Senin, 01 Agustus 2022 14:00 WIB

Pengendalian Obesitas Di Indonesia The World Obesity Day : “Everybody Needs To Act”

Responsive image
1063
dr. Ni Made Ayu Lestari, MARS - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Menurut Data WHO tahun 2016, ≥1,9M orang usia ≥18 tahun (39%) Berat Badan berlebih, dimana 650 juta adalah obesitas. Bahkan menurut Hasil The 2018 Congress on Obesity di Vienna, Austria dinyatakan 22% masyarakat dunia diprediksi mengalami obesitas pada tahun 2045. 1 dari 8 orang akan mengalami Diabetes Tipe 2 naik 9% dibandingkan tahun 2017.

Dalam kaitannya dengan Penyaki Tidak  Menular (PTM), saat ini obesitas merupakan faktor risiko yang terlentak antara terjadinya penyakit tersebut, dimana merupakan penyebab kematian ke-5 tertinggi. Penyakit jantung, diabetes dan ginjal paling banyak disebabkan oleh risiko obesitas. Penyakit tidak menular seperti obesitas sudah menjadi perhatian pemerintah dengan dikeluarkannya Permenkes No. 71 Tahun 2015 tentang penanggulangan PTM. Ada 3 pilar yaitu Promosi Kesehatan (melalui media informasi, edukasi, ILM, video dan media sosial) , skrining/deteksi dini, dan penanganan kasusnya sendiri melalui terapi dan tata laksana yang sesuai standar. Selain itu dalam Permenkes No.4 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, juga disebutkan tentang penanganan obesitas dalam pelayanan kesehatan pada usia reproduktif, melalui skrining penyakit menular dan tidak menular.

Pencegahan dan pengelolaan obesitas disebut dengan GENTAS (Gerakan Lawan Obesitas) dilakukan pada masyarakat sehat dan masyarakat dengan obesitas. Pada masyarakat sehat tentunya melalui usaha promotif preventif  seperti adanya lingkungan olahraga, penerapan gaya hidup sehat yaitu cukup aktifitas fisik dan diet yang sehat, melakukan deteksi dini (Charta obesitas), konseling factor risiko. Pada masyarakat dengan obesitas dilakukan penatalaksanaan yang adekuat, diet exercise, modifikasi perilaku dan pendekatan medis.

Dalam pelaksanaannya tentu ada tantangan, diantaranya kesadaran masyarakat belum optimal, teknologi yang tidak mendukung aktifitas fisik (mudahnya transportasi dan gawai), peran pemerintah daerah belum optimal untuk memciptakan lingkungan yang kondusif (melalui aturan dan ruang olah raga), cakupan deteksi dini masih rendah, lingkungan obesogenik (gaya hidup makanan yang tinggi kadar gulanya tanpa memperhatikan kalori), dukungan multi sektor masih rendah. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi tantangan yaitu dengan GERMAS, UKS, pendekatan keluarga. Kalian sudah tahu cara mencari BMI?, sekarang sudah tidak perlu repot lagi, silahkan download Carta Obesitas melalui link  https://drive.google.com/drive/mobile/folders/16KMFTT5_YIV6-vKgI2IK6hshQl7nSrdf Rajin-rajin cek BMI ya menggunakan Carta Obesitas minimal setiap bulan.

Maka dalam penanganan obesitas dibutuhkan aksi terpadu dan responsif serta aksi dari setiap orang. Peringatan Hari Obesitas Sedunia tanggal 4 Maret 2022 adalah pesan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang akar penyebab obesitas dan tindakan untuk mengatasinya, mendorong orang untuk ikut menyerukan perubahan, keluar dari pikiran-pikiran lama bahwa obesitas adalah hal yang lucu terutama pada anak-anak, apalagi berpikir bahawa ketika berat badan berlebih yang penting sehat, seperti yang sudah dijelaskan di atas betapa faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular semakin besar Ketika seseorang mengalami berat badan berlebih apalagi obesitas. Hari Obesitas Sedunia juga dijadikan saat bagi pemerintah menciptakan kebijakan yang mendukung pengendalian obesitas, berbagi pengalaman yang menginspirasi dengan menciptakan komunitas-komunitas sehat yang saling mengingatkan untuk tujuan bersama mengendalikan obesitas.

 

Referensi :

Permenkes No. 71 Tahun 2015 tentang penanggulangan PTM

Permenkes No.4 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Sariwati Elfieda, media briefing Hari Obesitas Seduni Tahun 2022, Tanggal 2 Maret 2022