Minggu, 31 Juli 2022 14:40 WIB

Apakah Penggunaan Kacamata Koreksi Berpengaruh Pada Prestasi Siswa?

Responsive image
1295
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kita ketahui, tentunya prestasi belajar pada anak merupakan salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua. Namun tanpa kita sadari banyaknya kasus yang berkaitan dengan kesehatan mata pada anak tentunya juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari anak. 

Miopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh, akan tetapi dapat melihat dekat dengan baik. Dewasa ini terjadi peningkatan prevalensi miopia di berbagai belahan dunia, sangat menonjol pada anak usia sekolah. Miopia merupakan salah satu penyebab utama penurunan tajam penglihatan, sedangkan tajam penglihatan yang baik sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Miopia pada anak akan berefek pada karir, sosial ekonomi, pendidikan dan tingkat kecerdasan. Orang tua baru menyadari ketika ada laporan dari sekolah bahwa prestasi anak menurun, anak tidak dapat membaca tulisan di papan tulis ketika duduk di belakang. 

Penilaian lengkap penglihatan yang meliputi deteksi dan perbaikan tajam penglihatan, dapat mencegah perkembangan masalah penglihatan tersebut ke arah yang dapat mempengaruhi pendidikan anak. Koreksi pada miopia perlu diperhatikan untuk mendapatkan tajam penglihatan yang sempurna. Pertumbuhan bola mata pada anak usia sekolah masih terus berubah dalam bentuk dan ukurannya, tajam penglihatan harus diperiksa secara berkala untuk memastikan penglihatan yang baik.

Pada anak usia sekolah penglihatan yang baik diperlukan agar tidak salah mempersepsikan apa yang dilihat, yang dapat menyebabkan penurunan pada prestasi belajar. Dalam sebuah penelitian berdasarkan pengambilan data awal pada tanggal 1 November 2012, di SDN Pacar Keling VI Surabaya saat ini terdapat 106 orang anak usia sekolah yang sudah menggunakan kacamata koreksi tetapi masih didapatkan 42 (39,62%) anak yang tidak menggunakan kacamata koreksi secara tepat. Pada saat proses belajar di kelas kacamata koreksi tidak digunakan, karena merasa tidak nyaman, menghalangi pandangan samping dan kadang lupa tidak dibawa ke sekolah. 

Kacamata dapat memberi dampak lain yaitu gangguan saraf seperti pusing dan sakit kepala. Dengan kata lain miopia dan penggunaan kacamata koreksi akan memberi dampak baik yaitu mempertajam penglihatan dan dampak buruk seperti gangguan saraf dan pusing. Dampak ini akan mempengaruhi proses belajar dan prestasi anak usia sekolah dengan miopia yang menggunakan kacamata koreksi.
Dalam teori belajar koneksionisme yang dikembangkan oleh Thorndike, menjelaskan bahwa adanya hubungan atau koneksi antara kesan yang ditangkap oleh pancaindera atau stimulus dengan perbuatan atau respons. Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila peserta didik telah memiliki kesiapan belajar. 

Dampak negatif atau positif perilaku dan hasil belajar tidak selalu sama antar siswa bergantung pada faktor psikologis, fisiologis dan lingkungan. Sampai saat ini penelitian tentang hubungan penggunaan
kacamata koreksi pada anak usia sekolah dengan miopia belum dapat dijelaskan.

Miopia terjadi karena kornea terlalu cembung, lensa mempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan yang dibiaskan terlalu kuat dan bola mata terlalu panjang Secara fisiologis sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga membentuk bayangan kabur atau tidak tegas pada macula lutea. Hal ini menyebabkan anak dengan miopia tidak dapat membaca tulisan di papan tulis dengan jelas, sehingga terjadi kesalahan dalam pemahaman. Kelainan miopia yang tidak dilakukan koreksi dapat menyebabkan beberapa hal seperti juling dan ambliopia (mata malas). Semakin bertambahnya miopia pada anak juga akan meningkatkan risiko komplikasi kebutaan seperti glaucoma dan ablatio retina. 

Komplikasi pada miopia dapat dicegah dengan menggunakan kacamata koreksi secara dini. Penggunaan kacamata koreksi pada anak usia sekolah dengan miopia akan memperbaiki tajam penglihatan dan diharapkan tidak terjadi kesalahan pemahaman karena karakteristik anak usia sekolah mengembangkan pemahaman antara suatu hal dengan ide, membuat penilaian berdasarkan apa yang dilihat.

Prestasi belajar anak usia sekolah sangat dipengaruhi faktor intrinsik dan ektrinsik. Faktor jasmaniah adalah kesehatan dan cacat tubuh, cacat itu dapat berupa buta atau setengah buta. Miopia menyebabkan penglihatan anak terhadap suatu objek menjadi kabur yang dapat menyebabkan gangguan proses belajar dan dikawatirkan akan menyebabkan penurunan prestasi belajarnya. Anak mengembangkan pemahaman dan membuat penilaian dari apa yang mereka lihat. Anak usia sekolah memiliki penglihatan yang lebih tajam dibanding ketika masih balita, penglihatan biasanya lebih teliti dan terpusat karena koordinasi kedua mata sudah baik.

Penggunaan lensa sferis konkaf (minus) untuk mengoreksi bayangan pada miopia, lensa ini memundurkan bayangan sehingga tepat di retina. Bayangan benda yang jatuh tepat di retina maka akan terlihat jelas, pada anak usia sekolah dengan miopia penggunaan lensa sferis akan memperbaiki tajam penglihatannya diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar.

 

Referensi :
Allen, E. & Marrot, L. 2008. Profil Perkembangan Anak. PT. Indeks, Jakarta.

Dusek, W, Pierscionek, BK, McCelland, JF2010. A Survey of Visual ‘Function in an Austrian Population of School Age Children with Reading and Writing Difficulties’.

Ilyas, S. 2006. Kelainan Refraksi dan Kacamata. Edisi ke-2, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jakarta.

Papalia, D. 2009. Human Development. Edisi ke-10, Salemba Humanika, Jakarta.

Riordvan-Eva, P. 2009. Vaughan & Asbury’s General Opthalmology, Edisi ke-17, EGC, Jakarta.

Slamet. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Cetakan ke-5. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.

Subini, N. 2011. Psikologi Pembelajaran. Mentari Pustaka, Yogyakarta.

Tiharyo, I., Gunawan, W. dan  Suharjo. 2008. Pertambahan Miopia pada Anak Usia
Sekolah Dasar Daerah Perkotaan dan Daerah Pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Opthalmology Indonesia. Vol 6, Hal.104-112.

Wong, D. 2008. Wong’s Essensials of Pediatric Nursing. Edisi ke-6, EGC, Jakarta.

Dwi Susi Pristiwatin , Ika Yuni Widyawati, Erna Dwi Wahyuni. Penggunaan Kacamata Koreksi pada Anak Usia Sekolah dengan Miopia terhadap Prestasi Belajar di SDN Pacar Keling Surabaya Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.