Kamis, 30 November 2023 13:58 WIB

Deteksi Dini dan Proteksi Terhadap Karies Gigi Anak

Responsive image
1644
drg. Fitria Eersterizka, M.DSc, Sp.KGA - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Data Kemenkes RI tahun 2018 mencatat 93% anak Indonesia mengalami masalah karies gigi atau dikenal dengan gigi berlubang. Karies gigi merupakan penyakit pada gigi akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Proses pembentukan karies melibatkan demineralisasi atau berkurangnya mineral pada gigi yang akhirnya menyebabkan terbentuknya kavitas atau lubang. 

Karies gigi merupakan penyakit yang tidak terjadi dalam satu malam dan sangat mungkin dicegah. Banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya karies. Penting untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah karies, ataupun menyelamatkan dari kerusakan yang lebih parah. Perawatan pada gigi sulung pada anak sangat penting karena perannya dalam mengunyah, berbicara dan berfungsi sebagai pemelihara ruang alami pada lengkung gigi. Gigi permanen muda perlu mendapat perhatian untuk mencegah kerusakan lebih parah yang membuat gigi tersebut tidak dapat dirawat atau harus dilakukan pencabutan. Jika gigi permanen harus dilakukan pencabutan maka perlu dibuatkan gigi palsu untuk mengembalikan fungsi gigi tersebut.

Salah satu konsep yang dikembangkan oleh drg Irene Adyatmaka, DDS, PhD dan tim dalam bukunya Dental Immunization : Urgency To Build Empowerment in Community, dikembangkan konsep imunisasi gigi yang merupakan rangkaian proses untuk deteksi dini dan proteksi terhadap karies gigi terutama pada anak-anak. Konsep tersebut terdiri dari analisis risiko karies, terapi remineralisasi dan melakukan proteksi pada  permukaan gigi permanen muda yang sedang erupsi atau  tumbuh.

Analisis risiko karies diawal membantu pasien dan orang tua pasien untuk lebih memahami kondisi mereka. Mereka dapat lebih memahami apa yang sesungguhnya harus dihindari dan diperbaiki dari masing-masing anak. Selain itu pula, orang tua dan pasien dapat mengetahui potensi mana yang selama ini sudah baik dan dapat ditingkatkan. Hasil setiap anak akan berbeda beda.

Gigi yang terdapat bercak putih (white spot) dan garis hitam memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami gigi berlubang dibanding gigi dengan tanpa white spot dan garis hitam, sehingga perlu untuk menghentikan kondisi tersebut. Proses demineralisasi dapat diatasi dengan penggunaan vitamin gigi yang mengandung CPP-ACP (Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate) dimana kandungan kalsium dan fosfat didalamnya mengembalikan mineral gigi yang hilang sebelum terbentuk lubang pada gigi dan membantu menetralkan keasaman di dalam rongga mulut. Garis kehitaman pada gigi permanen muda yang baru erupsi, terutama pada pasien yang dalam analisis risiko kariesnya menunjukkan risiko tinggi, perlu dilakukan penutupan pembersihan dan penutupan garis kehitaman tersebut dan diberikan proteksi permukaan.

Proteksi gigi anak tidak berhenti sampai disitu. Anak perlu melakukan kontrol rutin ke dokter gigi untuk diantaranya memantau adanya infeksi baru, pemberian perlindungan aplikasi Fluoride, maupun perbaikan kebiasaan menyikat gigi yang bisa jadi kurang tepat seiring perubahan perkembangan gigi geligi anak. Pemantauan menyikat gigi ini juga dapat menggunakan dissclosing solution untuk melihat plak yang menempel pada gigi. Untuk itu, kerjasama antara dokter gigi, orang tua dan pasien sangat dibutuhkan dalam perawatan gigi anak.

Anjuran AAPD (American Association of Pediatric Dentist) yaitu membawa anak periksa ke dokter gigi saat tumbuh gigi susu pertama kisaran usia 1 tahun atau 6 bulan setelah gigi pertama tumbuh. Kunjungan pertama ini dapat dilakukan deteksi dini kelainan pada rongga mulut anak serta menggali kebiasaan-kebiasaan yang perlu diperbaiki dan perlu ditingkatkan dari yang selama ini sudah dilakukan orang tua. Selain itu, anak akan mulai berkenalan dengan proses pemeriksaan gigi di dokter gigi. Semua hal tersebut akan merujuk pada semboyan mencegah lebih baik daripada mengobati.

 

Referensi:

American Academy of Pediatric Dentistry. Perinatal and Infant Oral Health Care. The Reference Manual of Pediatric Dentistry.Chicago, III: American Academy of Pediatric Dentistry; 2023: 312-6

Adyatmaka, I. Adyatmaka, A. Bachtiar. (2018). Dental Immunization: Urgency to Build Empowerment in Community, Penssylvania, USA: AEGIS

Kementerian Kesehatan RI (2018), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan