Kamis, 14 Maret 2024 13:41 WIB

Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa

Responsive image
1214
Mawar Lestari, A.Md.Gz - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Jika fungsi ginjal mengalami gangguan menyebabkan gagal ginjal. Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit di dalam darah. Hemodialisa adalah teknologi terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme dari peredaran darah. Pasien yang memerlukan Hemodialisa adalah pasien yang mengalami kegagalan fungsi ginjal. Hemodialisa yang cukup lama dapat menurunkan semangat hidup pasien sehingga mempengaruhi kepatuhan ketentuan diet pasien.  Asupan nutrisi dan cairan yang tidak terkontrol dapat berisiko mengalami malnutrisi dan pada keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan kematian. Pada pasien gagal ginjal kronik, gizi merupakan hal penting melihat dampak buruk yang terjadi jika pengaturan diet tidak sesuai kebutuhannya. Diet penyakit ginjal kronik dengan Hemodialisa adalah diet yang diberikan pada penderita ginjal kronik yang mendapat terapi pengganti fungsi ginjal. Pada pasien dengan Hemodialisis, diharapkan mengkonsumsi makanan yang cukup energi dan mengkonsumsi makanan tinggi protein untuk menggantikan kehilangan asam amino dan zat gizi lain yang hilang selama proses Hemodialisis.

Dasar Diet Pasien Hemodialisa

Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien umumnya rendah, perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet yang diterapkan.

Tujuan Diet :

  1. Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan perorangan agar status gizi optimal.
  2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
  3. Menjaga agar penumpukan produk sisa metabolisme protein tidak berlebihan.
  4. Mencegah defisiensi zat gizi dengan cara memenuhi kebutuhan zat gizi.

Syarat Diet :

  1. Kalori harus cukup agar protein tidah pecah menjadi energi. Pemberian kalori yang adekuat sangat penting untuk membuat keseimbangan nitrogen menjadi positif. Tetapi kalori juga tidak perlu diberikan berlebihan karena akan menyebabkan stres metabolik.
  2. Protein diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan mengganti protein yang hilang pada setiap proses Hemodialisa.

Pada proses hemodialisa terjadi kehilangan asam amino sebesar 1-2 g/jam dialisis. Oleh karena itu asupan protein harus dinaikkan menjadi 1-1,2 g/kgBB/hari. Namun data-data melaporkan bahwa masih banyak pasien dengan asupan yang belum optimal yaitu < 1>

  1. Membatasi bahan makanan sumber kalium terutama bila urin kurang dari 400 ml atau apabila kalium darah lebih dari 5,5 mg/liter.
  2. Membatasi garam dan sumber natrium, bila ada penimbunan air dalam tubuh dan tekanan darah tinggi.
  3. Konsumsi cairan disesuaikan dengan jumlah air kemih satu hari ditambah dengan 500 ml air.
  4. Vitamin dan mineral harus ditambahkan dalam bentuk obat.

Bahan Makanan yang Dianjurkan

  1. Sumber energi : nasi, lontong, bihun, mie, makaroni, jagung, makanan yang dibuat dari tepung.
  2. Sumber protein : dipilih yang bernilai biologik tinggi seperti telur, susu, daging, ikan, ayam.
  3. Sumber vitamin dan mineral : seperti terung, tauge, buncis, kangkung, kacang panjang, selada, wortel, jamur, dan lain-lain dalam jumlah sesuai anjuran.

Bahan Makanan yang Dibatasi

  1. Sumber protein : kacang-kacangan dan hasil olahannya tahu, tempe, kacang, kedelai, kacang hijau, kacang tolo.
  2. Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah yang tinggi Kalium.
  3. Bahan makanan yang diawetkan : kornet, sarden.

Cara Mengatur Diet

  1. Makanlah secara teratur, porsi kecil tapi sering, ±  6 kali sehari.
  2. Hidangkan makanan yang sebaik-baiknya dan menarik sehingga menimbulkan selera makan.
  3. Pilihlah makanan sumber protein hewani sesuai jumlah yang ditentukan.
  4. Makanan sumber protein nabati mempunyai mutu protein lebih rendah dibanding protein hewani (dibatasi).
  5. Makanan tinggi kalori : madu, permen, sirup.
  6. Makanan sumber kalium dibatasi, yaitu sayuran, buah-buahan, umbi-umbian.
  7. Menghindari makanan berkadar kalium tinggi, yaitu kacang-kacangan, bayam, pisang, air kelapa/degan, alpukat, durian, nangka, kembang kol.
  8. Bila jumlah air seni kurang dari normal, maka perlu membatasi cairan yang berasal dari makanan dan minuman.

Cara Mempersiapkan dan Mengolah Makanan

  1. Mengurangi kadar kalium dalam bahan makanan.
  2. Potong kecil-kecil bahan makanan.
  3. Rendam dalam air hangat minimal selama 2 jam.
  4. Buang air perendaman.
  5. Cuci bahan makanan dalam air mengalir.
  6. Semua sayuran harus dimasak dan tidak dianjurkan dimakan dalam keadaan mentah (lalapan).
  7. Jika ada pembatasan garam, gunakan lebih banyak bumbu-bumbu seperti gula, asam dan bumbu dapur lainnya.
  8. Untuk membatasi cairan, masakan lebih baik dibuat dalam bentuk tidak berkuah, seperti ditumis, dipanggang, dikukus, dibakar, digoreng.

 

Referensi :

Permadani Tri Nadya, dkk. 2022. Pendidikan Kesehatan Tentang Kepatuhan Diet pada Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan Tahun 2021. Mahasiswa Diploma III Akper Kesdam I/BB Medan Jurnal Keperawatan Flora Volume 15 Nomer 2.

Ezdha Ayudytha Ulfah Awaliyah, dkk. 2023. Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Booklet Diet Hemodialisa (BookET Lisa) Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pasien Hemodialisa di RSUD dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi. Program Studi Keperawatan, STIKes Pekanbaru Medical Center. Jurnal Kesehatan Holistic Volume 07 Issue 01.