Selasa, 09 Januari 2024 11:10 WIB

Depresi pada Anak dan Remaja

Responsive image
786
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja. Anak atau remaja juga memungkinkan mengalami depresi, yang sebenarnya penyakit yang dapat diobati. Depresi adalah emosi atau gangguan alam perasaan yang disertai dengan komponen psikologi dan komponen somatik, komponen psikologi meliputi murung, sedih, putus asa, rasa susah dan tidak bahagia, serta komponen somatic seperti konstipasi, anoreksia, kulit lembap (rasa dingin), nadi dan tekanan darah menurun. Perilaku anak-anak dan remaja yang mengalami depresi mungkin berbeda dengan perilaku orang dewasa yang mengalami depresi. Psikiater menyarankan orang tua untuk memantau anak-anak mereka terhadap gejala depresi. Seorang anak yang sering bermain bersama teman-temannya dan  menghabiskan sebagian besar waktunya bersama tiba-tiba mendapati dirinya sendirian dan tanpa minat yang jelas. Hal-hal seperti itu harus mengingatkan orang tua akan kebiasaan-kebiasaan abnormal dan mencurigai adanya gangguan depresi. Anak-anak dan remaja yang mengalami depresi mungkin mengatakan mereka ingin mati atau  berbicara tentang bunuh diri. Ketika anak-anak dan remaja merasa depresi, mereka meningkatkan risiko bunuh diri. Faktanya, hal itu bisa berujung pada kebiasaan buruk dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain untuk membuat Anda merasa lebih baik.

Penyebab

Penyebab depresi tidak diketahui secara pasti, tetapi pada umumnya seseorang menjadi depresi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1.      Faktor media sosial

2.      Faktor bullying atau perundungan

3.      Faktor hubungan percintaan

4.      Faktor masalah dengan orang terdekat

5.      Faktor tekanan di sekolah

6.      Faktor riwayat keluarga

7.      Faktor trauma

Gejala

Seseorang dapat dikatakan depresi jika setidaknya mengalami kriteria berikut, yaitu :

1.      Perasaan depresi yang terjadi pada beberapa orang hampir sepanjang waktu, bahkan hampir setiap hari.

2.      Minat dan kenikmatan menurun hampir sebagian besar fungsi dan hamper setiap hari.

3.      Perubahan berat badan berat badan atau nafsu makan yang signifikan.

4.      Perubahan dalam mimpi, datang insomnia atau hypersomnia.

5.      Adanya perubahan aktivitas.

6.      Kelelahan dan kehilangan energi.

7.      Pembangkitan perasaan bersalah atau tidak berharga berlebihan dan memang tidak pantas muncul, konsentrasi berkurang.

8.      Memiliki pikiran berulang tentang kematian, adanya keinginan untuk bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, usaha untuk buhun diri, atau rencana untuk melakukan bunuh diri.

Setelah memahami penyebab terjadinya depresi, orang tua harus memahami secara detail mengenai gangguan mental pada anak. Orang tua bisa membantu mangalihkan anak dari depresi dengan memberikan perhatian penuh kepada anak atau mengajak anak pergi berlibur. Pastikan anak merasa nyaman dalam situasi tersebut.

Jika masalah pada anak terbukti berkelanjutan setelah komunikasi yang baik, orangtua mereservasikan bantuan kepada ahli profesioanal seperti ke psikolog maupun dokter psikiater. Untuk itu kesehatan mental anak atau remaja sangat perlu diperhatikan agar mereka dapat tumbuh menjadi individual yang sehat.

 

 

 

Referensi                    :

Saputri, I. A., & Nurrahima, A. 2020. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Depresi Anak Usia Sekolah : Kajian Literatur. Holistic Nursing and Health Science, 3(2), 50-58.

Haryanto, H., Wahyuni, H. D., & Nandiroh, S. 2016. Sistem Deteksi Gangguan Depresi pada Anak-Anak dan Remaja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 14(2), 142-152.

Dianovinina, K. 2018. Depresi pada Remaja : Gejala dan Permasalahannya. Jurnal Psikogenesis, 6(1), 69-78.

Soumokil-Mailoa, E. O., Hermanto, Y. P., & Hindradjat, J. 2022. Orang Tua Sebagai Supporting System : Penanganan Anak Remaja yang Mengalami Depresi. Vox Dei : Jurnal Teologi dan Pastoral, 3(2), 244-267.