Selasa, 02 Januari 2024 13:43 WIB

Serangan Jantung dan Kode STEMI

Responsive image
2714
Ns. Rachmat Fajar Noor Kusuma, S.Kep. - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Jantung kita kenal sebagai organ vital yang penting bagi kehidupan. Jantung memiliki fungsi  untuk memompa dan mengalirkan peredaran darah ke seluruh sistem tubuh hingga ke sel terkecil.  Oksigen, nutrisi dan banyak elemen lainnya diedarkan bersama peredaran darah untuk keberlangsungan metabolisme.

Kegagalan kerja jantung untuk menjalankan tugasnya dengan baik memiliki implikasi pada kerusakan hingga kematian baik bagi sel tubuh, jaringan, organ, bahkan kematian dari jantung itu sendiri. Keluhan yang sering dirasakan bagi kebanyakan orang yang memiliki gejala dari kerusakan fungsi dari jantung sebagai organ vital adalah nyeri pada daerah dada yang dirasakan menjalar dan kadang disertai keluhan sesak nafas, Keluhan ini terjadi disebabkan karena berkurang atau lebih pada terhambatnya pasokan oksigen.

STEMI merupakan salah satu dari sindrom coroner akut (SCA) yang menjadi salah satu penyakit yang mematikan di seluruh dunia. Gaya hidup yang buruk ditengarai menjadi faktor penyebab utama terjadinya penyakit tersebut. Usia tua, kelainan vaskuler,  penyakit kardiovaskular yang hampir sama seperti hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, dislipidemia, dan penyakit ginjal akut atau kronik merupakan faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Stemi terjadi karena rupture plak atau lepasnya plak pada pembuluh darah jantung menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung yang dialiri sehingga menimbulkan gangguan peredaran darah pada daerah di sekitarnya. Sumbatan pada pembuluh darah jantung ini dapat terjadi sebagian ataupun total.

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

Code Stemi adalah sebuah sistem terintegrasi yang dibuat untuk membantu interdisiplin kesehatan dalam penanganan pasien serangan jantung tipe ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI) elevasi segmen ST. Stemi adalah salah satu jenis serangan jantung berupa penyumbatan pembuluh darah arteri koroner secara total, sehingga otot-otot jantung tidak mendapat suplai oksigen. Tindakan yang diberikan adalah reperfusi meliputi “door to needle, door to balloon, atau kombinasi keduannya” kurang dari 2 (dua) jam setelah diagnosa Stemi di tegakkan. Sistem bernama Code Stemi ini telah dipublikasikan di jurnal Open Access Emergency Medicine.

Implementasi dari Code Stemi ini memiliki dampak terhadap waktu penanganan yang lebih cepat sehingga menurunkan angka kejadian efek samping kardiovaskular, tingkat kematian serta berkurangnya waktu rawat inap yang tentunya mampu mengurangi biaya perawatan yang harus dibayarkan. "Walaupun begitu, tetap saja tindakan pencegahan berupa pengendalian faktor risiko adalah pilihan terbaik apalagi melihat usia pasien serangan jantung di Indonesia tergolong muda".

RSUP Dr. Sardjito saat ini telah meningkatkan pelayanan dalam rangka screening awal pada penyakit jantung dan penyakit stroke. Kunjungi klinik MCU di Paviliun Amartha untuk Cardiac Screning dan atau hubungi bagian informasi di 1500 705 atau 081215229159 untuk informasi lebih lanjut.

 

Referensi:

Eka Ginanjar, Amal C. Sjaaf, Idrus Alwi, Wahyu Sulistiadi, Ede Surya Darmawan, Adik Wibowo, Lies Dina Liastuti, Usefulness of the CODE ST-Segment Elevation Myocardial Infarction Program to Improve Quality Assurance in Patients With ST-Segment Elevation Myocardial Infarction, The American Journal of Cardiology, Volume 165, https://doi.org/10.1016/j.amjcard.2021.10.047. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002914921011000

European Society of Cardiology. 2023. ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes. https://www.escardio.org/Guidelines/Clinical-Practice-Guidelines/Acute-Coronary-Syndromes-ACS-Guidelines

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/675/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Sindrom Koroner Akut