Kamis, 07 Desember 2023 11:32 WIB

Apakah itu Defek Septum Ventrikel ?

Responsive image
550
dr. Fadhilla Umami - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Defek septum ventrikel (DSV) adalah kelainan jantung bawaan yang paling umum pada anak-anak dan kelainan bawaan paling umum kedua pada orang dewasa, kedua setelah katup aorta bikuspid. Kelainan ini ditandai dengan adanya celah antar ruang jantung ventrikel kanan dan kiri yang seharusnya tidak ada. Kelainan ini adalah kelainan bawaan yang sudah ada sejak bayi dalam kandungan.

DSV dapat diawali dengan gangguan pembentukan septum/dinding antar ruang ventrikel jantung saat di dalam kandungan. Terkadang penyakit ini disertai dengan penyakit jantung bawaan lainnya seperti kelainan septum di ruang atrium jantung, paten ductus arteriosus, ataupun penyakit lainnya. Penyebab DSV dapat disebabkan oleh kelainan genetic, infeksi ibu (rubella, influenza, diabetes melitus), dan paparan racun seperti alkoho, mariyuana, kokain, dan obat-obat tertentu seperti metronidazole ataupun ibuprofen.

Normalnya darah dari ventrikel kiri dialirkan ke aorta kemudian ke seluruh tubuh. Penyakit jantung bawaan Defek septum ventrikel adalah adanya celah antar ventrikel kanan dan kiri membuat adanya aliran dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan yang seharusnya tidak ada. Hal ini membuat organ tubuh lebih sedikit menerima aliran darah dari jantung, dan jantung bekerja lebih berat untuk mengalirkan darah yang masuk ke jantung.

Bayi yang lahir dengan DSV mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun atau mungkin menunjukkan gejala ringan. Beberapa gejala yang dapat terjadi pada bayi dengan DSV termasuk nafas pendek atau sulit bernapas, kesulitan makan dan berat badan yang lambat bertambah, sianosis atau kulit kebiruan pada jari-jari atau bibir karena kurangnya oksigen dalam darah, peningkatan frekuensi napas, dan Jantung berdebar-debar atau denyut jantung yang tidak teratur.

DSV dengan celah yang kecil biasanya tidak menimbulkan gejala. Penyakit jantung bawaan seperti ini tidak sengaja ditemukan saat dilakukan pemeriksaan fisik. DSV dengan celah yang sedang dapat menimbulkan sesak, batuk, cepat lelah, berat badan sulit naik, menyusu terputus-putus atau gejala lainnya. Sedangkan DSV dengan celah yang besar dapat membuat gejala lebih berat dan gagal jantung lebih dini.

Kelainan defek septum ventrikel biasanya didiagnosis pada bayi atau anak-anak setelah dokter mendengarkan jantung menggunakan stetoskop dan mendengar suara yang tidak normal. Tes diagnostik lainnya termasuk ekokardiogram, elektrokardiogram, MRI, dan CT Scan. Ekokardiogram yaitu tes yang menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar jantung dan mengukur aliran darah. Elektrokardiogram  adalah tes yang mengukur aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan lainnya adalah MRI atau CT scan, yang membantu membuat gambar jantung dengan lebih jelas.

Kesadaran orang tua dalam menangani penyakit jantung bawaan ini sangat penting. Bila orangtua cepat menyadari ada suatu kealinan pada anak, segeralah bawa ke fasilitas kesehatan agar penegakan diagnosis jadi lebih cepat sehingga pengananpun akan lebih dini dilakukan. Beberapa anak perlu dilakukan pembedahan untuk menutup celah antar ruang ventrikel jantung.  Penanganan anak dengan penyakit jantung bawaan sebaiknya dilakukan oleh tim yang mencakup dokter anak, dokter ahli jantung, dokter ahli bedah jantung, perawat, dan tenaga medis lainnya.

Orang tua anak yang memiliki DSV perlu memahami kondisi anak mereka untuk dapat memberikan perawatan yang tepat dan membantu anak mereka menjalani kehidupan yang sehat. Berikut adalah beberapa tips edukasi untuk orang tua dengan anak yang memiliki DSV:

  1. Memahami kondisi DSV: Orang tua harus memahami apa itu DSV dan bagaimana kondisi ini mempengaruhi kesehatan anak mereka. DSV dapat menyebabkan masalah jantung yang serius jika tidak diobati, seperti infeksi jantung, gagal jantung, dan hipertensi paru. Orang tua juga perlu memahami jenis dan ukuran DSV anak mereka untuk menentukan jenis perawatan yang tepat.
  2. Mengikuti jadwal pemeriksaan rutin: Anak dengan DSV perlu diawasi secara teratur oleh dokter spesialis jantung. Orang tua harus mengikuti jadwal pemeriksaan rutin dan melakukan tes diagnostik seperti elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram untuk memastikan bahwa kondisi anak mereka terkendali dan tidak memburuk.
  3. Memberikan perawatan kesehatan yang baik: Orang tua harus membantu anak mereka menjalani gaya hidup yang sehat dengan makan makanan sehat, berolahraga teratur, dan tidur cukup. Mereka juga harus memastikan anak mereka menjaga berat badan yang sehat dan tidak merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang.
  4. Memperhatikan gejala yang muncul: Orang tua harus memperhatikan gejala yang muncul pada anak mereka, seperti sesak napas, kelelahan, pusing, dan nyeri dada. Jika gejala tersebut terjadi, orang tua harus segera membawa anak mereka ke dokter.
  5. Memberikan dukungan emosional: Anak dengan DSV mungkin merasa tertekan atau cemas tentang kondisi mereka. Orang tua harus memberikan dukungan emosional dan membantu anak mereka memahami kondisi mereka dengan cara yang mudah dipahami.
  6. Mengikuti anjuran dokter: Orang tua harus mengikuti anjuran dokter dan memberikan obat - obatan yang diberikan secara teratur dan tepat waktu. Mereka juga harus memahami tindakan yang harus dilakukan jika anak mereka mengalami gejala yang lebih buruk atau jika mereka memerlukan perawatan darurat.

Melalui edukasi yang tepat, orang tua dapat membantu anak mereka dengan DSV menjalani kehidupan yang sehat dan meminimalkan risiko komplikasi yang serius. Dengan mengikuti tips di atas, orang tua dapat membantu anak mereka mencapai kualitas hidup yang baik dan menjalani masa depan yang lebih baik.

 

Referensi:

Ventricular Septal Defect - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/holding-hands_1193894.htm#query=baby with heart disease&position=10&from_view=search&track=ais&uuid=64b25d77-996a-4f09-a07c-bb93fa0601f3