Rabu, 22 November 2023 08:51 WIB

Sensory Integrasi untuk Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Responsive image
8055
Astrit Suryani - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Perkembangan anak merupakan perkembangan yang terjadi pada berbagai aspek yang ada pada diri seorang anak. Aspek-aspek yang berkembang meliputi aspek kognitif, motorik, fisik, bahasa dan psikoseksual. Dalam perkembangan anak dapat dibuat periodisasi usia menjadi periode pra-kelahiran dan periode pasca-kelahiran. Perkembangan anak juga dapat dibuatkan klasifikasi berdasarkan fisik ataupun tingkat pendidikan. Anak dengan gangguan tumbuh kembang pasti membutuhkan terapi untuk mengejar keterlambatan perkembangannya.

Terapi okupasi adalah bentuk terapi atau perawatan untuk membantu seseorang dengan masalah fisik, sensorik, atau kognitif. Melalui terapi ini, seseorang dengan masalah tersebut dapat menjalani setiap aktivitasnya dengan lebih mandiri. Terapi okupasi dapat dilakukan pada orang di segala usia, termasuk anak-anak. Pada anak, terapi ini dapat membantunya melakukan kegiatan sehari-hari, seperti belajar, menulis, bermain, atau sekadar makan dan memakai pakaian. Selama terapi berlangsung, terapis akan memberikan kegiatan yang membantu anak untuk menemukan cara dalam melakukan aktivitas yang dirasa sulit bagi mereka. Banyak metode yang digunakan oleh okupasi terapis dalam memberikan Terapi kepada Anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang, tergantung dengan permasalahan yang muncul pada anak, termasuk permasalahan system sensorik.

Istilah Sensori Integrasi (SI) diterbitkan kepada publik pertama kali tahun 1976 oleh Jean Ayres Phd OTR. Sensori integrasi adalah proses untuk mengenal, mengubah serta membedakan sensasi dari sistem sensori guna memproduksi respon berupa perilaku yang bertujuan. Kemampuan ini sangat penting guna mendukung aktivitas keseharian seperti belajar, bekerja, bersosialisasi, makan dan minum, hingga berpakaian. Sensori integrasi bertugas membantu proses interpretasi dan organisasi yang dilakukan otak sehingga mampu menerima informasi sensorik dari luar tubuh. Informasi sensorik ini meliputi bau, suara, gerakan, sentuhan, penglihatan, dan rasa. Anak yang mengalami sensori integrasi disorder biasanya memiliki gangguan dalam proses menerima informasi sensorik. Gangguan ini sering dihadapi oleh anak yang mengidap autisme atau masalah tumbuh kembang lainnya. Solusinya anak perlu mengikuti terapi sensori integrasi.

Terapi sensori integrasi merupakan metode terapi guna membantu anak dengan gangguan sensori integrasi. Anak akan dihadapkan pada stimulus sensorik secara berulang dan terstruktur agar otak bisa beradaptasi sehingga responnya akan lebih baik. Terapi sensori integrasi adalah perawatan medis yang masuk dalam terapi okupasi. Terapi ini hanya boleh dilakukan oleh ahli terapi okupasi yang sudah terlatih. Pasiennya diharapkan mampu mencapai target spesifik usai menjalani perawatan ini khususnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri anak yang membutuhkan terapi Sensori Integrasi

1.      Kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari

2.      Sensitive terhadap bau

3.      Menolak makanan dengan tekstur tertentu

4.      Fokus yang mudah teralihkan

5.      Tidak bisa diam (selalu bergerak) atau enggan diajak melakukan aktivitas

6.      Impulsif (sering mengambil risiko)

7.      Ceroboh atau rentan mengalami kecelakaan

8.      Sulit beradaptasi dengan lingkungan baru

9.      Enggan ada perubahan pada rutinitas sekecil apa pun

10.  Bermasalah di sekolah

11.  Sulit memiliki teman baru

12.  Takut ketinggian

13.  Gangguan keseimbangan, dll.

Manfaat Sensori Integrasi

Terapi sensori integrasi bertujuan membuat anak dapat memperbaiki dan mengembangkan respons yang tepat dan spontan terhadap pengalaman lingkungan sehingga fungsinya dalam kehidupan sehari-hari meningkat. Sensori integrasi mendukung perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak. Pemberian terapi sensori integrasi akan mempengaruhi perhatian, koordinasi, partisipasi sosial, dan perilakunya sehingga ada perbaikan kualitas hidup di rumah, sekolah, dan komunitas yang lebih luas.

