Selasa, 02 Januari 2024 13:35 WIB

Mimisan, Bagaimana Penanganannya ?

Responsive image
687
Nur Endah Agustina Amd.Kep - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Mimisan atau dalam bahasa medis disebut dengan epistaksis adalah kondisi keluarnya darah dari lubang hidung. Pada manusia terdapat 2 rongga hidung, mimisan bisa terjadi di satu rongga saja atau dua duanya. Mimisan dapat terjadi pada semua rentang usia mulai dari anak-anak hingga lansia. Mimisan dapat terjadi dalam berbagai tingkat kepararahan, mulai dari derajat ringan dimana mimisan akan berhenti sendiri dan ada pula mimisan yang memerlukan penanganan atau tindakan medis. Tingkat keparahan dari mimisan ini ditentukan oleh sumber perdarahan, jumlah perdarahan, lama perdarahan dan penyebab perdarahan.

Terdapat beberapa penyebab terjadinya mimisan yakni penyebab lokal, umum dan idhiopatik (tidak diketahui secara pasti), namun yang paling banyak terjadi adalah mimisan yang tidak diketahui penyebabnya secara spesifik. Beberapa penyebab atau faktor local terjadinya mimisan diantaranya adalah adanya trauma, peradangan, tumor pada hidung, kelainan pembuluh darah dan kelainan anatomi hidung. Sedangkan kelainan sistemik yang dapat menyebabkan mimisan diantaranya adalah adanya kelainan darah (hemofilia, leukemia), faktor lingkungan (suhu ekstrim, udara kering, perubahan ketinggian tiba-tiba), kegagalan organ, hipertensi, migrain, infeksi akut dan obat-obatan tertentu yang dikonsumsi.

Sebagian kasus mimisan dapat ditangani, namun terdapat beberapa tanda bahaya yang perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan perlunya rujukan dan penanganan lanjutan kejadian mimisan ini. Beberapa tanda perlunya penanganan khusus adalah apabila mimisan tidak berhenti dengan penekanan, mimisan terjadi selama lebih dari 20 menit, terjadi mimisan yang hebat, hingga dapat menyebabkan pingsan, mimisan yang berulang, mimisan dengan trauma kepala, mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah, dan mimisan yang disertai gejala syok, seperti penurunan kesadaran, hipotensi, adanya sumbatan jalan nafas, dll.

Prinsip utama dalam menanggulangi mimisan adalah penghentian perdarahan, pencegahan komplikasi, dan mencegah berulangnya mimisan. Penatalaksanaan mimisan ini dapat dibagi menjadi penatalaksanaan pada keadaan akut dan penatalaksanaan definitif. Penatalaksanaan akut ialah upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi sumber pendarahan dan menghentikannya, sedangkan penatalaksanaan definitif adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui penyebab mimisan dan upaya mencegah berulangnya kembali kejadian mimisan.

Berikut ini adalah beberapa tindakan awal yang dapat dilakukan apabila terjadi mimisan:

  • Duduk tegak dengan posisi kepala menunduk agar darah tidak masuk ke tenggorokan.
  • Jangan berbaring agar tekanan pada pembuluh darah dalam hidung dapat berkurang sehingga perdarahan bisa segera berhenti
  • Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memencet bagian depan hidung selama 10 menit untuk menghentikan perdarahan.
  • Kompres pangkal hidung dengan kompres dingin untuk memperlambat perdarahan.
  • Setelah mimisan berhenti disarankan untuk beristirahat dan tidak membuang ingus terlalu keras, dengan tujuan menghindari perdarahan ulang.
  • Hindari melakukan aktivitas berat setidaknya selama 24 jam
  • Hindari mengorek-korek hidung karena dapat menimbulkan luka baru yang mudah berdarah, dan menghidari paparan asap yang dapat mengiritasi hidung serta penting untuk menjaga kelembapan udara sekitar.
  • Apabila perdarahan tidak berhenti, disarankan untuk segera ke dokter atau instalasi gawat darurat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

 

Referensi:

Husni Teuku, Zikral Hadi. 2019. Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Epistaksis. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh

IDAI. 2015. Mimisan: Kapan berbahaya? diakses 14 Desember 2023 dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/mimisan-kapan-berbahaya

Idibekasi.org. 2014. Penatalaksanan Epistaksis. Diakses 14 Desember 2023 dari http://idikabbekasi.org/wp-content/uploads/2014/12/4.-materi-dr.-Hari.pdf