Selasa, 02 Agustus 2022 08:38 WIB

Mengapa Harus Mengenal Hypotiroid? Khusus bagi Wanita Hamil, Sebuah Sharing dan Perspektif dari Bagian Endokrin

Responsive image
656
Ida Bagus Aditya Nugraha, Wira Gotera - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Hipotiroidisme pada kehamilan menimbulkan efek yang besar bagi luaran ibu dan janin sehingga memerlukan deteksi dini, pengobatan yang tepat dan pemantauan yang memadai agar lebih mudah dalam penanganannya dan efek merugikan yang dapat ditimbulkan baik pada ibu juga janin dapat dikurangi.

Hipotiroidisme subklinis dan antibodi antitiroid yang positif ditemukan dalam jumlah yang cukup besar pada wanita hamil. Skrining pada populasi masih kontroversi namun pedoman-pedoman terbaru merekomendasikan pemeriksaan TSH, FT4 dan TPOAb pada awal gestasi untuk menegakkan diagnosis. Perlu diingat adanya perubahan fungsi tiroid dan perubahan fisiologis lainnya pada kehamilan normal sebelum menentukan kondisi ibu hamil yang patologis. Pengukuran TSH dianjurkan pada wanita dengan faktor risiko gangguan fungsi tiroid antara lain riwayat hipotiroid, post partum tiroiditis, lobektomi tiroid, riwayat keluarga dengan penyakit tiroid, wanita dengan goiter, memiliki antibodi tiroid, terdapat tanda dan gejala yang mengarah pada kekurangan dan kelebihan hormon tiroid, Diabetes melitus tipe I, penyakit autoimun lain, infertilitas, riwayat radiasi pada kepala dan leher, riwayat keguguran atau melahirkan prematur.

Levotiroksin adalah terapi pilihan jika status nutrisi iodin tidak adekuat. Wanita hamil hipotiroid memerlukan dosis tiroksin lebih besar, dan wanita yang sudah menerima terapi tiroksin sebelum hamil memerlukan peningkatan dosis harian, biasanya 30-50% di atas dosis sebelum konsepsi. Pengobatan sebaiknya dimulai dengan dosis 100-150 mikrogram per hari atau 1,7-2,0 mikrogram per kg berat badan saat tidak hamil, dengan peningkatan dosis hingga 2,0-2,4 mikrogram per kg berat badan saat hamil. Kadar serum fT4 dan TSH sebaiknya diukur 1 bulan setelah mulai terapi. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan kadar fT4 dan TSH normal tinggi selama kehamilan. Diharapkan dengan pengenalan lebib awal mengenai hipotiroidisme pada kehamilan akan membuat kita menjadi lebih aware dan kepada para sobat sehat lebih waspada dan segera berkonsultasi ke dokter ya. Salam Sehat.

 

 

 

Referensi :

Green AS, Abalovich M, Alexander E, Azizi F, Mestman J, Negro R, Nixon A, Pearce EN, Soldin OP, Sullivan S, Wiersinga W. Guidelinesof the American Thyroid Association for the diagnosis and management of thyroid Disease during pregnancy and post partum.Thyroid. 2017;3:315-343

Abalovich M, Amino N, Barbour LA, Cobin RH, De Groot LJ, Glinoer D, Mandel SJ, Stagnaro-Green A. Management of thyroid dysfunction during pregnancy and postpartum: an Endocrine Society Clinical Practice Guideline. J Clin Endocrinol Metab. 2007; 8:1–47.

Gharib H, Cobin RH, Dickey RA. Subclinical hypothyroidism during pregnancy: position statement from the American Association of Clinical Endocrinologists. Endocr Pract.1999;5:367–368.

Donny L, Chang F, Pearce EN. Screening for maternal thyroid dysfunction in pregnancy : a review of the clinical evidence and current guidlines. Journal of Thyroid Research.2013;1:1-8

Sahay RK, Nagesh VS. Hypothyroidisme in pregnancy.Indian Journal of Endocrinology and Metabolism.2012;16:364-370