Persiapan Sebelum dan Pasca Terapi

Untuk mengikuti perawatan sensori integrasi, anak perlu persiapan terlebih dulu. Salah satunya adalah anak membutuhkan pemeriksaan dan asesmen secara menyeluruh guna mengetahui kondisi yang dialami serta penanganan apa yang tepat.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah menyusun sesi terapi sesuai kebutuhan anak. Pasca perawatan orang tua juga perlu membantu dengan mempraktikan teknik terapi yang direkomendasikan terapis di rumah.

Prosedur Pelaksanaan Terapi Sensori Integrasi

Berdasarkan American Occupational Therapy Association, ada beberapa jenis terapi integrasi yang dilakukan antara lain ialah

1.      Intervensi
Prosedur ini berupa aktivitas dan peralatan yang melibatkan fungsi motorik dan sensorik. Beberapa contohnya adalah dengan berayun maupun dilakukan pemijatan kepada anak.

2.      Akomodasi dan Adaptasi

Metode untuk mengembangkan kemampuan adaptasi terhadap anak adalah dengan memakai penutup telinga. Tujuannya adalah mengurangi stimulus suara, atau memakai spons bertekstur ketika mandi.

3.      Program Diet Sensorik

Asupan makanan juga perlu diperhatikan karena memberikan pengaruh pada sensorik anak. Terapis akan memberikan rencana menu makan harian yang melibatkan strategi sensorik individual. Misalnya saja Anda perlu menyediakan tempat yang tenang saat makan, memberikan aromaterapi dan selimut. Dengan begitu melatih anak akan terbiasa untuk berkonsentrasi.

4.      Modifikasi Lingkungan

Pada terapi ini anak akan dilatih untuk mengurangi stimulus sensoriknya sehingga tidak merasa terlalu sensitif akan suatu hal. Contohnya anak dibiasakan memakai mesin bersuara halus, mendekorasi lukisan dan lainnya yang menenangkan dirinya

5.      Edukasi
Edukasi terkait terapi sensori integrasi adalah bagian penting yang menentukan keberhasilan pengobatan ini. Orang-orang disekitarnya perlu mendapatkan edukasi yang cukup. Misalnya orang tua, pengasuh, adik, kakak atau anggota keluarga lainnya. Dengan begitu mereka mampu mengurangi dampak stimulus sensorik pada anak.

Dalam menjalani terapi sensori integrasi di rumah, ahli terapi okupasi mengajarkan teknik mandiri atau home programe pada orang terdekatnya. Selain itu tersedia program tertulis agar anggota keluarga bisa membantu perkembangan sensorik anak selama di rumah.

Efek samping Terapi Sensori Integrasi

Dari berbagai riset, tidak ada efek samping yang merugikan kesehatan dari terapi sensori integrasi. Tapi ada kemungkinan anak sulit diajak bekerja sama dalam sesi terapi sehingga butuh pendampingan yang intensif agar tujuan terapi tercapai.

Demikian yang bisa kami bagikan. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R Soeharso Surakarta menyediakan terapi sensori integrasi yang ditangani oleh Okupasi Terapi. Okupasi Terapis memberikan layanan asesmen dan sesi terapi dengan teknik dan strategi yang komprehensif untuk meningkatkan partisipasi anak dalam aktivitas sehari-hari. Terapis juga bisa mengombinasikan terapi sensori integrasi dengan terapi lain yang mungkin dibutuhkan demi tumbuh kembang anak yang optimal sesuai dengan hasil asesmen.

 

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_anak

https://klinikpintar.id/blog-pasien/mengenal-terapi-sensori-integrasi-untuk-tumbuh-kembang-anak

https://primayahospital.com/anak/terapi-sensori-integrasi/

Sumber gambar:

https://cms.web.klinikpintar.id/uploads/1_Mengenal_Terapi_Sensori_Integrasi_untuk_Tumbuh_Kembang_Anak_740ba2f899.jpg

https://www.kiddiecarecentre.com/photos/2/article/image003.jpg

https://primayahospital.b-cdn.net/wp-content/uploads/2022/08/Terapi-Sensori-Integrasi-untuk-Tumbuh-Kembang-Anak.jpg.webp

https://klinikanakkesulitanbelajar.files.wordpress.com/2012/10/p_20170105_100945.jpg