Selasa, 16 Januari 2024 10:41 WIB

Pola Makan yang dianjurkan untuk Pasien Diabetes Melitus

Responsive image
7176
Purtiantini, SGz, MM - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Prevalensi penyakit degeneratif di Indonesia meningkat  setiap tahunnya. Salah satunya diabetes melitus (DM), dimana Indonesia menempati urutan ke-6 dengan jumlah pasien DM tertinggi di dunia. Diabetes melitus merupakan salah satu 'silent killer' karena pada tahap awal, sering tidak menunjukkan gejala. Pada pasien DM, terdapat kondisi hiperglikemia yang lebih lanjut dapat menyebabkan berbagai komplikasi, sehingga perlu pengendalian kadar glukosa darah sebagai upaya pencegahan. Pengendalian kadar glukosa darah dapat dilakukan melalui terapi farmakologis (menggunakan obat-obatan) maupun non farmakologis. Penelitian menunjukkan terapi non farmakologis melalui pengaturan pola makan efektif mengendalikan kadar glukosa darah, profil lipid, dan tekanan darah pada penderita DM.

Strategi dalam pengaturan pola makan yang dapat dilakukan untuk membantu mengendalikan kadar glukosa darah salah satunya melalui pemilihan konsumsi makanan yang sehat dan seimbang untuk mengontrol kadar gula darah.

Berikut adalah beberapa prinsip dasar pola makan yang dianjurkan untuk pasien DM:

1.        Memilih Karbohidrat Kompleks

Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, nasi merah, roti gandum utuh, dan oatmeal. Karbohidrat kompleks memiliki serat yang lebih tinggi dan dapat membantu mengendalikan penyerapan gula darah.

2.        Menghindari Karbohidrat Sederhana

Hindari atau batasi konsumsi karbohidrat sederhana, seperti gula, permen, kue, produk olahan tepung, dan minuman manis/kemasan.  Karbohidrat sederhana dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat.

 3.        Menghindari Minuman Berkalori Tinggi

Pilih air mineral, teh tanpa gula, atau kopi tanpa gula. Konsumsi air mineral sebagai minuman utama. Batasi konsumsi minuman manis dan beralkohol

4.        Memilih Protein Sehat

Pilih sumber protein rendah lemak, seperti ikan, daging tanpa lemak, telur, dan tahu/tempe. Hindari produk daging olahan yang tinggi lemak jenuh (kornet, sosis, ikan kalengan)

5.        Memilih Lemak Sehat

Pilih lemak sehat, seperti lemak tak jenuh yang terkandung dalam alpukat, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun. Hindari lemak jenuh dan trans, seperti yang ditemukan dalam makanan olahan dan makanan cepat saji.

6.        Pentingnya Serat

Konsumsi makanan yang tinggi serat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Serat membantu mengontrol kadar gula darah dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

7.        Perhatikan Indeks Glikemik

Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung menyebabkan peningkatan gula darah yang lebih lambat, sehingga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Contoh makanan indeks glikemik rendah diantaranya biji-bijian utuh (quinoa, beras merah), sayuran, kacang-kacangan, produk susu low fat, produk gandum utuh (roti gandu utuh, oats), makanan dengan protein tinggi (daging tanpa olemak, ikan, ayam tanpa kulit).

8.        Kendalikan Porsi Makan

Perhatikan ukuran porsi makan dan pertimbangkan untuk menggunakan alat ukur makanan jika diperlukan. Kendalikan porsi makan. Jangan terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dalam satu waktu. Perhatikan ukuran porsi untuk mencegah overeating. Gunakan piring kecil dan hindari makan berlebihan. Konsumsi makan porsi kecil namun sering mampu membantu mengotrol kadar gula darah harian. Dapat dilakukan dengan konsumsi makan besar 3x sehari ( 07.00, 12.00, 18.00) serta konsumsi makan selingan 2x sehari (10.00, 14.00). hindari mengkonsumsi makanan banyak dalam satu waktu, karena ini dapat memicu lonjakan kadar gula darah.

9.        Konsultasikan dengan Ahli Gizi atau Dokter

Konsultasikan pola makan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien.

Secara umum, prinsip pola makan untuk pasien DM adalah 3J (jumlah, jenis, jam). Jumlah adalah dengan memperhatikan jumlah kalori dan porsi makan agar tetap seimbang. Jenis adalah memilih jenis karbohidrat kompleks dan berserat, memilih makanan rendah indeks glikemik, meilih protein rendah lemak, dan lemak sehat. Jam adalah makan dalam porsi yang teratur sepanjang hari dan sesuai jadwal jam makan untuk menghindari lonjakan gula darah. Hal ini dapat dilakukan dengan pemantauan waktu makan dan pilihan camilan yang sehat

 

 Referensi :

ADA, American Dietetic Assosiation. (2008). Nutrition Recommendation and Interventions for Diabetes (Position Statement). Diabetes Care. 31(1):S61

Franz MJ. (2012). Medical Nutrition Theraphy for Diabetes Mellitus and Hypoglycemia of Nondiabetic Origin. In: Mahan LK, Stump SE, editors. Krause’s Food and the Nutrition Care Process 13th edition. Philadelphia: WB Saunders Company. p. 675-710.

International Diabetes Federation. (2023). Type 2 Diabetes. https://idf.org/about-diabetes/type-2-diabetes/. [cited 2023 9 Nov)

International Diabetes Federation (2023). The Global Burden-Top 10 Countries/Territories of numer of people with diabetes (20-79 yeras) 2011 and 2030 http://www.idf.org/diabetesatlas/5e/the-global-burden. [cited 2023 9 Nov]

Jeremy D K, Parry-Strong Amber. (2013). Is there an optimal diet for patients with type 2 diabetes?Yes, the one that works for them. The British Journal of  Diabates and Vascular Disease.13(2):60-6.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Kemenkes RI

Perkeni. 2021.  Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabtes Melitus di Indonesia Jakarta: PB Perkeni

Yankes Kemenkes (2023). Penyakit Degeneratif. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1714/penyakit-degeneratif. Oktober 2023 (cited 10 Nov 2023)

Sumber gambar:

https://pantirapih.or.id/rspr/wp-content/uploads/2022/03/DM-3-720x380.jpg

https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2023/10/49a.png

https://d3uhejzrzvtlac.cloudfront.net/compro/articleMobile/189_58_19-makanan-untuk-diabetes-yang-direkomendasikan-ahli-gizi.jpg