Jumat, 28 Juni 2024 15:38 WIB

Perawatan Pasca Pemasangan Alat Pacu Jantung Permanen

Responsive image
160
Dwi Ismaryati, A.Md. Kep - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Pacu jantung permanen adalah suatu sirkuit di mana sebuah generator mengeluarkan arus listrik yang mengalir ke otot jantung melalui penghantar untuk merangsang jantung berdenyut, dan selanjutnya kembali ke generator. Tujuan pemasangan pacu jantung permanen adalah tercapainya pemacuan yang fisiologis (physiological pacing) untuk mendapatkan efek hemodinamik yang optimal. Indikasi dilakukan pemasang alat pacu jantung permanen adalah  ditemukan irama AV blok derajat 3, AV blok derajat 2 tipe 2, adanya asystole yang terdokumentasi dengan durasi 3 detik atau lebih, disfungsi nodus sinus dengan bradikardi yang terdokumentasi atau sinus pause.

Setelah alat pacu jantung permanen terpasang maka perlu dilakukan perawatan, diantaranya :

1.    Perawatan Luka

Perawatan dilakukan dengan menjaga luka tetap bersih dan kering. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh luka. Mandi diperbolehkan, namun tempat alat pacu jantung harus tetap kering. Hindari memakai pakaian yang bergesekan dengan luka. Penting untuk mewaspadai tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, nyeri meningkat, keluar cairan atau demam. Jika hal ini terjadi, segera periksa ke dokter.

2.    Aktivitas

Selama 4 hingga 6 minggu, jangan lakukan hal berikut dengan lengan tempat alat pacu jantung dipasang:

-       Mengangkat sesuatu yang lebih berat 4,5 kg

-       Terlalu banyak mendorong, menarik, atau memutar

-       Aktivitas fisik yang berlebihan termasuk gerakan seperti bersandar pada lengan atau merentangkan lengan ke atas atau ke belakang

-       Mengemudi sampai disarankan oleh dokter ahli jantung

3.    Menghindari Interferensi Elektromagnetik

Medan elektromagnetik yang kuat dapat mempengaruhi alat pacu jantung, maka perlu diperhatikan :

a.    Ponsel

Tidak membawa ponsel di saku baju atau meletakkannya terlalu dekat dengan alat pacu jantung. Jika menggunakan ponsel sebaiknya diletakkan minimal 15 cm dari tempat pacu jantung dan pada telinga sisi yang berlawanan.

b.    Metal Detector Gate

Pasien dengan pacu jantung aman melewati metal detector gate, namun pasien disarankan membawa dan menunjukkan kartu identitas pacu jantung untuk lebih pada masalah keamanan. Detektor logam genggam tidak boleh diposisikan di atas alat pacu jantung, lebih direkomendasikan melakukan pemeriksaan dengan tangan atau tanpa alat..

c.    MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Beberapa mekanisme interaksi antara MRI dengan sistem pacu jantung antara lain: pergerakan generator atau lead, perubahan atau modifikasi fungsi pacu jantung baik secara temporer maupun permanen, sensing maupun triggering yang tak sesuai program, pemanasan lead yang berlebihan, maupun pencetusan aliran elektrik pada lead.

d.    Transcutaneus Elecrical Nerve Stimulation (TENS)

TENS yaitu terapi untuk menghilangkan nyeri muskuloskeletal dengan meletakkan elektrode pada kulit menggunakan frekuensi, intensitas maupun pulse durasi yang bervariasi. Sinyal TENS dapat mempengaruhi sirkuit generator sehingga mempengaruhi timing cycle yang dapat menyebabkan generator berhenti. TENS juga dapat merubah program atau merusak pacu jantung itu sendiri.

e.    Diathermy

Diathermy yaitu  metode pemanasan jaringan dalam dengan menggunakan ultrasound ataupun elektriktromagnetik untuk menghilangkan nyeri dan berpotensi mengganggu pacu jantung. Panas yang ditimbulkan dapat membakar jaringan sekitar dan merusak sirkuit pacu jantungdan mengganggu program pacu jantung.

f.     Lithotripsy

Pacu jantung sebagian besar ditanam di area pectoralis sehingga jarang terjadi interferensi antara pacu jantung dengan shock litotripsi. Jika shock dilakukan tepat pada pacu jantung maka dapat terjadi kerusakan. Pemberian shock sebaiknya disesuaikan dengan stimulus output ventrikel untuk mencegah terjadinya oversensing dengan gelombang shock. Litotriptor focal point sebaiknya diletakkan minimal 25 cm dari alat pacu jantung dan dilakukan pengecekan sebelum dan sesudah prosedur.

g.    Radioterapi

Radiasi terapi untuk kanker atau tumor yang dapat menyebabkan kerusakan alat pacu jantung permanen karenna merusak transistor dan lapisan oxide yang tipis akibat akumulasi muatan positif di dalam lead sirkuit sehingga menyebabkan kerusakan batere atau penggunaan batere yang meningkat.

4.    Pemeriksaan Rutin

Alat pacu jantung harus diperiksa setiap 3-6 bulan. Dokter jantung akan memastikan bahwa alat pacu jantung bekerja secara optimal. Dokter akan memeriksa baterai, pengaturan alat pacu jantung, impuls listrik, dan efek impuls terhadap jantung. Kebanyakan alat pacu jantung digerakkan oleh baterai litium yang dapat bertahan 6-10 tahun.

Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala  :

a.    Merasa pusing atau sesakk napas

b.    Mengalami cegukan yang berlangsung lebih dari 15 menit dan frekuensi sering

c.    Pingsan tidak sadarkan diri

d.    Mengalami nyeri dada

e.    Detak jantung menjadi lambat, tidak normal, atau tidak tertur

 

Referensi :

Hanafy, Dicky A., dkk. 2014. Pedoman Terapi Memakai Alat Elektronik Kardiovaskular Implan (Aleka). Diakses dari https://www.ijconline.id/index.php/ijc/article/view/431/527

Sofia, Sefri Noventi dan Yoga Yuniadi. 2012. Electromagnetic Interference of Permanent Pacemaker. Diakses dari http://testojs.site.feihunk.com/index.php/ijc/article/view/75/78

Tasudiah, Nahdiatul Rabia. 2020. Karakteristik Penderita Yang Terpasang Alat Pacu Jantung Di Pusat Jantung Terpadu RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Universitas Hasanudin : Makasar