Senin, 18 Maret 2024 11:50 WIB

Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini

Responsive image
113
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Bicara adalah tahapan perkembangan yang telah dimulai sejak bayi. Tahap bicara harus diperhatikan sedini mungkin, karena ternyata dapat dijadikan parameter ada atau tidaknya gangguan perkembangan pada anak. Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaanya paling luas dan penting. Bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbed, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Usia 2,5 tahun sampai 5 tahun adalah usia paling puncak dan cepat dalam perkembangan bahasa dibandingkan dengan anak balita. Keterampilan bahasa pada anak dianggap sebagai tolak ukur normalnya berkembangan anak. Kemampuan anak untuk memperoleh kosakata sangat penting dalam mendukung perkembangan bahasa secara menyeluruh. Kosa kata ialah bagian penyusun sintaksis yang kemudian berbentuk percakapan. Percakapan ini mendorong anak untuk mengembangkan kemampuan bercerita kembali tentang kisah pribadi dan kisah fiksi namun dalam bentuk narasi. Dalam hal ini proses anak dalam berbahasa melibatkan beberapa tahapan yaitu mengkode, mengirim informasi dan menguraikan informasi yang dimaksudkan.

Kapan Anak Dikatakan Mengalami Keterlambatan Bicara?

Secara signifikan anak dikatakan mengalami keterlambatan bicara, apabila ucapan anak di bawah normal untuk anak seusianya seperti membuat banyak kesalahan dalam berbahasa, adanya penambahan atau penghapusan konsonan. Selain itu, pada usia 4-6 tahun anak yang mengalami keterlambatan bicara terlihat saat menurunya kemampuan membaca, tidak mampu untuk mengeja hasil ciptaannya sendiri, keterampilan verbal dan ejaan anak yang buruk, ketidakmampuan anak untuk mengetahui makna yang terkandung dalam tulisan, adanya masalah perilaku, serta anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi sehingga mempengaruhi perkembangan lainnya seperti perkembangan sosial, emosional, kognitif, psikologis dan akademik anak. Selain itu, anak usia dini mengalami keterlambatan bicara apabila anak mengalami kerancuan bicara pada tahap belajar bahasa. Kerancuan bicara anak terdiri dari empat bentuk yaitu :

1.      Lipsing, yaitu ketika berbicara terdapat pergantian huruf;

2.      Slurring, yaitu ketidakjelasan dalam berbicara;

3.      Stuttering, yaitu gagap dan keragu-raguan ketika berbicara;

4.      Cluttering, yaitu Ketika berbicara sangat cepat dan susah untuk dipahami maksudnya.

Penyebab Anak Mengalami Keterlambatan Berbicara

Penyebab anak mengalami keterlambatan berbicara adalah karena pola asuh orang tua yang kurang tepat diterapkan pada anak sehingga berkurang pula pengalaman yang didapatkan anak baik di dalam keluarga maupun di lingkungan. Pola asuh merupakan strategi orang tua kepada anak yang berhubungan dengan sosialisasi, merawat, mendidik, membimbing, melindungi, pendisiplinan anak dan sebagai proses anak untuk belajar dalam bertingkah laku agar sesuai dengan standar dan harapan sosial. Orang tua mempunyai andil dalam keterlambatan bicara yang dialami anak. Kebanyakan keterlambatan bicara dialami oleh anak laki-laki, mengasuh anak keterlambatan bicara bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua terhadap keterlambatan bicara pada anak usia dini berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terdahulu.

Perkembangan Bahasa

Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu bahasa ekspresif dan reseptif, yaitu :

1.      Bahasa ekspresif pada kemampuan individu di dalam menghasilkan suatu bahasa. Misalkan : menyampaikan isi pikiran atau pendapat secara verbal.

2.      Bahasa reseptif mengacu pada kemampuan individu memahami suatu bahasa. Misalkan : orang yang mengeti bahasa asing tetapi ia tidak dapat berbicara dalam bahasa asing tersebut.

Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Bicara

1.      Gangguan Pendengaran

Anak dengan gangguan pendengaran biasanya tidak akan memberi respon terhadap bunyi–bunyian yang ada di sekitarnya. Gangguan pendengaran bisa menyebabkan anak mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa.

2.      Gangguan pada Otot Bicara

Ciri yang paling utama pada anak yang mengalami gangguan otot bicara adalah, lafal bicaranya tidak bisa sempurna. Kadang otaknya sudah memerintahkan untuk menjawab dengan benar, tapi yang keluar dari mulut tetap tidak jelas. Hal itu terjadi karena adanya gangguan neurologis atau persyarafan.

3.      Keterbatasan Kemampuan Kognitif

Keterbatasan kemampuan kognitif adalah keterbatasan mempresentasikan objek yang dilihat dalam bentuk image. Bila kemampuan kognitif terganggu, maka image tersebut tidak akan terbentuk. Kondisi ini biasanya bisa dideteksi sendiri oleh orang tua dengan melihat kemampuan motorik anak.

4.      Mengalami Gangguan Pervasif

Biasanya terjadi pada anak yang mengalami ADD (Attention Defisit Disorder). Anak yang mengalami keterbatasan atensi ini mengalami masalah di pusat sarafnya.

5.      Kurangnya Komunikasi serta interaksi dengan Orang Tua dan

Lingkungannya Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, membuat analisa atau kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana sekali pun.

Penanganan

1.  Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang anak, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.

2. Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.

3.  Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik.

4.  Mengajarkan kata kepada anak dengan pengucapan yang jelas.

5.  Tidak mengikuti pola bicara anak yang salah (keliru).

6.  Melatih anak berbicara dengan benar, pelan dan berulang-ulang.

7.  Melibatkan anak berbicara pada setiap keadaan.

8.  Meluangkan waktu yang lebih lama bersama anak saat berada di rumah.

9.  Penggunaan media teknologi yang mendukung pembendaharaan kata anak-anak.

 

Referensi :

Hasanah, N., & Sugito, S. 2020. Analisis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.

Azizah, U. 2018. Keterlambatan Bicara dan Implikasinya dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Hikmah : Jurnal Pendidikan Islam.

Istiqlal, A. N. 2021. Gangguan Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) pada Anak Usia 6 TahunPreschool : Jurnal Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini.

Nilawati, E., & Suryana, D. 2018. Gangguan Terlambat Bicara (Speech Delay) dan Pengaruhnya Terhadap Social Skill Anak Usia Dini. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Negeri Padang.