Minggu, 31 Juli 2022 21:50 WIB

Pemanfaatan Minyak Kayu Putih dalam Pencegahan ISPA

Responsive image
4060
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insiden kejadian ISPA pada kelompok umur balita diperkirakan 0,29 kasus per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 kasus per anak/tahun di negara maju. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta kasus ISPA baru di dunia per tahun dan 96,7% terjadi di negara berkembang. Kasus ISPA terbanyak terjadi di India (43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10 juta) serta Bangladesh, Indonesia dan Nigeria masing-masing 6 juta kasus. Dari semua kasus ISPA yang terjadi di masyarakat, 7-13% merupakan kasus berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit.

Meskipun bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan, dan Streptococcus pneumonia merupakan penyebab paling umum kasus pneumonia di banyak negara. Namun demikian, patogen yang paling sering menyebabkan ISPA adalah virus atau infeksi gabungan virus-bakteri. Cara penularan utama sebagian besar ISPA adalah melalui droplet tetapi penularan melalui kontak (termasuk kontaminasi tangan yang diikuti oleh inokulasi yang tidak sengaja) dan aerosol pernapasan yang infeksius dalam jarak dekat bisa juga terjadi untuk sebagian agen patogen.

Dalam sebuah penelitian disampaikan bahwa, akses masyarakat kepada sarana pelayanan kesehatan yang cukup sulit dengan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang buruk merupakan faktor risiko masih tingginya angka kejadian penyakit menular terutama ISPA di suatu daerah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 tercatat angka period prevalence ISPA nasional tahun 2013 sebesar 25%, pada provinsi Maluku adalah sebesar 24,9%. Dan kita ketahui diberbagai daerah, kasus ISPA banyak terjadi pada anak-anak karena berbagai faktor risiko yang dapat menjadi pemicunya.

Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984 bersamaan dengan dimulainya pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO. Saat ini salah satu penyakit ISPA yang perlu mendapat perhatian juga adalah penyakit influenza karena dapat menimbulkan wabah sesuai dengan Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan efek mukolitik (mengencerkan dahak), bronchodilating (melegakan pernafasan), anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis dengan baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis. Selain itu efek penggunaan eucalyptus untuk terapi bronkhitis akut terukur dengan baik setelah penggunaan terapi selama 4 (empat) hari.

Dalam penelitiannya menyebutkan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa uap minyak esensial dari Eucalyptus globulus efektif sebagai antibakteri dan layak dipertimbangkan penggunaannya dalam pengobatan atau pencegahan pasien dengan infeksi saluran pernapasan di rumah sakit.
Dalam sebuah penelitan yang lain menyatakan bahwa upaya untuk menghambat penyebaran kuman Tuberculosis (TBC) dengan metode terapi inhalasi pada pasien menggunakan ekstrak minyak Eucalyptus citriodora. Hasil yang diperoleh adalah Eucalyptus citriodora terbukti menghambat penyebaran TBC Paru lebih dari 90%.

Di penelitian yang sama menyebutkan bahwa minyak atsiri eucalyptus dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal di antaranya untuk mengurangi sesak nafas karena flu atau asma dengan cara mengoleskan pada dada, mengobati sinus dengan cara menghirup uap air hangat yang telah diteteskan minyak eucalyptus serta melegakan hidung tersumbat dengan cara menghirup aroma minyak eucalyptus.

Penggunaan minyak atsiri, salah satunya eucalyptus dengan metode inhalasi juga dilakukan dalam sebuah uji klinik dengan metode randomized double-blind, placebo-controlled pada obat semprot (spray) menggunakan 5 (lima) minyak atsiri (Eucalyptus citriodora, Eucalyptus globulus, Mentha piperita, Origanum syriacum, dan Rosmarinus officinalis) dilakukan pada pasien dengan masalah infeksi saluran pernafasan atas di 6 (enam) klinik di Israel. Aromatic spray atau placebo digunakan sebanyak 5 (lima) kali sehari selama 3 (tiga) hari dengan dosis 4 (empat) semprotan setiap kalinya yang diarahkan pada bagian belakang tenggorokan. Evaluasi terhadap gejala menunjukkan bahwa aromatic spray lebih efektif mengurangi gejala dibandingkan dengan plasebo.

Dengan demikian dari uraian di atas dapat diketahui tentunya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat yang rendah menjadi pemicu masih tingginya kasus ISPA terutama pada anak-anak, dan pemakaian atau pemanfaatan minyak kayu putih berpengaruh dalam pencegahan ISPA. Dengan demikian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tentunya sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan ISPA di dalam lingkungan masyarakat sebagai langkah yang nyata.

 

Referensi :
Kementerian Kesehatan. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta : Kementerian Kesehatan.

WHO. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pedoman Interim WHO. Jenewa : WHO.

Kementerian Kesehatan. 2013. Pokok-pokok Hasil Riskesdas Provinsi Maluku 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan.

Fischer J, Dethlefsen U. 2013. Efficacy of Cineole in Patients Suffering from Acute Bronchitis : a Placebo-Controlled Doubleblind Trial. Cough Journal. 9(1):25.

Nadjib BM, Amine FM, Abdelkrim K, Fairouz S, Maamar M. 2014. Liquid and Vapour Phase Antibacterial Activity of Eucalyptus Globulus Essential Oil Susceptibility of Selected Respiratory Tract Pathogens. American Journal of Infectious Disease. 10(3):105±17.

Ramos Alvarenga RF, Wan B, Inui T, Franzblau SG, Pauli GF, Jaki BU. Airborne Antituberculosis Activity of Eucalyptus Citriodora Essential Oil. Journal of National Products. 2014;77(3):603±10.

Zulnely Z, Gusmalina, Kusmiati E. 2015. Prospek Eucaliptus Citriodora sebagai Minyak Atsiri Potensial. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1:120±6. Universitas Sebelas Maret.

Julia B, Jane Buckle, editors. 2016. Respiratory Care. Clinical Aromatherapy (Third Edition). London : Churchill Livingstone; p. 353±72.

Zulfa Auliyati Agustina, Suharmiati. Pemanfaatan Minyak Kayu Putih (Melaleuca leucadendra Linn) sebagai Alternatif Pencegahan ISPA : Studi Etnografi di Pulau Buru. Artikel Riset Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol. 7 No. 2-Agustus 2017 : 120-126 p-ISSN: 2085-675X e-ISSN: 2354-8770.