis menderita gagal ginjal kronis stadium akhir, yaitu suatu kondisi dimana ketika terjadi fungsi ginjal sudah sangat menurun sekali yang memberikan dampak pada penumpukkan racun di dalam tubuh. Akibat penumpukan racun dari sisa metabolisme tubuh tersebut jika berkelanjutan tidak diatasi akan berdampak atau memperburuk kesehatan pasien. Sebelum menjalani transplantasi ginjal, dokter akan melakukan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien mengenai riwayat penyakit yang pernah diderita, obat-obatan yang digunakan, serta riwayat alergi terhadap obat bius dan obat imunosupresan.

Yang Tidak Bisa Menjalani Transplantasi Ginjal

Untuk transplantasi ginjal, ada beberapa yang secara medis dinyatakan tidak bisa menjalani transplantasi ginjal karena memiliki risiko yang lebih jika dibandingkan dengan terapi pengganti ginjal yang lain, misalnya dengan hemodialisis. Kondisi yang berisiko lebih tersebut diantaranya adalah usia lanjut, penyakit jantung berat, demensia atau gangguan jiwa yang tidak tertangani dengan baik, kebiasaan konsumsi obat-obatan atau alkohol, penderita kanker aktif dan faktor-faktor lain yang terkait dan dapat mempengaruhi prosedur dan penggunaan obat-obatan paska operasi atau tranplantasi. 

Persiapan Apa Yang Dibutuhkan Pada Tranplantasi Ginjal

Sebelum dilakukan transplantasi ginjal, maka persiapan yang matang dan tepat sangat diperlukan untuk mencapai tingkat keberhasilan tranplantasi ginjal itu sendiri. Persiapan yang diperlukan antara lain pemeriksaan umum yang dimulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan atau tes darah, pemeriksaan Rontgen, CT scan, atau MRI, hingga pemeriksaan psikologi untuk memastikan kesiapan fisik dan mental pasien. Pada umumnya pemeriksaan pada tahap ini memerlukan waktu beberapa hari. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan adalah tes untuk menilai dan memastikan kecocokan dengan ginjal donor hal ini bertujuan untuk mengetahui potensi penolakan tubuh terhadap organ baru yang ditransplantasikan.

Pemeriksaan tersebut diantaranya adalah:

1.     Tes Golongan darah antara pasien dan pendonor

        Tujuan pada pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah golongan darah pasien dan                  pendonor cocok.

2.     Tes kecocokan jaringan antara donor dan pasien penerima

        Apabila ada kecocokan pada golongan darah antara pendonor dan penerima selanjutnya dapat          dilakukan cek jaringan yang namanya pemeriksaan Human Leukocyte Antigen (HLA), untuk                mengetahui kecocokan jaringan pendonor dan pasien.

3.     Tes kecocokan darah (crossmatch)

        Ini merupakan pemeriksaan sampel darah donor dan sampel darah pasien yang akan                          mendapatkan transplantasi. Kedua sampel darah diambil kemudian dilakukan pencampuran                kedua darah tersebut (crossmatch). Pemeriksaan di Laboratorium tersebut dilakukan untuk                  mengetahui ada atau tidaknya reaksi. Jika tidak terdapat reaksi, darah pendonor dan pasien               dianggap cocok dan risiko penolakan organ oleh tubuh rendah.

Beberapa Prasyarat Medis Yang Harus Terpenuhi Bagi Donor Ginjal

Untuk menjadi pemberi donor ginjal ada kriteria yang harus terpenuhi, antara lain :

1.    Donor harus memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik

2.    Memiliki kesamaan golongan darah dengan penerima

3.    Donor tidak sedang menderita penyakit ginjal, misalnya batu ginjal atau gagal ginjal

4.    Donor tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS), tidak sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker, gangguan pembekuan darah, penyakit paru, diabetes, gangguan elektrolit, dan gangguan pembekuan darah, tidak merokok, tidak menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol dan sebaiknya memiliki berat badan yang ideal (indeks massa tubuh kurang dari 23)

