Senin, 27 November 2023 09:42 WIB

Mengenal Obat Asma

Responsive image
3136
Lucia Ida Ayu Kristiana, S.Farm.Apt - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Asma merupakan penyakit saluran napas kronik yang penting dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Asma merupakan penyakit dengan berbagai variasi (Heterogenous), biasanya mempunyai karakteristik berupa inflamasi kronik dari jalan napas dengan ditemukannya gejala berupa adanya riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, rasa sempit di dada dan batuk yang mempunyai variasi waktu, intensitas maupun variabel keterbatasan aliran udara ekspirasi. Asma dapat timbul pada semua usia terutama usia muda dan tidak tergantung pada tingkat sosioekonomi tertentu. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi dapat pula bersifat menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Tujuan jangka panjang pengobatan asma adalah untuk mencapai kontrol gejala yang baik dan untuk meminimalkan risiko terkait asma di masa depan, yang meliputi kematian, eksaserbasi / perburukan asma, gangguan bernapas persisten, dan efek samping pengobatan. Pengobatan asma yang efektif memerlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara penderita asma (atau orang tua/ pengasuhnya) dan tenaga kesehatan. Pengobatan asma merupakan Long Term Medication, oleh karena itu kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sangat diharapkan.

Penyebab

1.      Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan serbuk sari.

2.      Iritan : asap, bau-bauan dan polutan.

3.      Infeksi saluran napas : virus.

4.      Perubahan cuaca yang ekstrim.

5.      Aktivitas fisik yang berlebihan.

6.      Lingkungan kerja

7.      Obat-obatan

8.      Emosi

9.      Lain-lain : Refluks Gastro Esofagus

Tanda dan Gejala

1.      Suara ngik-ngik sepanjang siklus pernapasan ketika terjadi inflamasi.

2.      Udara sukar bergerak melalui jaringan napas yang menyempit, menimbulkan suara.

3.      Asimtomatik antara serangan asma. Gejala hilang walaupun tidak ada inflamasi.

4.      Kesulitan bernapas (Dyspnea) ketika jaringan napas menyempit karena inflamasi. Ini secara khas progresif ketika inflamasi berkembang.

5.      Frekuensi napas lebih dari 20 kali permenit (Tachypnea) ketika tubuh berusaha mendapatkan lebih banyak oksigen ke dalam paru-paru untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.

6.      Penggunaan otot-otot tambahan untuk bernapas ketika tubuh mencoba lebih keras untuk mendapatkan lebih banyak udara ke dalam paru-paru.

7.      Keketatan di dada terkait dengan penyempitan jalan pernapasan (Bronchonstriktion).

8.      Takikardia-denyut jantung lebih dari 100, karena tubuh berusaha mendapatkan lebih banyak oksigen ke jaringan.

Berdasarkan tujuan penggunaannya, obat Asma terbagi dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu :

1.      Obat Pengontrol (Controller) : digunakan untuk mengurangi peradangan saluran napas, mengendalikan  gejala dan mengurangi risiko seperti eksaserbasi/ perburukan dan penurunan fungsi paru.

2.      Obat Pereda (Reliever) : Obat-obatan ini ditujukan untuk menghilangkan gejala saat diperlukan, termasuk selama serangan asma atau eksaserbasi perburukan asma.

3.      Obat Tambahan (Add-On) untuk Pasien Asma Berat : Add-on dapat dipertimbangkan jika pasien  memiliki gejala asma persisten atau yang terus menerus muncul dan/atau eksaserbasi (perburukan Asma) meskipun pengobatan sudah dioptimalkan.

Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) tahun 2020, hingga 80% pasien tidak mengetahui cara penggunaan inhaler dengan benar.

Pada pasien yang mendapatkan kortikosteroid inhalasi (ICS) jangan lupa untuk kumur-kumur dengan air setelah menggunakan inhaler yang mengandung kortikosteroid untuk meminimalisasi pertumbuhan jamur di mulut dan tenggorokan serta absorpsi sistemik dari kortikosteroid.

 

Referensi :

Ridwan. 2017. Hubungan Jenis Terapi dengan Derajat Kontrol pada Penderita Asma Bronkial di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Februari - Mei 2016. Penyelesaian Pendidikan Sarjana (S1) Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Sari Kurnia Nengsih. 2017. Pengaruh Senam Asma terhadap Peningkatan Arus Puncakekspirasi (APE) pada Pasien Asma di Puskesmas Tigo Baleh Bukittinggi Tahun 2017. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.

Syslová et al. 2012. Determination of Biomarkers in Exhaled Breath Condensate : A Perspective Way in Bronchial Asthma Diagnostics, Bronchial Asthma - Emerging Therapeutic Strategies, Dr. Elizabeth Sapey (Ed.), InTech