Kista Pilonidal
Kista pilonidal adalah sebuah kantong abnormal pada kulit yang biasanya berisi sisa-sisa rambut dan kulit. Jenis kista ini seringkali terletak di dekat tulang ekor di bagian atas celah bokong. Ketika terinfeksi, abses yang dihasilkan seringkali bisa menyebabkan rasa sakit. Namun, kista dapat dikeringkan melalui sayatan kecil atau diangkat melalui pembedahan. Kondisi ini paling sering terjadi pada pria daripada wanita, dan kondisi ini cenderung mudah kambuh. Orang yang duduk dalam waktu lama, seperti pengemudi truk tercatat memiliki risiko yang lebih besar. Kista pilonidal hampir selalu terletak di dekat tulang ekor di bagian atas celah bokong. Kista pilonidal biasanya terjadi ketika rambut menusuk kulit dan kemudian menjadi tertanam. Kista pilonidal atau pilonidal cyst merupakan penyakit yang jarang terjadi. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria muda yang sering duduk terlalu lama, misalnya mereka yang berprofesi sebagai supir. Kista pilonidal bisa menyebabkan terjadi infeksi dan akan timbul rasa nyeri. Jika dibiarkan, infeksi ini bisa memicu komplikasi.
Penyebab Kista Pilonidal
Penyebab pasti munculnya kista pilonidal belum diketahui. Namun, pada sebagian besar kasus, munculnya kista didahului oleh rambut yang tumbuh ke dalam atau ingrown hair.
Selain ingrown hair, kista pilonidal juga diduga terjadi akibat cedera berulang pada area selangkangan dan area tulang ekor, misalnya karena sering berkendara di jalan rusak.
Kista pilonidal bisa terjadi pada siapa saja. Namun, gangguan ini lebih sering ditemui pada orang yang memiliki sejumlah kondisi di bawah ini :
1. Berjenis kelamin pria.
2. Berusia 15 - 24 tahun.
3. Menderita obesitas
4. Kurang gerak atau sering duduk terlalu lama.
5. Memiliki rambut tubuh yang lebat dengan tekstur kaku atau kasar.
6. Sering membawa benda berat.
7. Memiliki cekungan kecil pada kulit di atas belahan bokong sejak lahir.
8. Menderita hiperhidrosis atau keringat berlebih.
9. Memiliki keluarga dengan kondisi serupa.
Gejala Kista Pilonidal
Kista pilonidal akan terlihat seperti jerawat di atas celah bokong. Letaknya berada sekitar 4-8 cm di atas lubang anus. Benjolan ini sering tak disadari karena biasanya tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Namun, ketika terinfeksi, sejumlah gejala di bawah ini bisa dirasakan oleh penderita :
1. Benjolan kista membengkak dan berwarna kemerahan.
2. Benjolan terasa hangat dan nyeri saat disentuh.
3. Keluar nanah atau darah berbau tak sedap bila kista pecah.
4. Nyeri di punggung bagian bawah.
5. Demam
Pemeriksaan Kista Pilonidal
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat dan menyentuh kulit area benjolan kista.
Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, kecuali jika pasien mengalami infeksi yang parah. Pada kondisi ini, tes darah dan foto Rontgen umumnya dipilih sebagai jenis pemeriksaan penunjang.
Penanganan Kista Pilonidal
Pengobatan diperlukan ketika kista pilonidal terasa mengganggu atau mengalami infeksi. Berikut adalah tahapan pengobatan yang bisa dilakukan :
1. Pengobatan mandiri di rumah
Penanganan awal kista pilonidal dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman. Tindakan yang dapat dilakukan adalah :
a. Mengompres hangat area kista atau berendam di air hangat.
b. Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol.
c. Menjaga benjolan kista selalu dalam kondisi bersih dan kering, misalnya dengan sering mengganti pakaian bila berkeringat.
d. Selalu duduk di tempat yang empuk.
e. Mengoleskan minyak esensial, seperti tea tree oil, pada benjolan kista.
Meski mirip jerawat, jangan mencoba memencet apalagi memecahkan benjolan kista. Pasalnya, tindakan ini justru bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan terbentuknya bekas luka pada area tumbuhnya kista.
2. Prosedur operasi ringan
Dokter akan melakukan operasi bila kista terinfeksi. Operasi dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada benjolan kista, untuk mengeluarkan nanah dan rambut di dalamnya. Tindakan ini didahului dengan membius area sekitar kista terlebih dulu.
Pasien disarankan untuk menjaga kebersihan luka operasi usai menjalani bedah. Pasien juga dianjurkan untuk memeriksa tanda-tanda infeksi dan melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau proses penyembuhan luka.
Komplikasi Kista Pilonidal
Jika dibiarkan tanpa penanganan, kista pilonidal bisa menyebabkan sejumlah komplikasi berikut ini :
1. Terbentuknya abses atau kumpulan nanah.
2. Kista pilonidal kembali muncul.
3. Infeksi menyebar ke bagian tubuh lain.
4. Kanker kulit jenis karsinoma sel skuamosa.
Perlu diketahui, komplikasi parah hingga menjadi kanker umumnya terjadi bila kista sudah mengalami infeksi berulang (kronis).
Pencegahan Kista Pilonidal
Selalu menjaga area sekitar bokong tetap bersih dan kering adalah salah satu langkah penting untuk mencegah timbulnya kista pilonidal. Selain itu, usahakan untuk mencegah kemunculan ingrown hair dan menghindari faktor risiko terjadinya kista tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah :
1. Cukur rambut yang tumbuh berlebih di sekitar bokong.
2. Bila pekerjaan menuntut Anda untuk duduk dalam waktu lama, cobalah berdiri dan berjalan-jalan sebentar setiap 1 jam.
3. Jaga berat badan dalam rentang ideal.
4. Usahakan untuk tidak terlalu sering membawa benda berat.
5. Hindari mengenakan pakaian atau celana terlalu ketat.
Referensi :
Made Asri Dewi. 2019. Bedah Eksisi pada Kista Pilonidal yang Awalnya Dicurigai Neurofibroma Tipe-1. Artikel Medicine, Universitas Udayana Denpasar.
Rachel E Pion, dkk. 2017. Kista Pilonidal Kronis dengan Transformasi Ganas : Laporan Kasus dan Tinjauan Kasus. Jurnal Biotehnologi dan Informasi Nasional Lybrari of Medicine.
Doll, D. 2021. Rethinking the Causes of Pilonidal Sinus Disease : a Matched Cohort Study. Scientific Reports, 11(6210), pp. 1-7.
Mahmood, F., Hussain, A., & Akingboye, A. 2020. Pilonidal Sinus Disease : Review of Current Practice and Prospects for Endoscopic Treatment. Annals and Medicine and Surgery, 57, pp. 212-217.
Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Pilonidal Cyst.
Healthline. 2018. Treating Pilonidal Cyst at Home.
