Senin, 08 Januari 2024 11:24 WIB

Narkolepsi dan Risiko Penyakit Jantung

Responsive image
240
dr. Putri Pratama - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Jumlah durasi waktu tidur yang tepat adalah komponen penting dari kesehatan jantung dan otak yang baik. American Heart Association merekomendasikan tidur 7-9 jam per malam, namun gangguan tidur dapat membuat mengurangi durasi waktu tidur yang sehat. Gangguan tidur adalah kondisi yang mempengaruhi kualitas, waktu, dan jumlah tidur. Kurang tidur adalah masalah umum yang menimpa sekitar 1 dari 3 orang dewasa dan diperkirakan sekitar 50-70 juta orang Amerika menderita gangguan tidur kronis atau berkelanjutan.

Tidur yang cukup dan berkualitas merupakan komponen penting dari kesehatan jantung dan otak. Gangguan tidur telah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Semakin banyak penelitian menyoroti bagaimana gangguan tidur dan kualitas tidur yang buruk dapat membahayakan kesehatan jantung, beberapa mekanismenya adalah sebagai berikut:

  1. Kurang tidur dapat menyebabkan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
  2. Kurang tidur atau tidur tidak teratur dapat berdampak negatif terhadap pola makan, stres, dan faktor gaya hidup lainnya yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
  3. Kantuk berlebihan di siang hari, yang merupakan gejala dari banyak gangguan tidur, termasuk hipersomnia, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
  4. Kurang tidur dan gangguan tidur juga dikaitkan dengan peningkatan peradangan di tubuh  yang juga dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
  5. Gangguan tidur dan tidur yang buruk dapat menyebabkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya yang dapat mengganggu kesehatan jantung

Salah satu gangguan tidur yang paling umum dijumpai adalah narkolepsi, selain insomnia,  sindrom kaki gelisah, dan apnea tidur. Di Amerika Serikat diperkirakan 135.000 hingga 200.000 orang menderita narkolepsi, namun angka ini bisa lebih tinggi lagi, karena narkolepsi seringkali tidak terdiagnosis. Tipikal onset narkolepsi terjadi pada pada masa kanak-kanak atau remaja dengan rentang usia 10 tahun sampai 20 tahun, namun dapat pula muncul   pada anak – anak dengan usia yang lebih muda. Orang dengan riwayat keluarga dengan narkolepsi memiliki risiko jauh lebih tinggi menderita narkolepsi. Narkolepsi mengenai 1 dari setiap 2000 individu yang memiliki predisposisi genetik yang kemudian diaktivasi oleh trigger yang berasal dari lingkungan.

Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis dan melemahkan yang merupakan kelainan sistem saraf pusat seumur hidup berupa ketidakmampuan otak mengendalikan siklus tidur-bangun, yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari. Terdapat periode “serangan tidur” di mana seseorang tertidur dalam waktu singkat secara tidak sengaja meskipun sedang melawan keinginan untuk tidur. Serangan tidur ini berpotensi membahayakan karena dapat terjadi pada waktu yang tidak tepat yaitu sering kali di tengah aktivitas sehari-hari seperti berjalan kaki, makan, atau mengemudi. Narkolepsi merupakan kondisi yang berlangsung seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan,  namun dapat dikelola dengan bantuan obat dan penyesuaian gaya hidup.

Gejala narkolepsi meliputi:

  • Mengantuk secara berlebihanan di siang hari (Excessive Daytime Sleepiness/ EDS). Bahkan saat tidur, penderita narkolepsi dapat merasa seolah-olah dia telah terjaga selama 72 jam berturut-turut. Kadang-kadang, individu dengan narkolepsi dapat melakuka tindakan otomatis, di mana mereka melanjutkan aktivitas tanpa sadar akan aktivitas yang terjadi. EDS adalah salah satu gejala pertama yang berkembang pada individu dengan narkolepsi.
  • Sering terbangun sepanjang malam. Terputusnya tidur karena sering terbangun, juga dikenal sebagai tidur terfragmentasi. Penderita narkolepsi sering kali bertransisi dengan cepat ke tidur Rapid Eye Movement   (REM) tetapi kemudian sering terbangun, menyebabkan lebih banyak transisi dari tidur nyenyak ke tidur ringan atau bangun.
  • Halusinasi. Penderita narkolepsi mungkin mengalami pengalaman seperti mimpi yang nyata saat tertidur atau saat bangun tidur. Halusinasi saat tertidur disebut hipnagogik; saat bangun tidur, hipnopompik. Halusinasi ini dapat dialami secara multi-indera dan dapat terasa sangat nyata. Penderita Narkolepsi sering kali bertransisi langsung dari bangun ke tidur REM, yang mungkin mendasari pengalaman ini.
  • Kelumpuhan tidur (bangun tetapi tidak bisa bergerak). Ketidakmampuan sesaat untuk bergerak atau berbicara saat tertidur atau saat bangun tidur. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan kelumpuhan normal yang terjadi selama tidur REM.
  • Kelemahan otot secara tiba-tiba atau hilangnya kendali otot (cataplexy) yang disebabkan oleh emosi yang kuat atau intens. Cataplexy dapat bervariasi dari cataplexy parsial, yang mungkin melibatkan bicara yang tidak jelas hingga cataplexy penuh di mana seseorang mungkin mengalami kelemahan pada wajah, anggota badan, dan batang tubuh, yang menyebabkan mereka merosot ke tanah, terjaga, tetapi tidak dapat berbicara atau bergerak.

