Jumat, 08 Desember 2023 09:55 WIB

Obat Hipertensi: Lebih Baik Diminum pada Pagi atau Malam Hari?

Responsive image
20836
dr. Surya Buana Wangi - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), memperkirakan 31,1% populasi dewasa diseluruh dunia memiliki hipertensi, dengan prevalensi yang lebih tinggi pada negara berkembang , yakni sekitar 31,5% populasi dewasa.  Di Indonesia, data RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi dibandingkan tahun 2013, dari angka 25.8% menjadi 34,1% di tahun 2018. Peningkatan prevalensi ini memerlukan perhatian khusus, mengingat hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit renokardiovaskular, seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Hipertensi dapat disebabkan oleh suatu kondisi tertentu, gangguan ginjal misalnya, yang kita kita sebut sebagai hipertensi sekunder. Namun pada populasi lebih banyak ditemukan hipertensi esensial atau primer, dimana penyebab peningkatan tekanan darah tidak dapat diidentifikasi dengan jelas.  Dalam upaya pengendalian tekanan darah, terdapat banyak strategi yang dapat diterapkan, diantaranya seperti modifikasi gaya hidup, mengatur pola makan, tidak merokok, berolahraga teratur, dan tentunya dengan meminum obat hipertensi secara teratur.

Salah satu pertanyaan yang umum ditanyakan oleh pasien dengan hipertensi adalah mengenai kapan waktu yang optimal untuk meminum obat. Apakah lebih baik di pagi hari atau pada malam hari?

Penelitian telah menunjukkan hasil yang bertentangan mengenai hal ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum obat di pagi hari lebih efektif dalam mengontrol tekanan darah dibandingkan dengan minum obat di malam hari. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa minum obat di malam hari lebih efektif.

Waktu yang optimal untuk minum obat hipertensi tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis obat, tingkat tekanan darah pasien, dan ritme sirkadian individu. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan waktu terbaik untuk minum obat hipertensi:

Jenis Obat

Ada beberapa kelas obat yang berbeda yang digunakan dalam manajemen hipertensi, seperti diuretik, penghambat beta, penghambat enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE), penghambat reseptor angiotensin II (ARB), dan penghambat saluran kalsium (CCB). Setiap obat memiliki mekanisme kerja dan waktu paruh yang unik, yang mempengaruhi waktu optimal untuk pemberian.

Sebagai contoh, diuretik biasanya diminum di pagi hari untuk mencegah nokturia (sering buang air kecil di malam hari). Penghambat ACE dan ARB memiliki waktu paruh yang lebih lama, dan penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi obat ini pada malam hari dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang lebih signifikan.

Tingkat Tekanan Darah

Waktu minum obat juga dapat bergantung pada tingkat tekanan darah pasien. Untuk pasien yang tekanan darahnya terkontrol dengan baik, minum obat di pagi hari mungkin sudah cukup. Namun, untuk pasien dengan tekanan darah yang tidak terkontrol, minum obat di malam hari mungkin lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Ritme Sirkadian Individu

Jam internal tubuh, atau ritme sirkadian, juga memengaruhi bagaimana obat dimetabolisme dan waktu optimal untuk pemberiannya. Ritme sirkadian mengontrol berbagai proses fisiologis, seperti suhu tubuh, sekresi hormon, dan tekanan darah.

Penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah cenderung meningkat di pagi hari karena pelepasan hormon kortisol. Minum obat di pagi hari dapat membantu mengendalikan lonjakan tekanan darah di pagi hari. Namun, untuk beberapa individu yang tekanan darahnya cenderung meningkat di malam hari, minum obat di malam hari dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam menurunkan tekanan darah.

Secara umum hingga saat ini penelitian belum dapat membuktikan manfaat waktu minum obat hipertensi pada malam hari dibanding pagi hari maupun sebaliknuya. Namun waktu yang optimal untuk minum obat hipertensi dapat ditentukan dengan diskusi bersama penyedia layanan kesehatan, mempertimbangkan berbagai faktor tiap individu seperti jenis dan mekanisme obat, tingkat tekanan darah, dan ritme sirkadian individu. Yang lebih penting adalah untuk meminum obat hipertensi secara tepat waktu dan sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter anda.

 

Referensi:

Mackenzie IS, Rogers A, Poulter NR, et al. Cardiovascular outcomes in adults with hypertension with evening versus morning dosing of usual antihypertensives in the UK (TIME study): a prospective, randomised, open-label, blinded-endpoint clinical trial. The Lancet 2022;400(10361):1417–1425.

Garrison SR, Kolber MR, Allan GM, et al. Bedtime versus morning use of antihypertensives for cardiovascular risk reduction (BedMed): protocol for a prospective, randomised, open-label, blinded end-point pragmatic trial. BMJ Open 2022; 12: e059711.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/older-person-checking-their-blood-pressure-with-tensiometer_44119117.htm#query=hypertension medicine&position=4&from_view=search&track=ais&uuid=8229d2f2-fc8a-4b2d-801b-d339e13f3b49