Senin, 04 Desember 2023 09:49 WIB

Yuk Mengenal Parasetamol

Responsive image
1809
Apt. Enny Sophia, S.Farm - RSUP Fatmawati Jakarta

Parasetamol merupakan obat yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia dengan permintaan sebesar 9.000 ton per tahun. Jika disebut obat paracetamol, apakah yang terpikirkan pertama kali? Pasti jawabannya adalah obat turun panas, obat nyeri, mudah didapat tanpa resep, dan obat sakit kepala. Meskipun obat yang sudah sekitar 70 tahunan beredar di pasaran ini termasuk obat bebas, ternyata penggunaan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati.

Kapan sih digunakan Paracetamol?
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat dapat dibeli tanpa resep dokter yang digunakan untuk mengurangi nyeri ringan hingga sedang akibat sakit kepala, sakit otot, menstruasi, sakit tenggorokan, sakit gigi, sakit punggung, keluhan pasca vaksin, dan bisa digunakan untuk mengurangi demam. Paracetamol termasuk ke dalam golongan obat analgesik atau penghilang nyeri dan antipiretik atau penurun demam. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi zat peradangan dan pemicu demam di dalam tubuh sehingga akan menormalkan kembali suhu tubuh dan membantu meredakan nyeri.

Bagaimana Cara Menggunakan Sediaan Paracetamol Minum?
Paracetamol untuk penggunaan minum dapat berbentuk tablet, tablet kunyah, kapsul, kaplet, suspensi, drop, dan sirup (cair). Meskipun paracetamol minum dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun bisa saja dokter meresepkan paracetamol untuk mengobati beberapa kondisi. Bacalah petunjuk di kemasan maupun label obat, tanyakan pada dokter maupun apoteker jika ada hal yang tidak dimengerti.

Jika paracetamol diberikan pada anak, baca dan periksa label pada kemasan untuk memastikan produk benar diperuntukan bagi anak. Jangan berikan paracetamol dewasa untuk anak. Hal ini dikarenakan konsentrasi obat yang terkandung untuk anak dan dewasa berbeda. Pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan berat badan anak, jika tidak mengetahui berat badan anak, pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan usia anak. Tanyakan pada dokter jika tidak mengetahui dosis paracetamol yang diberikan ke anak.

Pada beberapa obat flu dan batuk, terdapat kandungan paracetamol, tanyakan pada dokter atau apoteker untuk mendapatkan saran obat apa yang paling sesuai untuk mengatasi gejala yang ada. Periksa label obat flu dan batuk yang beredar di pasaran sebelum menggunakan dua obat atau lebih pada saat yang bersamaan. Periksa juga apakah kandungan zat aktifnya memiliki kesamaan untuk memastikan tidak terjadi kelebihan dosis.

Kocok terlebih dahulu pada penggunaan paracetamol yang berbentuk suspensi supaya tercampur. Selalu gunakan sendok obat untuk memastikan ketepatan dosis. Hentikan penggunaan obat jika gejala memburuk, nyeri tidak berkurang lebih dari 10 hari dan demam tidak turun lebih dari 3 hari.

Adakah Instruksi terkait Makanan?
Jika dokter tidak menyarankan apapun, makanlah seperti biasa.

Bagaimana Jika Lupa minum Obat?
Obat ini digunakan jika perlu saja. Namun jika dokter memberi petunjuk untuk digunakan rutin, maka segeralah minum obat begitu ingat. Tapi jika sudah mendekati waktu minum obat untuk dosis selanjutnya, maka lewatkan dosis yang terlupa dan lanjutkan dengan dosis rutin. Jangan melipatgandakan dosis obat untuk mengganti waktu minum obat yang terlupa.

Apakah Paracetamol dapat menyebabkan efek samping?
Ya, paracetamol dapat menyebabkan efek samping dan beberapa di antaranya sangat serius. Jika mengalami salah satu dari efek samping ini, hentikan penggunaan paracetamol dan segeralah ke dokter atau rumah sakit terdekat, yaitu kulit kemerahan, ruam, bentol-bentol, gatal, bengkak di sekitar wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah, suara serak, serta kesulitan menelan maupun bernafas.

