Jumat, 13 Oktober 2023 14:24 WIB

Pentingnya Keseimbangan Cairan pada Pasien Post Operasi

Responsive image
1704
Agustina Rahmawati I A.Md.Kep - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Keseimbangan Cairan pada Pasien Post Operasi

Pada pasien post operasi keseimbangan cairan dapat terganggu karena proses perioperative seperti puasa sebelum tindakan, perdarahan saat operasi, hilangnya cairan pada saat sebelum dan sesudah operasi. Keseimbangan cairan sangat penting di monitor supaya terhindar komplikasi dan dapat memenuhi kebutuhan sel dan jaringan untuk pemulihan luka pasein. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat berupa kelebihan cairan (overhidrasi) maupun kekurangan cairan (dehidrasi) (Sjamsuhidahat & de jong, 2010).

Perbedaan Hipervolumia dan Hypovolumia

Monitoring cairan dihitung saat pasien sampai di rawat inap, monitoring berdasarkan cairan masuk dan keluar selama 24 jam. Pengukuran balance cairan yang tepat yaitu mencatat dengan ketat dari cairan infus yang masuk, obat-obatan injeksi atau titrasi, dan minum. Sedangkan monitoring cairan keluar yaitu dengan mencatat cairan urin, muntah, prodak drain, prodak NGT, feses dan IWL (insensibel water loss). Balane cairan dapat dibedakan menjadi dua yaitu balance cairan positif dimana kondisi cairan masuk lebih banyak dari pada cairan keluar yaitu disebut dengan hipervolumia. Gejala dan tanda yang dapat dilihat dengan adanya edema pada tungkai, ekstremitas atas atau bawah, tekanan darah naik, sesak memberat saat aktifitas, nadi meningkat. Balance cairan negatif yaitu dimana kondisi cairan masuk lebih sedikit dari cairan keluar atau disebut dengan hypovolumia. Kondisi seperti ini dimana tubuh kehilangan cairan 20?lam tubuh sehingga dapat meningkatkan kerja jantung untuk memompa darah lebih berat dan dapt menimbulkan efek gagal jantung, syok hypovolemik dan sampai dengan kematian.

Pentingnya menghitung balance cairan pada pasiein operasi menjadi pertimbangan tim medis untuk menyatakan cairan pasien kurang atau lebih. Monitoring dengan ketat akan mengurangi resiko pasien terhindar dari ketidakstabilan cairan. Penanganan dengan tepat akan menghindari resiko pasien post operasi terhindar dari syok dan sampai dengan kematian. Monitoring cairan sangat memerlukan dukungan dari bebrapa pihak seperti tim medis dan keluarga pasien

Oleh karenanya pentingnya pengetahuan pasien dan  keluarga bagaimana pengaturan keseimbangan cairan disampaikan kepada mereka, dengan harapan kerjasama antara petugas dan pasien akan mempercepat penyembuhan , termasuk pengaturan cairan di rumah.

 

Referensi:

Sjamsuhidajat, R., & De Jong, W. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3 (Edisi 3). Jakarta: EGC.

Hipovolemia (D.0023, SDKI), Hipervolemia (D.0022, SDKI) from : https://mediaperawat.id/asuhan keperawatan-hipervolemia-d-0022/

Endar Kurianto, Arianti indonesian journal of nursing practices, 2018 Status Cairan Pada Pasien Pasca Pembedahan di RS PKU Muhammadiyah Gamping , Yogyakarta.