Kamis, 30 November 2023 13:53 WIB

Cegah Stunting pada Bayi Prematur dengan Oral Fisioterapi

Responsive image
378
Rr. Siti Novy Hikmah M. R., S.St, Ftr, RPT, MPsi - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/ tinggi badan menurut usia yang kurang dari standar pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/ atau infeksi berulang/ kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kelahiran. Penyebab stunting antara lain adalah asupan gizi dan status kesehatan yang meliputi ketahanan pangan (ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan bergizi), lingkungan sosial (norma, makanan bayi dan anak, hygiene, pendidikan dan tempat kerja), lingkungan kesehatan (akses pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan pemukiman (air, sanitasi, kondisi bangunan).

Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan saat umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi prematur dibagi dalam 3 macam kategori yaitu extremely preterm (<28>very preterm (28 – 32 minggu), moderate to late (32 – 37 minggu). Bayi yang dilahirkan prematur biasanya memiliki ukuran badan yang lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal. Bayi prematur beresiko tinggi akan mengalami komplikasi medis seperti gangguan pernapasan, jantung, vaskuler dan syaraf. Masalah yang lain adalah bayi biasanya tidak mampu melakukan aktifitas minum, karena mengalami kesulitan dalam mengisap dan menelan, sehingga dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan perkembangan, dan memungkinkan mempunyai kesempatan kecil untuk hidup bila tidak dijaga lebih intensif.

Bayi yang lahir prematur pada umumnya membutuhkan perawatan medis secara khusus di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Bayi dapat dirawat di NICU selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Apabila bayi belum kuat menghisap dan menelan akan dipasang selang khusus melalui mulut atau hidung untuk memberikan asupan ASI agar asupan nutrisi dapat terpenuhi. Kemampuan minum pada bayi dipengaruhi oleh keberadaan reflek primitif yang merupakan gerakan spontan dan secara alami dilakukan oleh bayi bila mendapatkan rangsangan tertentu. Refleks primitif yang berhubungan dengan kemampuan hisap dan telan tersebut adalah:

a.    Rooting reflex dikenal sebagai reflek mencari, dapat di tes dengan cara menyentuhkan jari tangan di sekitar mulut bayi, maka kepala bayi akan bergerak mencari arah sentuhan jari sambil membuka mulut. Reflek ini ada sampai umur 6 bulan,

b.    Sucking reflex disebut sebagai reflek hisap, dapat di tes dengan cara meletakkan jari tangan di sekitar bibir bayi, maka bayi akan langsung menghisap jari. Reflek ini ada sejak lahir hingga seumur hidup,

c.    Swallowing reflex merupakan reflek yang terjadi saat menelan, otot-otot tenggorokan menutupi trakea dan membuka esofagus ketika makanan berada di mulut, reflek ini ada sejak lahir sampai seumur hidup.

            Refleks tersebut diatas akan berubah menjadi gerakan terkendali, biasanya mulai usia 3 bulan dan fungsinya menjadi berkembang, yaitu kemampuan untuk makan dan minum.  Pada bayi prematur dapat mengalami gangguan pada aktifitas minum karena adanya kelemahan refleks hisap dan telan akibat kematangan otak yang imatur/ belum matang. Untuk mengatasi penurunan kemampuan menghisap dan menelan tersebut dapat diberikan layanan fisoterapi oral dengan menggunakan metode oral sensomotor therapy.

Program oral sensomotor therapy akan memfasilitasi refleks hisap dan telan, memperbaiki tonus otot dan gerakan pada organ sekitar mulut misal bibir dan pipi. Keuntungan pemberian oral sensomotor therapy antara lain, meningkatkan kemampuan menghisap, membantu terbentuknya hubungan antara perasaan kenyang dan puas dengan gerakan mulut, dan membantu pembentukan pola oral motor. Fisioterapis di RSUP dr. Sardjito ikut berperan dalam perawatan di ruang NICU bagi bayi prematur yang mengalami gangguan fungsi menghisap dan menelan dengan penatalaksaan oral sensomotor therapy agar refleks hisap dan telan meningkat, dan kemampuan minum ASI menjadi kuat sehingga kebutuhan asupan nutrisi terpenuhi, dengan demikian bayi prematur akan terhindar dari resiko mengalami stunting.

 

Referensi:

Behrman RE, Butler AS. (2007) “Preterm birth causes, consequences, and prevention”, Washington, DC: Committee on Understanding Premature Birth and Assuring Healthy Outcomes.

Campbell, J. R,; E Zaccaria,; & C. J Baker (2000). “Systemic candidiasis in extremely Low Bird Weight infant receiving topical petrolatum ointment for skin care: a case-control study”, Journal American Academy of Pediatric, 105 (5), 1041-1045.

Morris, S.E., & Klein, M.D. (2000). Pre-feeding skills (2nd ed.). Philadelphia: Harcourt Health Science Co.

Wolf, L.S., & Glass, R.P. (1992). Feeding and Swallowing Disorders in Infancy: Assessment and Management. Bethesda, MD: Therapy Skill Builders.

UNICEF & WHO. 2004. Low birthweight country, regional and global estimation.

World Health Organization (WHO). www.who.int (2020)