Kamis, 07 Desember 2023 10:05 WIB

Mengenal Dobutamine Stress Echocardiography

Responsive image
371
dr. Rolando Agustian Halim - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia dewasa ini. Penyakit ini ditandai dengan adanya penumpukkan plak pada pembuluh darah yang memberi makan jantung,, dan sebagai dampaknya, terjadi penurunan fungsi jantung dan bermanifestasi sebagai gejala yang biasanya berupa nyeri dada.

Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan penyakit jantung koroner, antara lain adalah pemeriksaan uji latihan atau treadmill stress test, dan bagi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan uji latihan (misal karena gangguan pergerakkan atau radang sendi), dobutamine stress echocardiography (DSE) dapat menjadi alternatif. Walaupun digunakan sebagai modalitas utama untuk mendeteksi penyakit jantung koroner, DSE juga dapat digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan katup jantung untuk merencanakan pengobatan atau tindakan lanjutan.

DSE biasanya menjadi opsi pemeriksaan pilihan pada pasien yang tidak dapat melakukan uji latihan treadmill atau hasil uji latihannya tidak dapat dibaca dengan baik. DSE cukup digemari sebagai alternatif modalitas karena memiliki keunggulan berupa proses pengambilan gambar yang lebih mudah dan tidak membutuhkan alat latihan khusus seperti supine bicycle. Sebelum kita mengetahui lebih lanjut mengenai DSE, sebenarnya apa sih dobutamine itu? Dobutamine itu sendiri adalah suatu obat yang memiliki efek kerja meningkatkan kerja pompa jantung, termasuk kecepatan dan kekuatan kontraksinya. Biasanya obat-obatan ini digunakan pada kasus pasien dengan penurunan tekanan darah, namun pada DSE dapat digunakan sebagai alat untuk menguji keberadaan penyakit jantung koroner, karena kemiripan efek yang ditimbulkan oleh dobutamin pada jantung dengan efek yang ditimbulkan oleh latihan seperti lari. Sedangkan echocardiography (selanjutnya disingkat sebagai echo) sendiri adalah pemeriksaan jantung dengan menggunakan alat yang serupa USG, yaitu memanfaatkan pantulan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung secara real-time.

Prosedur DSE dimulai dengan pemeriksaan awal untuk melihat kondisi jantung lewat echo pada saat istirahat (belum distimulasi oleh pemberian dobutamin). Apabila pasien memiliki riwayat konsumsi obat-obatan yang mampu menurunkan laju denyut jantung, maka dokter akan memberitahukan untuk memberhentikannya untuk beberapa waktu. Pasien akan dipasangi berbagai alat monitor seperti elektroda EKG untuk memantau irama jantung, dan manset tensi darah untuk memantau tekanan darah. Langkah selanjutnya adalah obat dobutamin akan diberikan kepada pasien lewat jalur infus, mulai dari dosis yang paling kecil dan akan ditingkatkan sesuai dengan respon jantung.

Selama proses DSE dokter spesialis jantung akan terus mendampingi karena harus terus memantau beberapa parameter uji seperti laju denyut jantung, tekanan darah, irama jantung, keluhan pasien, dan perubahan pergerakan otot jantung pada gambaran mesin echo. Hasil tes dikatakan mengarah ke penyakit jantung koroner jika pada saat pemberian dobutamin ada bagian otot jantung yang berkontraksi secara abnormal (misal penurunan fungsi kontraksi).

Selama pemeriksaan pasien akan diwanti-wanti untuk melaporkan beberapa gejala yang mungkin timbul seperti rasa tidak nyaman, berdebar, nyeri dada, nyeri kepala atau sesak nafas. Hasil pemeriksaan yang positif akan membantu dokter spesialis dan pasien untuk membuat keputusan untuk melanjutkan ke pemeriksaan definitif penyakit jantung koroner, yaitu pemeriksaan pencitraan pembuluh darah jantung atau yang dikenal sebagai cor angiography.

 

Referensi:

Dobutamine Stress Echocardiogram. (n.d.). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/16935-dobutamine-stress-echocardiogram

Sumber gambar: dokumentasi RSJPDHK