Kamis, 04 Januari 2024 11:02 WIB

Hipertensi, Diabetes dan Persalinan Prematur sebagai Penanda Penyakit Jantung di Masa Depan

Responsive image
666
dr. Putri Pratama - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Kehamilan adalah suatu ujian beban alami pada jantung. Segera setelah seorang wanita hamil, banyak perubahan terjadi pada tubuhnya, termasuk peningkatan drastis aliran darah dan beban kerja ekstra pada jantung. Perubahan ini adalah bagian dari proses yang fisiologis dan normal dalam rangka memberi nutrisi pada bayi yang sedang tumbuh. Sebagian besar calon ibu tidak akan mengalami masalah jantung selama kehamilan. Namun pada sebagian wanita, kehamilan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah atau kadar gula darah yang  seringkali bersifat sementara. Tekanan darah tinggi pada kehamilan, juga disebut hipertensi dalam kehamilan, dapat merupakan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh kehamilan (hipertensi gestasional), preeklampsia,  eklampsia, atau tekanan darah tinggi yang kronis. Peningkatan gula darah selama kehamilan atau diabetes gestasional, juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes mellitus pasca kehamilan. Kondisi - kondisi ini pada umumnya kembali normal segera setelah melahirkan. Namun, keberadaannya saat hamil dikaitkan dengan peluang yang  lebih besar terhadap kejadian penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes di masa depan.

Selain itu, persalinan prematur (melahirkan bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu) juga dapat merupakan pertanda masalah jantung dan stroke di masa depan. Demikian pula dengan melahirkan bayi kecil berdasarkan usia kehamilan (dalam persentil ke-10 terendah), juga mempunyai risiko yang lebih besar terhadap kejadian penyakit jantung.

Preeklampsia terjadi ketika seorang wanita hamil mengalami tekanan darah tinggi dan protein dalam urin setelah minggu ke-20 kehamilan. Preeklampsia dijumpai pada 8?ri seluruh kehamilan dan biasanya terjadi pada pertengahan hingga akhir kehamilan dan hingga enam minggu setelah melahirkan. Beberapa wanita mengalami tekanan darah tinggi untuk pertama kalinya selama kehamilan tanpa adanya protein dalam urin (disebut juga hipertensi gestasional), dan hal ini saja sudah mengkhawatirkan dan dapat menjadi suatu komplikasi pada  kehamilan dan berkembang menjadi preeklampsia.

Preeklampsia dapat ditandai dengan:

·         Tekanan darah 140 mmHg/90 mmHg atau lebih

·         Protein dalam urin

·         Kaki, tungkai, jari tangan dan tangan bengkak

·         Gejala preeklampsia berat termasuk sakit kepala, perubahan penglihatan, sakit perut, mual atau muntah.

Preeklampsia bisa sangat berbahaya bahkan mengancam nyawa baik bagi ibu dan bayinya yang belum lahir. Preeklampsia dapat menyebabkan kejang (eklampsia), kerusakan hati dan sel darah (sindrom HELLP), stroke, dan kelahiran dini. Ibu hamil dengan preeklampsia akan mendaparkan induksi persalinan pada minggu ke-37 kehamilan untuk mencegah masalah lebih lanjut. Namun, bahkan setelah preeklampsia hilang dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah melahirkan, wanita yang dengan riwayat preeklampsia lebih mungkin mengalami masalah jantung dan pembuluh darah, termasuk: faktor risiko kardiovaskular berupa tekanan darah tinggi dan diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Dan risiko ini tetap ada seiring berjalannya waktu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan wanita dengan tekanan darah normal selama kehamilan, mereka yang mengalami preeklampsia memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi selama empat dekade berikutnya. Separuh dari wanita yang menderita preeklampsia tidak menerima informasi tambahan atau tindak lanjut apa pun setelah tiga bulan melahirkan yang seharusnya memerlukan tindak lanjut jangka panjang dengan memperhatikan faktor risiko kardiovaskular dan gaya hidup jantung  sehat.

Komplikasi kehamilan yang lain yaitu diabetes gestasional dimana tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengontrol gula darah selama kehamilan. Akibatnya, wanita memiliki kadar gula darah (glukosa) yang lebih tinggi dari normal dan berhubungan dengan bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir besar saat lahir.

Diabetes gestasional mempengaruhi 7-9% kehamilan, pada umumnya dimulai sekitar minggu ke-24 kehamilan, itulah sebabnya tes gula darah sering dilakukan antara minggu ke-24 dan 28 kehamilan. Tatalaksana diabetes selama kehamilan adalah dengan pemantauan gula darah secara cermat, pola makan, olahraga, dan penggunaan insulin jika diperlukan. Dalam kebanyakan kasus, kadar gula darah kembal ke kadar normal seperti sebelum hamil segera setelah melahirkan. Namun, riwayat diabetes gestasional meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Sekitar setengah dari seluruh wanita yang menderita diabetes terkait kehamilan akan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan risiko penyakit jantung lebih mungkin terjadi.

Menurut sebuah penelitian, hanya 1 dari 5 wanita yang menderita diabetes gestasional yang melakukan pemeriksaan ulang dalam waktu enam bulan setelah kehamilan untuk mengetahui apakah mereka menderita diabetes. American Diabetes Association merekomendasikan pemeriksaan diabetes ulang pada 6-12 minggu pascapersalinan; jika kadar gula darah normal, pemeriksaan gula darah selanjutnya dilakukan setiap satu hingga tiga tahun sekali untuk memastikan diabetes terdeteksi sejak dini. Selain pemeriksaan berkala, olahraga, makan makanan sehat dan minum obat jika diperlukan  dapat mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2.

Penelitian telah menghubungkan persalinan dini dengan risiko lebih tinggi terhadap penyakit kardiovaskular, cardiac event, dan rawat inap pada ibu. Faktanya, tinjauan terbaru terhadap penelitian yang ada menemukan bahwa kelahiran prematur dikaitkan dengan peluang 2 kali lipat lebih tinggi terhadap kejadian atau meninggal akibat penyakit jantung atau stroke di kemudian hari. Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah tampaknya lebih besar terjadi pada wanita yang:

·         Melahirkan sebelum usia kehamilan 32 minggu

·         Telah mengalami lebih dari satu kali kelahiran prematur

·         Mengalami kelahiran prematur karena sebab medis (bukan persalinan dini yang terjadi dengan sendirinya)

Bagi wanita yang mengalami kelainan hipertensi saat hamil seperti preeklamsia, atau diabetes saat hamil, atau kelahiran prematur dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi jantung dan kesehatan secara keseluruhan pasca kehamilan. Langkah – langkah tersebut adalah:

·         Mengetahui kemungkinan terkena masalah kardiovaskular

·         Mengingatkan dokter tentang riwayat kesehatan meskipun telah hilang atau terjadi beberapa              waktu yang lalu

·         Tetap positif dan jalani gaya hidup jantung sehat jantung

·         Terapkan pola makan yang sehat, seperti pola makan nabati

·         Berolahragalah secara teratur

·         Setelah kehamilan, capai dan pertahankan berat badan yang sehat

·         Hindari merokok

·         Batasi jumlah alkohol yang Anda minum

·         Tidur yang cukup

·         Kelola stres

·         Ketahui dan pantau risiko penyakit jantung dan stroke.

 

Referensi:

https://www.cardiosmart.org/topics/women-and-heart-disease/pregnancy-complications-may-signal-future-heart-troubles

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/high-angle-doctor-using-tensiometer_34728748.htm#query=hipertensi diabetes&position=5&from_view=search&track=ais&uuid=3dfc2ced-2143-4d0d-9754-9bfcf65b9fce