Jumat, 10 November 2023 14:53 WIB

Menopause : Saatnya Mencegah Penyakit Kardiovaskular

Responsive image
187
dr. Putri Pratama - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Pada tahun 2019, WHO menyatakan bahwa, penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, baik pada pria maupun wanita. Pedoman Asosiasi Jantung Amerika Serikat tahun 2011 untuk pencegahan penyakit kardiovaskular pada wanita telah menyampaikan faktor risiko umum dan khusus pada wanita serta meningkatkan kesadaran tentang relevansi perbedaan jenis kelamin dalam diagnosis dan pengobatan penyakit kardiovaskular. Sejak itu, telah banyak kemajuan yang dicapai dalam memahami peran penting tahap-tahap reproduksi dan gangguan yang unik pada wanita, termasuk transisi menopause yang merupakan titik balik biopsikososial dalam prevalensi risiko penyakit kardiovaskular.

Pada akhir tahun 2020, El Khoudary dan rekan-rekannya, atas nama Asosiasi Jantung Amerika Serikat, membuat  pernyataan ilmiah yang pertama kalinya menyertakan transisi menopause sebagai sex-spesific event yang secara signifikan memengaruhi kesehatan kardiometabolik di masa depan. Menopause adalah masa dalam hidup seorang wanita ketika perubahan endokrin dan metabolik yang dramatis terjadi, oleh karena itu fokus pernyataan ilmiah Asosiasi Jantung Amerika Serikat pada transisi menopause ini sangat berharga. Berdasarkan studi, terbukti bahwa perubahan hormonal  dan gejala menopause, khususnya gejala vasomotor, gangguan tidur, dan perubahan mood, berkaitan dengan modifikasi buruk dalam kesehatan kardiovaskular secara independen dari usia kronologis. Ras dan latar belakang etnis juga sangat memengaruhi pengalaman transisi menopause pada wanita di usia pertengahan.

Selama transisi menopause perubahan hormonal yang terjadi pada wanita dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskular. Beberapa perubahan yang terjadi termasuk peningkatan risiko faktor-faktor kesehatan yang kurang menguntungkan seperti obesitas, peningkatan lemak dalam darah, dan tekanan darah tinggi, perubahan dalam komposisi lemak tubuh, dan penurunan kadar hormon estrogen. Ini dapat berkontribusi pada perubahan yang kurang menguntungkan dalam kesehatan jantung, hati, dan vaskular (seperti peningkatan aterosklerosis karotis dan kekakuan arteri). Prevalensi sindrom metabolik juga meningkat pada wanita setelah transisi menopause.

Klasifikasi risiko penyakit kardiovaskular pada wanita yang disusun oleh Asosiasi Jantung Amerika Serikat tahun 2011 dengan tegas mendukung perlunya memeriksa dan mengelola semua faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dapat dimodifikasi seperti IMT, aktivitas fisik, merokok, diet, kolesterol, tekanan darah, dan glukosa puasa). Berdasarkan data yang dikumpulkan pada wanita pasca menopause, Indeks Masa Tubuh ?40 kg/m?2; dan obesitas sentral yang ditandai dengan lingkar pinggang ?88 cm berhubungan dengan risiko kematian yang lebih tinggi dan perilaku kurang aktif. Hipertensi sangat umum pada wanita yang berusia 50 tahun atau lebih yang lebih berisiko mengembangkan risiko kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi daripada pria. Diabetes juga merupakan faktor risiko yang lebih kuat untuk kematian akibat penyakit kardiovaskular pada wanita daripada pria, dan prevalensinya secara signifikan terkait dengan status menopause. Demikian pula, merokok merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang lebih kuat pada wanita daripada pria, dan tingkat kematian akibat penyakit jantung kronis lebih tinggi pada wanita yang merokok dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok.

Meskipun telah dipahami bahwa transisi menopause secara khusus berkontribusi pada profil kardiometabolik yang memburuk pada wanita, saat ini belum ada bukti mengenai strategi pencegahan yang secara khusus menargetkan wanita yang mengalami transisi ini. Ini akan menjadi langkah besar ke depan, dan penelitian yang menginvestigasi cara mengklasifikasikan wanita berdasarkan tahap-tahap menopause atau penanda klinis dan biokimia risiko kardiometabolik di masa depan akan memungkinkan penyesuaian modifikasi gaya hidup untuk setiap wanita.

El Khoudary dan rekan-rekannya juga membahas isu kontroversial tentang terapi hormon menopause dan pengaruhnya terhadap risiko kardiovaskular. Studi observasional historis terhadap wanita yang menerima terapi hormon menopause untuk mengatasi gejala vasomotor dan gejala menopause lainnya sekitar masa menopause telah menunjukkan bahwa terapi ini dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular menjadi setengahnya, dengan penurunan yang lebih besar pada wanita dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Penilaian ulang kritis terhadap uji Women's Health Initiative memperkuat perkiraan ini. Penilaian ulang ini menunjukkan penurunan signifikan dalam kejadian penyakit kardiovaskular pada wanita yang lebih muda dari 60 tahun atau dalam 10 tahun setelah menopause, sementara efek perlindungan memudar ketika terapi hormon menopause dimulai pada usia yang lebih tua (?60 tahun) atau 10 tahun setelah menopause. Ini telah membawa pada konsep jendela kesempatan untuk terapi hormon menopause di tengah hidup, di mana waktu pemberian terapi hormon menopause sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular di masa depan.

Efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular dari terapi hormon menopause bahkan lebih terlihat dalam kasus menopause dini atau prematur, di mana sangat disarankan hingga usia 50-51 tahun. Berdasarkan bukti yang kuat ini, saat ini terapi hormon menopause adalah satu-satunya intervensi yang diketahui dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes pada wanita sehat di tengah hidup. Meskipun terapi hormon menopause saat ini direkomendasikan semata-mata untuk mengatasi gejala menopause dan mencegah atau mengobati osteoporosis, upaya baru harus dilakukan untuk menilai kembali apakah terapi hormon menopause juga harus dipertimbangkan untuk pencegahan kardiometabolik dan mengidentifikasi siapa yang mungkin menjadi kandidat terbaik untuk mendapatkan manfaat dari strategi tersebut.

Kesimpulannya, inklusi transisi menopause dalam daftar faktor risiko penyakit kardiovaskular khusus oleh Asosiasi Jantung Amerika Serikat merupakan langkah yang positif dalam membuka jalan bagi penelitian baru mengenai perbedaan patofisiologis dalam penuaan kardiometabolik antara jenis kelamin. Pengelolaan yang cermat selama transisi menopause adalah kunci untuk mencegah penyakit kardiovaskular di masa mendatang. Pengelolaan melibatkan intervensi pada gaya hidup dan terapi hormon menopause yang disesuaikan; penanda masa depan tentang kerentanannya bisa memimpin pada intervensi yang lebih personal. Dengan demikian, perawatan yang lebih baik untuk wanita selama transisi menopause pasti akan menyusul, dan pengembangan pengobatan yang presisi untuk menopause akan memastikan kesehatan dan umur panjang bagi jutaan wanita di seluruh dunia.

 

Referensi:

Nappi RE, Simoncini T. Menopause transition: a golden age to prevent cardiovascular disease. Lancet Diabetes Endocrinol. 2021;9(3):135-137. doi:10.1016/S2213-8587(21)00018-8

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/flat-design-menopause-illustration_25725326.htm#query=menopause&position=10&from_view=search&track=sph