Anjuran Yang Diberikan Pada Pasien Yang Akan Menerima Donor Ginjal

Ada beberapa anjuran yang dapat diberikan pada pasien penerima donor dan pendonor sebelum dilakukan transplantasi ginjal. Adapun yang dapat diberikan kepada mereka adalah edukasi yang meliputi antara lain agar pendonor dan penerima organ ginjal untuk menjalani diet yang telah disesuaikan dengan kondisi kesehatan, untuk tidak merokok, tidak minum alkohol, untuk melakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuannya dan dianjurkan untuk mengkonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter serta selalu berkonsultasi dengan dokter secara rutin.

Jenis Transplantasi Ginjal Yang Perlu Kita Ketahui

Transplantasi yang dapat kita ketahui ada dua jenis dengan berdasarkan dari pendonor, yaitu: living donor kidney transplant atau yang sering disebut dengan donor hidup dan deceased donor kidney transplant atau yang sering disebut dengan donor orang yang sudah meninggal (cadaver donor). Lebih lanjut untuk donor hidup lebih disarankan donor dari anggota keluarga, hal tersebut lebih disarankan  karena risiko penolakannya lebih kecil di samping lebih lama waktu untuk mendapatkan donor dari orang yang meninggal untuk mendonorkan ginjalnya.

Sedangkan untuk di Indonesia transplantasi ginjal masih mengacu pada transplantasi dengan donor hidup. Donor ginjal dapat dikategorikan juga sebagai donor yang memiliki hubungan keluarga (related) ataupun tidak (emotionally-related). Donor ginjal hidup bisa didapat dari mereka yang mempunyai hubungan keluarga dengan pasien (related donor) atau mereka yang tidak mempunyai hubungan keluarga namun memiliki keterikatan emosional (emotionally-related) dengan pasien yang dapat berupa pasangan, teman, saudara ipar, orangtua/anak/saudara angkat dan lain sebagainya.

Diet Untuk Pasien Paska Transplantasi Ginjal

Pada pasien yang sudah menjalani proses transplantasi ginjal agar ginjal baru tetap dalam kondisi baik dan sehat maka diet yang tepat  sangat diperlukan. Untuk itu sangat penting adanya pengaturan diet agar pasien terhindar dari obesitas, diabetes, atau jenis penyakit yang melibatkan pembuluh darah, seperti dislipidemia. Pada pasien yang melakukan transplantasi ginjal, pasien harus memperbanyak konsumsi buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan membatasi asupan lemak, gula dan garam serta menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum-minuman alkohol. 

Apakah Ada Kontraindikasi  Pada Transplantasi Ginjal?

Menurut Abramyan dan Hanlon (2021), transplantasi ginjal memiliki kontra indikasi absolut dan kontraindikasi relatif. Kontraindikasi absolut yaitu adanya ketidakmampuan untuk mentolerir operasi karena penyakit jantung atau paru yang yang berat, memiliki keganasan aktif, adanya infeksi aktif, penyalahgunaan obat aktif, dan penyakit kejiwaan yang tidak terkontrol. Sedangkan kontra indikasi relatif lebih bervariasi dan memiliki kemungkinan yang berbeda tergantung wilayah geografis atau tempat intitusi rumah sakit. Obesitas dengan indeks massa tubuh yang direkomendasikan (BMI) kurang dari 40 kg/m2, riwayat dengan jadwal dialisis yang tidak patuh atau rejimen pengobatan, kelemahan, masalah kejiwaan dan harapan hidup terbatas. 

Apakah Ada Komplikasi Transplantasi Ginjal Yang Bisa Terjadi?

Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat menjalani transplantasi ginjal antara lain penolakan tubuh terhadap ginjal yang baru, sehingga ginjal mengalami kegagalan fungsinya, dapat terjadi infeksi, adanya penggumpalan darah efek dari operasi, perdarahan paska operasi, saluran yang dilalui urine dari ginjal baru ke kandung kemih bocor atau terhambat, stroke dan dapat terjadi komplikasi adanya serangan jantung. Lebih lanjut komplikasi yang dapat terjadi, antara lain:

1.    Perdarahan

Jika terjadi komplikasi perdarahan akan sering mengeluh nyeri pinggang akut yang baru timbul, dan mungkin ada massa atau tonjolan yang teraba di perut bagian bawah samping tempat ginjal ditransplantasikan. Fenomena ini dapat bermanifestasi pada periode awal pasca operasi dengan hematuria onset baru, oliguria/anuria onset mendadak.

2.    Trombosis

Adanya trombosis merupakan fenomena yang dapat bermanifestasi pada periode awal pasca operasi dengan adanya hematuria onset baru, oliguria/anuria onset mendadak.

3.    Infeksi

Infeksi sering terjadi karena pasien diberikan imunosupresi segera setelah operasi. Efek dari pemberian imunosupresan dapat menekan kekebalan pasien dalam 3-6 bulan pertama pasca operasi.

4.    Stenosis Arteri

Komplikasi stenosis arteri ini akibat komplikasi lanjut dan sering tanpa gejala. Komplikasi ini sering diketemukan dari pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan karena adanya fungsi cangkok yang berkurang dengan adanya peningkatan kreatinin serum.

5.    Efek dari penggunaan obat-obatan imunosupresan paska tranplantasi ginjal

Pada pasien yang sudah dilakukan tranplantasi ginjal pasien oleh dokter akan mendapatkan obat-obat imunosupresan. Pengobatan dengan obat-obat imunosupresan dapat menimbulkan komplikasi seperti timbulnya jerawat, penambahan atau kenaikan berat badan, pengeroposan tulang (osteoporosis), diabetes, hipertensi, kadar kolesterol darah tinggi, tremor dan pasien mudah terkena penyakit infeksi.

Harapan Baru Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Ginjal Baru Yang Telah Ditransplantasikan

Pasien yang telah mendapatkan transplantasi ginjal akan beradaptasi dengan sesuatu yang baru yaitu kehidupan sehari-hari dengan organ ginjal yang berasal dari luar tubuhnya, baik itu ginjal dari orangtuanya, saudaranya atau bahkan dari pendonor orang lain. Untuk itu perlu adanya pendampingan psikologi yang dapat menolong kesiapan pasien dalam menghadapi situasi baru tersebut.

Perubahan yang dialami pada pasien membutuhkan kesiapan secara psikologis dan perubahan hidup yang membutuhkan perilaku untuk patuh pada proses pengobatan lanjutan paska transplantasi ginjal seperti kontrol ke dokter secara rutin, minum obat anti supresan secara teratur sesuai anjuran dokter ahli ginjal, mencegah trauma ginjal dan lainnya.    

Kesimpulan

Perkembangan teknologi transplantasi ginjal membawa harapan kehidupan yang lebih baik pada pasien dengan gagal ginjal kronik. Perkembangan tingkat keberhasilan transplantasi ginjal di Indonesia telah mendorong peningkatan pasien untuk melakukan terapi pengganti ginjal dengan transplantasi ginjal sebagai pilihan. Tranplantasi ginjal sebagai terapi pengganti ginjal juga memiliki beberapa komplikasi yang memungkinkan terjadi, meskipun demikian perkembangan tranplantasi ginjal di Indonesia mengalami perkembangan yang lebih baik.

Referensi:

1.    Dewi, M. 2018. Kebijakan Transplantasi Ginjal Di Indonesia Renal Transplant Policy in                         Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 21 No. 1 Januari 2018: 32–40. 

2.    Abramyan, S dan Hanlon, M. (2021). Kidney Transplantation. NCBI, Stat Pearls Publishing LLC.         USA. Di akses dari

       https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567755/ pada tanggal 20 september 2021 pukul 16.56.

3.    Susilowati, dkk. 2019. Kesintasan Transplantasi Ginjal Berdasarkan Hubungan Keluarga antara           Resipien dan Donor di RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2010-2015. Jurnal Penyakit Dalam           Indonesia, Vol. 6, No. 2, Juni 2019.