Jumat, 22 Desember 2023 10:37 WIB

Mengapa Bisa Terkena Selulitis Orbita?

Responsive image
1882
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Selulitis Orbita adalah infeksi pada jaringan di rongga bola mata yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak daripada orang dewasa. Infeksi bakteri atau jamur pada mata dapat menyebabkan penyakit mata yang disebut selulitis orbitalis. Selulitis Orbitalis adalah infeksi pada jaringan lunak di dalam rongga mata yang terdiri dari otot dan jaringan lemak. Infeksi pada selulitis orbitalis terjadi pada bagian belakang septum orbita, yaitu selaput (membran) tipis yang melapisi permukaan bola mata. Selulitis orbitalis bukan penyakit menular dan dapat menyerang siapa saja, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Gejala-gejala selulitis orbitalis di antaranya penonjolan abnormal mata yang juga disebut proptosis rasa sakit di mata dan di sekitar mata pembengkakan pada area mata, mata merah tidak mampu untuk membuka mata, gerakan mata terbatas dan terasa nyeri saat menggerakkan mata, penglihatan ganda gangguan atau hilangnya penglihatan, keluarnya cairan dari mata atau hidung, demam, sakit kepala, rasa lemah atau kelelahan, tekanan bola mata meningkat. Selulitis orbita pada anak-anak usia 9 tahun ke bawah biasanya disebabkan oleh satu jenis bakteri. Sebaliknya, pada orang dewasa, selulitis orbita bisa disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri sehingga lebih sulit ditangani. Selulitis orbita merupakan kondisi gawat darurat pada mata. Penderita kondisi ini harus menjalani pengobatan dengan rawat inap.

Penyebab Selulitis Orbita

Selulitis orbita disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Pada sebagian besar kasus, penyakit ini terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus Aureus, bakteri golongan Streptococcus, dan Haemophilus influenza.

Berdasarkan penelitian, hampir seluruh kasus selulitis orbita terjadi akibat komplikasi sinusitis. Infeksi tersebut kemudian menyebar ke orbital septum, yaitu membran yang memisahkan kelopak mata dengan bagian dalam mata.

Pada beberapa kasus, selulitis orbita juga bisa terjadi akibat infeksi bakteri pada bagian tubuh lain yang menyebar ke mata, misalnya abses gigi.

Faktor Risiko Selulitis Orbita

Selain infeksi sinus, selulitis orbita lebih berisiko terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi atau penyakit berikut ini :

1.      Cedera pada mata.

2.      Infeksi pada bagian dalam gigi.

3.      Infeksi kulit di wajah atau sekitar mata.

4.      Baru menjalani operasi mata.

Gejala Selulitis Orbita

Gejala selulitis orbita pada anak-anak dan orang dewasa umumnya sama. Hanya saja, gejala yang timbul pada anak-anak sering kali lebih berat dibandingkan gejala pada orang dewasa.

Secara umum, gejala selulitis orbita adalah sebagai berikut :

1.      Bengkak di sekitar mata

2.      Nyeri di mata dan sekitarnya

3.      Nyeri saat menggerakkan mata

4.      Keluar cairan dari mata atau hidung

5.      Kesulitan membuka mata

6.      Mata merah

7.      Sakit kepala

8.      Demam tinggi

9.      Penglihatan ganda

10.    Penurunan reaksi pupil mata

Pemeriksaan Selulitis Orbita

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan pada mata. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa :

1.      Tes darah, untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi.

2.      Kultur cairan mata dan hidung, untuk mengetahui jenis bakteri penyebab selulitis orbita.

3.      CT scan mata, untuk melihat adanya pembengkakan, kumpulan nanah, atau robekan pada mata.

4.      MRI mata, untuk memeriksa kemungkinan infeksi atau gumpalan darah di mata.

Pengobatan Selulitis Orbita

Penderita selulitis orbita harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Hal ini karena pasien perlu mendapatkan pengobatan dan pemantauan dari dokter secara cepat. Metode pengobatan yang diberikan dokter tergantung pada kondisi pasien, antara lain :

1.      Obat-obatan

Untuk mengatasi infeksi dan mencegah penyebarannya, dokter akan memberikan suntik antibiotik ke pembuluh darah. Antibiotik yang diberikan adalah antibiotik spektrum luas (broad-spectrum antibiotics) yang mampu membunuh banyak jenis bakteri.

Antibiotik suntik akan diberikan selama 1-2 minggu. Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik minum untuk 2-3 minggu sampai gejala mereda. Dokter juga akan meresepkan obat-obat lain guna mengatasi gejala yang timbul. Beberapa obat tersebut antara lain :

a.      Paracetamol, ibuprofen, atau OAINS, untuk menurunkan demam serta mengurangi bengkak dan nyeri.

b.      Kortikosteroid, untuk mengurangi kemerahan dan bengkak pada mata.

c.      Dekongestan, untuk meredakan hidung tersumbat akibat infeksi sinus atau penyebab lainnya.

2.      Operasi

Jika antibiotik yang diberikan masih belum mampu meredakan gejala, dokter akan melakukan operasi untuk membuang cairan atau abses dari sinus atau kantung mata yang terinfeksi.

Komplikasi Selulitis Orbita

Jika tidak segera diobati, selulitis orbita dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti :

1.      Gangguan pendengaran

2.      Penyumbatan aliran darah ke retina

3.      Penggumpalan darah pada rongga di belakang mata

4.      Infeksi aliran darah

5.      Meningitis

6.      Penurunan kemampuan penglihatan

7.      Kebutaan

Pencegahan Selulitis Orbita

Untuk mencegah selulitis orbita, gunakan alat pelindung mata saat berolahraga atau saat melakukan aktivitas yang rentan menyebabkan cedera pada mata.

Jika Anda mengalami sinusitis atau sakit gigi, ikuti anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter, serta jalani pengobatan sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika ada luka atau infeksi di kulit wajah dan sekitar mata. Selain itu, jaga kebersihan mata dengan rutin membersihkan make-up mata dan hindari mengucek mata.

 

Referensi :

Rince Liyanti, dkk. 2018. Penatalaksanaan Orbital Cellulitis. Jurnal Kesehatan Universitas Andalas Padang.

Alsulaiman, H., & Al-Faky, Y. 2021. Microbiology and Outcome of Pediatric Orbital Cellulitis in a Tertiary Eye Care Center in Saudi Arabia after the Routine Administration of Haemophilus influenzae Type B Vaccine. Saudi Journal of Ophthalmology, 35(3), pp. 239-43.

Leszczynska, M., et al. 2021. Corticosteroids for Acute Orbital Cellulitis. Pediatrics, 148(5), pp. 1-9.

Baiu, I., & Melendez, E. 2020. Periorbital and Orbital Cellulitis. Journal of American Medical Association, 323(2), pp. 196-7.

National Institute of Health. 2020. MedlinePlus. Orbital Cellulitis.

American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus. 2021. Cellulitis.