Selasa, 02 Agustus 2022 08:23 WIB

Peranan Pengaturan Nutrisi pada Pasien dengan Diabetes Melitus - Pengenalan Pemahaman Kepada Masyarakat

Responsive image
6739
Ida Bagus Aditya Nugraha, Wira Gotera - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pada dekade terakhir, pertumbuhan ilmu pengetahuan yang pesat mampu menjelaskan peranan diet dalam mencegah dan mengontrol morbiditas dan mortalitas penyakit. Nutrisi mulai menjadi faktor yang dapat dimodifikasi pada individu yang sakit, dengan disertai bukti-bukti kuat bahwa alterasi pada diet memiliki efek yang besar baik yang positif maupun negatif pada kesehatan sepanjang hidupnya. Paling penting, pengaturan diet tidak hanya mempengaruhi kesehatan saat ini tapi mungkin mempengaruhi apakah individu tersebut akan mempunyai penyakit seperti karsinoma, penyakit kardiovaskular, dan diabetes suatu saat nanti. Tapi kenyataannya hal ini sering tidak dijalankan pada kebijakan dan pada praktek klinisnya. Di banyak negara berkembang, kebijakan nutrisi hanya terfokus bagi individu yang mengalami kurang nutrisi, Nutrisi klinik dalam bidang penyakit dalam adalah nutrisi untuk orang sakit khususnya dalam bidang penyakit yang berkaitan dengan proses penyembuhan lebih tegasnya nutrisi berperan sebagai dasar dari proses penyembuhan. Khususnya pada pasien pasien dengan penyakit kronik misal Diabetes Mellitus tipe 2 (DMT2) memiliki keterkaitan yang erat.

Pada pasien dengan penyakit diabetes mellitus/ kencing manis,   mengakibatkan  kerusakan endotel di pembuluh darah, gangguan fungsi trombosit, gangguan sistem pembekuan darah dan gangguan pada otot polos membran basalis pembuluh darah, sebagai penyebab terjadinya gangguan makrovaskular, yang tanpa kita sadari juga berawal dari tingginya kadar gula dalam darah.

Nutrisi adalah substansi yang tidak disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang cukup dan karena oleh sebab itu harus disuplai oleh makanan dari luar. Kebutuhan nutrisi untuk orang sehat sudah ditentukan berdasarkan bukti eksperimen. Untuk tubuh yang sehat kita membutuhkan  nutrisi yang dapat menghasilkan energy (protein, lemak, dan karbohidrat), vitamin, mineral, dan air. Kebutuhan nutrisi spesifik termasuk 9 asam amino esensial, beberapa asam lemak, 4 vitamin larut lemak, 10 vitamin vitamin larut air, dan kolin. Beberapa substansi inorganic, termasuk 4 mineral, 7 mineral dalam jumlah kecil, 3 elektrolit, elemen ultratrace harus ditambahkan dalam diet(2).

Jumlah dari nutrisi esensial yang dibutuhkan berbeda antar tiap individu tergantung dari umur dan keadaan fisiologis. Normalnya nutrisi esensial tidak dibutuhkan pada diet tapi harus disuplai dalam jumlah yang cukup pada pasien yang tidak dapat memproduksinya dalam jumlah yang cukup(2). Pada perhitungan nutrisi pasien Diabetes menggunakan penghitungan status gizi dengan menggunakan rumus Broca. Broca adalah seorang dokter bedah yang pada awalnya menggunakan rumus tersebut untuk menentukan dosis obat. Rumus Broca menggunakan berat badan idaman sebagai dasar, tidak menggunakan umur dan tinggi badan yang juga berperanan penting. Berat badan idaman berdasarkan rumus: (BBI kg) = (TB cm – 100) – 10%. Untuk laki-laki < 160cm dan wanita < 150cm, penghitungan tidak dikurangi dengan 10%.

            Penentuan status gizi dihitung dari : (BB actual : BB idaman) x 100%.

  •          Berat badan kurang BB < 90 % BBI
  •          Berat badan normal BB 90-110% BBI
  •          Berat badan lebih BB 110-120% BBI
  •          Gemuk BB > 120% BBI

Untuk keperluan praktis dalam praktek di lapangan, digunakan rumus Broca

Penentuan kebutuhan kalori per hari:

1.    Kebutuhan basal:

  •          Laki-laki : BB idaman (kg) x 30 kilokalori
  •          Wanita: BB idaman (kg) x 25 kilokalori

2.    Koreksi atau penyesuaian:

  •          Umur di atas 40 tahun                              : -5%
  •          Aktivitas ringan                                         : +10%
  •          Aktivitas sedang                                        : +20%
  •          Aktivitas berat                                           : +30%
  •          Berat badan gemuk                                  : -20%
  •          Berat badan lebih                                      : -10%
  •          Berat badan kurus                                    : +20%
  •          Stres metabolic                                         : +10-30%
  •          Kehamilan trimester I dan II                      : + 300kkal
  •          Kehamilan trimester III dan menyusui      : +500kkal

Dengan distribusi 60% karbohidrat, 20% protein, dan 20% lemak. Dari berbagai studi dikatakan penanganan khususnya pemilihan diet harus dilakukan dengan kerja sama antara berbagai spesialis tidak hanya spesialis dalam saja namun juga spesialis lainnya. Oleh sebab itu sangat penting kami memberikan edukasi mengenai pengaturan diet pada pasien DMT2 agar kawan-kawan pembaca dapat lebih waspada dan jangan sungkan untuk segera memeriksakan ke dokter penyakit dalam ya di bagian endokrinologi. Salam Sehat..

 

Referensi:

Selvin, E., Marinopoulus, S., Berkenbilt, G., Rami, T., Brancati, F.L., Powe, N.R.,& et al. (2004). Meta-analysis glycosylated hemoglobin and cardiovascular disease in diabetes mellitus. Ann Intern Med; 141:421- 31.

International Diabetes Federatiaon (IDF). 2022. IDF Diabetes Atlas. [cited 2022 January 13]. Available from: https://www.idf.org/our- network/regions-members/western- pacific/members/104-indonesia.html

Konsensus PERKENI 2021 mengenai Tata laksana DMT2. Penerbit Perkeni PRESS. 2021

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid VI. Ed V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.