Kamis, 26 Oktober 2023 11:47 WIB

Kenali Gejala Serta Tips Mencegah Glaukoma di Usia Muda

Responsive image
3024
Putri Wulandari, S.Kep.,Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Glaukoma Merupakan gangguan penglihatan yang disebabkan kerusakan pada saraf mata sehingga mengakibatkan penyempitan lapang pandang hingga hilangnya  fungsi dari penglihatan. Menurut data kemenkes,2019 glaukoma merupakan penyebab kedua terbesar kasus kebutaan didunia setelah katarak dengan persentase sekitar 2,78%. Di Indonesia, kasus glaukoma setiap tahun mengalami peningkatan. Penderita glaukoma kebanyakan terdiagnosis ketika telah berada di stadium lanjut atau sampai terjadi kebutaan.

Pentingnya mengetahui Faktor Risiko serta Gejala GLAUKOMA

Menurut American Optometric Association (AOA) penyebab pastinya tidak diketahui dan gejala juga bervariasi tergantung jenisnya. Faktanya, semua orang berisiko menderita glaukoma tetapi ada beberapa orang yang memiliki risiko yang lebih tinggi menderita glaukoma diantaranya :

  1. Riwayat keluarga glaukoma.
  2. Ras Afrika dan Asia. Berdasarkan beberapa penelitian, glaukoma sudut tertutup lebih tinggi pada orang Asia-Afrika daripada kelompok ras lain 
  3. Penggunaan obat steroid. Menggunakan kortikosteroid (termasuk kortison, hidrokortison, dan prednison) untuk waktu yang lama tampaknya membuat beberapa orang berisiko terkena glaukoma sekunder.
  4. Usia 60 tahun keatas. Risiko berkembangnya glaukoma semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
  5. Penderita penyakit degeneratif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko berkembangnya glaukoma.

Gejala Glaukoma :

a. Penglihatan Berkabut

b. Pandangan Mendadak buram

c. Mual atau Muntah

d. Sakit Kepala disertai sakit sekitar bola mata,

e. Penglihatan seperti ada frame hitam atau Pelangi diskitar Cahaya

f. Mata sensitif terhadap cahaya

Tips mencegah Glaukoma

1. Pemeriksaan Mata secara Teratur

Upaya preventif yang baik adalah deteksi dini melalui skrinning atau pemeriksaan mata secara teratur. Menurut American Academy of Ophthalmology (AOA) menganjurkan setiap 5-10 tahun pada golongan usia dibawah 40 tahun. Sementara untuk usia 40-54 menganjurkanpemeriksaan mata setiap 2-4 tahun dan usia >65 tahun pemeriksaan mata setiap 1-2 tahun. 

2. Gaya Hidup Sehat.

Gaya hidup sehat seperti berolahraga teratur dapat mencegah dari penyakit salah satunya glaukoma. Beberapa penelitian mengatakan bahwa olahraga ringan seperti jogging minimal 3x seminggu dapat menurunkan tekanan dalam mata agar mata tetap sehat dan tekanan mata tetap normal. Posisi yang harus dihindari yaitu terbalik (headstand) karena dapat meningkatkan tekanan mata.

3. Diet gizi seimbang, Istirahat cukup dan Pengelolaan stress yang baik.

Konsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang baik untuk mata, bisa mencegah dari penyakit glaukoma. Buah dan sayuran hiaju adalah sumber vitamin A dan C yang baik, serta mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin. Nutrisi ini dapat melindungi dari stres oksidatif yang terkait dengan kerusakan saraf optik dan jaringan mata lainnya pada glaukoma.

Ikan seperti ikan salmon, tuna, sarden, dan ikan lainnya yang kaya akan omega-3 tinggi, juga telah terbukti dapat menurunkan tekanan mata yang menjadi faktor glaukoma.

Selain itu, biji-bijian dan kacang-kacangan adalah sumber vitamin E yang baik. Konsumsi secara rutin dapat menjaga kesehatan sel, dan melindungi tubuh dari radikal bebas yang bisa merusak jaringan pelindung retina.  

“Diagnosa dini merupakan kunci untuk mencegah kebutaan. Pentingnya skrinning sejak dini.”

 

Referensi:

AOA. Galucoma. https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/glaucoma?sso=y diakses pada 2023

KEMENKES. Upaya Pencegahan Glaukoma. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/bagaimana-upaya-pencegahan-glaukoma diakses 2023

InfoDATIN. Situasi Glaukoma di Indonesia. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/infoDatin_glaukoma_2019.pdf diakses 2023