Kamis, 04 Januari 2024 11:41 WIB

Hubungan Depresi dan Kesehatan Mental dengan Penyakit Kardiovaskular

Responsive image
535
dr. Muhammad Arman Pratomo - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Depresi dan kesehatan mental telah menjadi perhatian penting dalam masyarakat saat ini, yang mempengaruhi individu dari berbagai kelompok usia. Penelitian terbaru telah mengungkapkan hubungan antara kesehatan mental dan kesejahteraan fisik, terutama penyakit kardiovaskular (PKV). Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian oleh Kwapong et al. (2023). Penelitian ini menyelidiki hubungan antara depresi, kesehatan mental buruk, dan PKV di kalangan dewasa muda, dengan menekankan perlunya intervensi yang ditargetkan untuk meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi risiko PKV.

Kwapong et al. melakukan penelitian yang terdiri dari dewasa muda berusia 18 hingga 49 tahun. Peserta penelitian diketahui mengalami gangguan depresi, dengan hasil yang diteliti adalah PKV (gabungan antara serangan jantung (infark miokard), angina (penyakit jantung coroner), atau stroke) dan kesehatan kardiovaskular suboptimal (faktor risiko kardiovaskular: hipertensi, hiperkolesterolemia, kelebihan berat badan/obesitas, merokok, diabetes, kurang aktivitas fisik, dan asupan buah dan sayur yang tidak memadai).

Penelitian ini mengungkapkan beberapa temuan utama. Pertama, prevalensi depresi di kalangan dewasa muda adalah 19,6%, sedangkan prevalensi PKV adalah 2,5%. Peluang terjadinya PKV secara signifikan lebih tinggi pada individu dengan depresi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami depresi, menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara depresi dan PKV. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan signifikan antara depresi dan kesehatan kardiovaskular suboptimal. Individu dengan depresi memiliki peluang yang lebih tinggi untuk memiliki kesehatan kardiovaskular suboptimal dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami depresi. Demikian pula, terdapat hubungan bertingkat antara gangguan depresi dan kesehatan kardiovaskular suboptimal, menunjukkan bahwa kesehatan mental yang buruk berdampak negatif pada hasil kesehatan kardiovaskular.

Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi klinis yang penting. Hubungan timbal balik antara depresi dan PKV menyoroti perlunya intervensi yang ditargetkan untuk mengatasi kesehatan mental guna mengurangi risiko PKV di kalangan dewasa muda. Meningkatkan kesehatan mental dapat berpotensi memperbaiki hasil kesehatan kardiovaskular. Perawatan kolaboratif dan terpadu melibatkan berbagai profesional kesehatan, seperti dokter kesehatan mental, psikolog, ahli gizi, dan kardiolog sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kaitan antara depresi, kesehatan mental buruk, PKV, dan kesehatan kardiovaskular yang suboptimal pada orang dewasa muda di Amerika Serikat. Temuan ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung dan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat umum untuk menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental mereka. Penelitian ini menyoroti perlunya memprioritaskan kesehatan mental dalam upaya mengurangi risiko PKV dan meningkatkan KKV pada orang dewasa muda. Upaya pencegahan dan intervensi yang terfokus pada kesehatan mental dapat membantu mengurangi beban PKV pada populasi ini. Langkah-langkah seperti mengakses perawatan kesehatan mental, menjaga gaya hidup sehat, dan mengelola stres secara efektif dapat memainkan peran penting dalam mencegah PKV dan menjaga kesehatan jantung yang optimal.

Selain itu, artikel ini juga menyoroti perlunya meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai hubungan antara kesehatan mental dan kesehatan jantung di kalangan masyarakat umum. Edukasi tentang pentingnya perawatan kesehatan mental dan pengaruhnya terhadap kesehatan jantung dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan upaya pencegahan. Dalam kesimpulannya, artikel ini memberikan bukti yang kuat tentang kaitan antara depresi, kesehatan mental buruk, PKV, dan KKV yang suboptimal pada orang dewasa muda. Dengan memahami hubungan ini, masyarakat umum dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mental mereka dan mengurangi risiko PKV. Dalam jangka panjang, upaya ini dapat membantu mempromosikan kesehatan jantung yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup pada orang dewasa muda.

Untuk mengatasi masalah depresi dan memperbaiki kesehatan mental, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Berikut ini adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu:

  1. Mencari Pertolongan Profesional: Langkah pertama yang penting adalah mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka akan dapat melakukan evaluasi yang komprehensif dan memberikan rekomendasi yang sesuai, termasuk terapi individu, terapi kelompok, atau pengobatan jika diperlukan.
  2. Terapi Psikoterapi: Terapi psikoterapi, seperti kognitif perilaku, dapat membantu individu dalam mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang terkait dengan depresi. Terapi ini juga dapat membantu meningkatkan keterampilan pengelolaan stres, penyelesaian masalah, dan membangun hubungan yang sehat.
  3. Obat-Obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antidepresan untuk membantu mengatasi gejala depresi. Obat ini harus diambil sesuai dengan petunjuk dokter dan secara teratur dievaluasi untuk memastikan keefektifannya.
  4. Dukungan Sosial: Mendapatkan dukungan sosial dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat sangat membantu dalam mengatasi depresi. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang-orang yang peduli dapat memberikan rasa dukungan emosional yang penting.
  5. Gaya Hidup Sehat: Menerapkan gaya hidup sehat secara menyeluruh juga dapat berkontribusi pada perbaikan kesehatan mental. Ini termasuk menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari konsumsi alkohol atau obat-obatan yang dapat memperburuk gejala depresi.
  6. Mengelola Stres: Stres dapat memperburuk gejala depresi, oleh karena itu penting untuk mengelola stres dengan baik. Carilah cara-cara yang efektif untuk mengatasi stres, seperti meditasi, yoga, atau kegiatan yang menyenangkan seperti membaca buku atau mendengarkan musik.
  7. Menghindari Isolasi: Depresi cenderung membuat seseorang cenderung mengisolasi diri. Penting untuk tetap terhubung dengan orang lain dan terlibat dalam kegiatan sosial. Bergabung dengan kelompok minat atau organisasi masyarakat dapat membantu memperluas jaringan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
  8. Mengatur Harapan yang Realistis: Mengatur harapan yang realistis terkait dengan pemulihan dan perbaikan kesehatan mental juga penting. Depresi adalah kondisi yang dapat memakan waktu, dan pemulihan mungkin memerlukan proses yang berkelanjutan. Menghargai setiap kemajuan yang dicapai, sekecil apapun, dapat memberikan motivasi yang penting untuk tetap melangkah maju.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda dalam mengatasi depresi. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk menentukan langkah-langkah yang paling sesuai dengan situasi dan kebutuhan Anda.

 

Referensi

Kwapong YA, Boakye E, Khan SS, Honigberg MC, Martin SS, Oyeka CP, et al. Association of Depression and Poor Mental Health With Cardiovascular Disease and Suboptimal Cardiovascular Health Among Young Adults in the United States. Journal of the American Heart Association. 2023 Feb 7;12(3):e028332.

Seligman F, Nemeroff CB. The interface of depression and cardiovascular disease: therapeutic implications. Annals of the New York Academy of Sciences. 2015 May;1345(1):25-35.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/young-person-with-anxiety-talking-specialist_19332694.htm#query=Hubungan Depresi dan Kesehatan Mental dengan Penyakit Kardiovaskular&position=8&from_view=search&track=ais&uuid=51ab4f29-c849-4640-9db0-12f741cbb9f1