Apa yang harus diketahui untuk Penyimpanan Paracetamol?
Simpanlah obat sesuai dengan kemasan asli, tertutup rapat, jauhkan dari jangkauan anak-anak, dan kunci tempat penyimpanan obat. Obat yang sudah tidak terpakai harus dibuang dengan benar.

Bagaimana cara membuang Obat dengan Benar?
Pada tahun 2019, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah
mencanangkan program “Ayo Buang Sampah Obat dengan Benar”, yaitu dengan pengembalian obat sisa ke pelayanan farmasi komunitas seperti apotek, klinik dan puskesmas yang disebut dengan take-back program. Dengan program ini, terdapat 1.000 apotek yang telah bekerjasama dalam program untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengembalikan obat kedaluwarsa yang dimiliki ke apotek.  Dengan pengembalian obat sisa/tidak terpakai ke fasilitas pelayanan kesehatan, pemusnahan obat akan dilakukan dengan benar karena terdapat regulasi pada masing-masing fasyankes terkait cara pemusnahan obat.

Namun jika mendapati obat yang rusak/kadaluwarsa di rumah, apa yang harus dilakukan?
Berikut cara pemusnahan obat yang rusak/kadaluwarsa di rumah, diantaranya:

  1. Keluarkan obat dari kemasan/wadah aslinya.
  2. Campurkan obat dengan sesuatu yang tidak diinginkan seperti tanah, kotoran, atau bubuk kopi bekas di dalam plastik/wadah tertutup. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyalahgunaan obat jika obat dibuang dalam kemasan aslinya
  3. Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah tertutup, seperti kantong plastik tertutup/zipper bag, kemudian buang di tempat sampah rumah tangga.
  4. Lepaskan etiket atau informasi personal lain pada kemasan/wadah/botol/tube obat untuk melindungi identitas pasien.
  5. Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) setelah dirobek atau digunting.
  6. Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air setelah diencerkan. Hancurkan botolnya dan buang di tempat sampah.
  7. Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara terpisah dari tutupnya di tempat sampah.
  8. Untuk menghilangkan penyalahgunaan, bekas wadah obat berupa botol plastik, pot plastik atau kaca (gelas), dan tube dibuang dengan cara menghilangkan semua label dari wadah dan tutup, merusak wadah dengan cara digunting, dicacah, atau dipecahkan untuk kemudian disimpan dalam wadah yang dilapisi kantong plastik.

Apakah yang harus dilakukan Jika menggunakan paracetamol melebihi dosis petunjuk? Diperlukan pertolongan medis meskipun tidak mengalami gejala.

Apa gejala takar lajak (over dosis) paracetamol?
1. Mual
2. Muntah
3. Hilang nafsu makan
4. Berkeringat
5. Kelelahan
6. Perdarahan, lebam, memar yang tidak biasa
7. Rasa nyeri di perut bagian atas
8. Kulit atau mata kekuningan
9. Gejala menyerupai flu

Apa yang perlu diperhatikan untuk Memastikan Penggunaan Paracetamol yang Aman?

  1. Tidak menggunakan lebih dari satu produk yang mengandung paracetamol di waktu yang bersamaan. Baca semua label obat yang dikonsumsi, baik yang diresepkan dokter maupun obat yang bebas. Tanyakan pada dokter maupun apoteker jika ragu.
  2. Gunakan paracetamol sesuai petunjuk dokter atau sesuai label pada kemasan. Jangan menggunakan lebih dari petunjuk meskipun masih merasa sakit atau demam setelah penggunaan obat.
  3. Hati-hati, tidak boleh menggunakan paracetamol lebih dari 4.000 mg per hari.
  4. Informasikan ke dokter jika memiliki gangguan penyakit hati.
  5. Konsultasikan ke dokter pada peminum alkohol saat penggunaan paracetamol.

 

Referensi :

https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a681004.html

https://farmalkes.kemkes.go.id/2022/12/kemenkes-terus-berupaya-mencapai-ketahanan-farmasi-nasional-untuk-parasetamol/

https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/dont-double-acetaminophen