Kamis, 26 Oktober 2023 11:48 WIB

Apa Itu Retinoblastoma pada Anak

Responsive image
1029
Siti Munawaroh, S.Kep.,Ners - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Retinoblastoma merupakan kanker mata yang terjadi karena sel-sel yang ada di retina tumbuh secara cepat dan tidak terkendali. Kondisi ini diklaim sebagai kanker mata terbanyak no. 2 di Indonesia. Menurut data Sistem Registrasi Kanker di Indonesia tahun 2005-2007, perkiraan kejadian retinoblastoma pada anak (0-17 tahun) adalah sebesar 2,4 per 100.000 dengan angka kematian akibat penyakit ini merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 2 setelah leukemia karena umumnya datang dalam keadaan stadium lanjut. Data tahun 2013 menunjukkan adanya 277 anak dengan retinoblastoma di Indonesia.

Retinoblastoma termasuk keganasan yang umumnya dijumpai pada anak, tersering pada usia di bawah 2 tahun. Penyakit ini dijumpai pada sekitar 2?ri keganasan pada anak. Sekitar 95% kasus ditemukan sebelum pasien berusia 5 tahun. Kabar buruknya adalah jika dijumpai pada usia > 5 tahun, umumnya memiliki prognosis yang lebih buruk. Sekitar 3 dari 4 anak dengan retinoblastoma mengalami tumor hanya pada satu mata (retinoblastoma unilateral) dan sekitar 1 dari 4 kasus, yang terkena adalah kedua mata (retinoblastoma bilateral). Penyakit ini dapat terjadi pada anak laki-laki dan perempuan serta pada mata kanan atau kiri.Namun menariknya, retinoblastoma merupakan 1 dari 6 penyakit kanker pada anak yang dapat diupayakan untuk sembuh.

Seperti yang kita ketahui bahwa retina merupakan bagian mata yang berfungsi menangkap cahaya dari luar kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai gambar, sehingga kita dapat melihat objek dengan jelas. Pada penderita retinoblastoma, retina tidak dapat berfungsi dengan normal dan berisiko menyebabkan kebutaan. Tipe kanker mata jenis ini sering ditemukan pada anak dibawah 5 tahun dan dapat menyerang satu atau kedua mata. Kanker jenis ini terjadi karena mutasi genetik dengan penyebab yang masih belum diketahui. Namun beberapa penelitian menunjukan bahwa Retinoblastoma dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Seperti seorang ibu yang menjalani diet rendah buah dan sayur selama kehamilan, serta orang tua terpapar bahan kimia atau radiasi ketika menjalani program kehamilan.

Gejala Retinoblastoma

Setiap anak mungkin memiliki gejala yang berbeda namun tanda dan gejala yang sering dijumpai pada anak dengan retinoblastoma yaitu muncul warna putih dibagian tengah mata atau biasa dikenal dengan mata kucing (leucochoria), mata terlihat juling, penglihatan buruk, bengkak atau kemerahan di area mata dan pupil tidak mengecil saat diberikan rangsang cahaya.

Apa yang harus dilakukan?

Diagnosis dan penanganan lebih dini merupakan kunci awal kesembuhan atau setidaknya mencegah keparahan. Pengobatan retinoblastoma bergantung pada ukuran, lokasi, penyebaran, serta tingkat keparahan kanker. Tujuan pengobatan retinoblastoma yaitu untuk mencegah pertumbuhan sel kanker serta kerusakan lebih lanjut pada jaringan mata. Dokter anak atau dokter mata akan melakukan serangkaian anamnesa faktor risiko dan pemeriksaan seperti pemeriksaan bola menggunakan slit lamp, CT Scan atau MRI untuk mengetahui penyebaran serta melakukan USG mata. Beberapa pengobatan pasien dengan retinoblastoma meliputi :

1.  Terapi laser untuk menghancurkan pembuluh darah yang mengalirkan nutrisi ke tumor sehingga sel-sel kanker akan mati.

2.  Kemoterapi dengan pemberian obat-obatan khusus yang diberikan dalam bentuk oral atau suntikan untuk menghancurkan sel-sel kanker.

3.  Radioterapi menggunakan paparan sinar radiasi tinggi untuk mengecilkan dan membunuh sel-sel kanker.

4.  Krioterapi menggunakan cairan nitrogen dengan tujuan membekukan sel kanker sebelum diangkat melalui operasi.

5.  Operasi atau prosedur pengangkatan bola mata yang terkena kanker untuk mencegah penyebaran kanker ke bagian tubuh lain dan digantikan dengan bola mata implan.

Tantangan terbesar dalam pengobatan retinoblastoma adalah mempertahankan bola mata yang ada serta menghindari kebutaan dan efek samping pengobatan yang dapat menurunkan kualitas hidup pada anak. Untuk itu, deteksi secara dini memegang peranan yang penting. Segera konsultasikan dengan dokter jika ditemukan tanda-tanda seperti yang dijelaskan. Selain itu, orang tua sebaiknya mengajak anak agar dilakukan pemeriksaan mata saat baru lahir, usia 6 bulan, usia 3-4 tahun, dan dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun ke atas (setidaknya setiap 2 tahun).

 

Referensi:

Indonesia Cancer Care Community. Retinoblastoma. diakses pada 28 September 2023.

Wijaya, S. Manajemen deteksi dini terpadu retinoblastoma: Upaya Bijak jaga buah hati kita. JIMKI 2015