Minggu, 31 Juli 2022 16:42 WIB

Yuks… Mengenal Skoliosis

Responsive image
6187
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang ditandai dengan tulang belakang melengkung ke arah samping jika diperhatikan tulang belakang akan membentuk huruf ‘S” atau “C”, yang normalnya tulang belakang akan melengkung di bagian atasbahu dan di bagian bawah punggung. 

Penyakit Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang cukup umum terjadi, ganguan pada sistem rangka, terutama pada tulang belakang jenis ini dapat menyerang bayi yang baru lahir, anak dalam masa pertumbuhan, orang dewasa hingga lansia. 

Beberapa Jenis Penyakit Skoliosis
1. Skoliosis Kongenital, kelainan tulang belakang terjadi karena janin tidak sepenuhnya mengembangkan vertebra secara sempurna di dalam kandungan dan umumnya terjadi pada bayi baru lahir. 

2. Skoliosis Idiopatik, umumnya terjadi pada anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan, banyak ditemukan pada anak berusia 10-18 tahun.

3. Skoliosis Degeneratif, banyak ditemukan pada orang dewasa yang pernah mengidap skoliosis sebelumnya, tulang belakang mengalami aus seiring dengan bertambahnya usia menyebabkan tulang belakang bengkok. 

4. Skoliosis Neuromuskular, jenis kelainan tulang belakang ini disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf atau sistem otot (Cerebral palsy dan Spina bifida).

5. Skoliosis Sindromik, terjadi akibat adanya sindrom yang dimiliki seseorang.

6. Kifosis Scheuermann, terjadi ketika bagian depan tulang belakang tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan bagian belakang pada masa anak-anak, hal ini menyebabkan tulang belakang bagian depan menjadi lebih kecil sehingga tulang belakang pun melengkung.

Pada kasus ringan, kadang tidak menimbulkan gejala dan tanda, namun gejala bisa diamati lewat tampilan fisik.
1. Gejala Umum Skoliosis
• Tubuh penderita skoliosis condong ke satu sisi / bahu miring.
• Pinggang kiri dan kanan tidak sejajar / salah satu bahu lebih tinggi.
• Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
• Satu kaki memiliki panjang yang berbeda.
• Posisi kepala tidak berada tepat di tengah pundak.

2. Penyebab Skoliosis
• Cedera tulang belakang (terjatuh dari tempat tinggi,kecelakaan, tertimpa benda berat dipunggung).
• Infeksi tulang belakang.
• Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia.
• Bawaan lahir, kondisi yang menadakan perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna saat janin berada di dalam kandungan.
• Gangguan saraf dan otot (Skoliosis Neuromuskular).

Selain penyebab, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kelainan tulang belakang. Faktor risiko daripenyakit skoliosis adalah : usia, jenis kelamin (anak perempuan memiliki risiko jauh lebih tinggi pada tingkat keparahan sehingga membutuhkan perawatan lebih dini) serta riwayat kesehatan keluarga. 

Kebanyakan kasus penyakit Skoliosis tidak dapat dicegah karena ini berhubungan dengan masalah genetik dan berhubungan dengan cacat bawaan lahir, kecuali jika penyebab yang mendasarinya adalah penyakit osteoporosis, untuk menghindari Skoliosis yang terkait dengan osteoporosis dapat dilakukan dengan pencegahan osteoporosis, dengan meningkatkan asupan kalsium dan vitamin D serta tersedia berbagai pengobatan yang bisa membantu meredakan  gejalanya, mengurangi kelengkungan tulang belakang yang berlebihan dan mencegah dampak negatif dari komplikasi Skoliosis.

Cara mengobati penyakit Skoliosis yang umumnya dilakukan adalah dengan minum obat pereda nyeri, terapi bracing bisa mencegah kelengkungan tulang punggung agar tidak bertambah parah, operasi tulang belakang dilakukan apabila kasusnya cukup parah dan tidakefektif diobati dengan pengobatan sebelumnya serta latihan fisik untuk memperkuat otot, terapi berenang dan terapi stabilitasi persendian untuk mengurangi rasa nyeri.

 

Referensi :
Komang Agung I, Hizbillah Y. Congenital Scoliosis. https://e-journal.unair.ac.id .

Muharromah A. Pengaruh Pemberian Terapi Latihan. www.eprints.ums.ac.id .

Susy Pusparini. Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Skoliosis.https://jurnal.poltekkestniau.ac.id .

Alfian Faturrahman. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Scoliosis Vetebrata