Narkolepsi sulit didiagnosis atau bisa salah didiagnosis dan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara narkolepsi dan penyakit kardiovaskular, namun terdapat bukti kuat bahwa narkolepsi dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. Komponen utama narkolepsi yang mungkin terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular adalah narkolepsi menyebabkan perubahan tekanan darah di malam hari yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Fisiologi normal kebanyakan orang mengalami penurunan tekanan darah di malam hari secara alami, tetapi hal ini tidak selalu terjadi pada penderita narkolepsi. Bukti lain menunjukkan bahwa kekurangan neurotransmiter utama dapat menyebabkan peningkatan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Penderita narkolepsi juga memiliki risiko menderita diabetes, obesitas, depresi, dan gangguan tidur lainnya yang lebih tinggi, yang semuanya dapat berkontribusi lebih besar terhadap risiko penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu, orang – orang dengan sleep disorder termasuk narkolepsi baik yang telah didiagnosis secara profesional maupun dalam tahap kecurigaan, selayaknya berkonsultasi kepada dokter dalam rangka menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang dapat terjadi di masa yang akan datang.  Dokter akan membuka ruang diskusi mengenai komponen dari penyakit kardiovaskular, mengeksplorasi riwayat penyakit kardiovaskular terdahulu, menilai apakah gangguan tidur yang dimiliki seseorang meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, dan menjelaskan apa saja gejala dan tanda yang harus diwaspadai, dan mempertimbangkan kebutuhan tata laksana oleh ahli jantung.

Selain itu, beberapa langkah sederhana dapat diterapkan untuk mendukung memperoleh tidur yang sehat yaitu:

  • Mengisi daya perangkat  elektrik sejauh mungkin dari tempat tidur, jarak tersebut juga dapat membantu mengurangi rasa kewalahan secara umum.
  • Redupkan layar perangkat elektrik atau gunakan aplikasi filter merah di malam hari karena cahaya biru terang pada sebagian besar perangkat dapat mengganggu ritme sirkadian dan produksi melatonin.
  • Mengatur alarm tidak hanya untuk menunjukkan waktu bangun tidur namun  juga untuk menunjukkan waktu tidur dan saatnya beristirahat.
  • Menggunakan aplikasi pemblokiran untuk mengatasi scrolling habit terhadap email, media sosial, atau game di luar jam kerja yang perlu dihentikan.
  • Mengatur ponsel pada mode “jangan ganggu” sehingga notifikasi otomatis dimatikan di malam hari saat mencoba untuk tidur.

Dengan melakukan langkah – langkah sederhana tersebut, tidur yang sehat dan berkualitas lebih mungkin didapatkan sehingga manfaatnya juga dapat dirasakan, yaitu penyembuhan dan perbaikan sel, jaringan ,dan pembuluh darah, peningkatan kekuatan sistem kekebalan tubuh, perbaikan mood, perbaikan fungsi otak termasuk kewaspadaan dalam pengambilan keputusan, fokus, pembelajaran, memori, penalaran dan pemecahan masalah, dan pengurangan  risiko penyakit kronis bukan hanya penyakit kardiovaskular, tetapi juga penurunan fungsi kognitif dan demensia, depresi, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, serta obesitas.

 

Referensi:

https://www.heart.org/en/health-topics/sleep-disorders/sleep-and-heart-health

https://www.heart.org/en/health-topics/sleep-disorders/narcolepsy-and-heart-health

https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/lifes-essential-8/how-to-get-healthy-sleep-fact-sheet

https://www.heart.org/-/media/Files/Health-Topics/Sleep-Disorders/Discussion-Guide.pdf

https://www.wakeupnarcolepsy.org/about/what-is-narcolepsy/

Sumber gambar:  https://www.freepik.com/free-vector/little-boy-lying-bed-counting-sheep_9650026.htm#query=sleep&from_query=narcolepsy&position=30&from_view=search&track=sph&uuid=dd1716c3-c83a-461b-8654-2d2bffd19a0c

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->