Jumat, 13 Oktober 2023 14:13 WIB

Posisi yang Nyaman untuk Pasien Stroke

Responsive image
4146
Maria Heptasasi Nathalin, AMK - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Stroke dapat menyebabkan sebagian tubuh mengalami kelumpuhan, hal ini akan berpengaruh terhadap aktiviyas fisik sehari- hari termasuk tidur. Posisi tidur yang salah dapat menyebabkan komplikasi seperti dislokasi bahu parsial, nyeri bahu kronis, luka tekan, infeksi dada, gumpalan darah di kaki, infeksi saluran kemih, sembelit, rentang gerak yang sedikit pada sendi, pemendekan otot yang permanen, pembengkakan, dan penyusutan otot.Adapun posissi tidur pada pasien stroke antara lain:

1. Posisi tidur supinasi, posisi ini dapat meningkatkan perfusi cerebral yang menyebabkan aliran darah ke otak. Posisi kepala head up 30 derajat, kedua kaki lurus, salah satu bagian tangan  berada lebih tinggi daripada tangan satunya, gunakan bantal untuk membuat posisi ini. Tetapi posisi ini tidak boleh dilakukan saat memberikan makanan kepada penderita stroke karena menyebabkan aspirasi, kesulitan menelan.

2. Posisi tidur side lying, posisi ini berbaring dengan menghadap ke salah satu sisi. Posisi ini memberikan mnafaat terhadap salah satu sisi tubuh yang terkena stroke. Gunakan bantal untuk menopang kepala dan leher, gunakan bantal untuk tangan dan lengan yang terkena stroke dan lapisi dengan bantal tambahan di tengah  antara tangan atas dan tangan bawah. Menempatkan bantal diantara tangan bertujuan menghindari tekanan atau gesekan antar kulit.

3. Posisi semifowler, seperti posisi supinasi tetapi dengan posisi kepala lebih tinggi dari 45 derajat, letakkan kedua lengan di atas bantal, jaga agar kaki ditopang untuk kenyamanan. Posisi ini memberikan manfaat melancarkan pernapasan, mengurangi resiko aspirasi, hingga mengoptimalkan menelan makanan.

    Pada posisi di tempat tidur dan terapi fisik, tempat tidur ideal bagi pasien stroke adalah tempat tidur yang padat dengan bagian kepala cukup keras untuk menopang berat ketika disandarkan, tempat tidur tunggal yang memungkinkan orang yang merawat dapat meraih pasien dari kedua sisi.

Prosedur merawat pasien di rumah:

1. Gunakan kasur yang sesuai; Balikkan pasien dari satu sisi ke sisi lain setiap 2 - 3 jam sepanjang siang dan malam, Ubahlah posisi lengan dan tungkai setiap 1- 2 jam sekali, Pijatlah tungkai yang lemah atau lumpuh sebanyak 1 - 2 kali sehari, Gerakan semua sendi di tungkai yang lumpuh secara lembut dan perlahan yaitu lurus dan menekuk sebanyak 5 -7 kali, tahan sendi di setiap posisi selama sekitar 30 detik, ulangi proses ini setiap 4 jam. Topanglah lengan yang lumpuh atau lemah dengan sebuah bantal. Jangan membaringkan pasien terlentang terlalu lama dan menarik bagian lengan yang lumpuh atau lemah.

2. Membalikkan pasien; Pasien yang mengalami imobilisasi perlu dibalik atau diposisikan secara bergantian, pada siang dan malam hari. Untuk membalik pasien di tempat tidur, orang yang merawat harus menyelipkan lengan mereka dibawah tubuh pasien dan menarik pasien ke arah mereka. Punggung pasien juga diperiksa untuk melihat tanda luka tekan. Untuk mencegah luka tekan bersihkan kulit dengan air hangat, spons, dan sedikit antiseptik atau sabun paling tidak sekali sehari, sprei dan baju yang basah harus langsung diganti.

3. Bridging,  Latihan ini dapat membantu pasien bergerak di tempat tidur, pasien menekuk tungkai mereka yang kuat dan orang yang merawat menekuk tungkai yang lumpuh atau lemah dan menahannya. Pasien mendorong kaki di tempat tidur, dan mengangkat panggul sehingga panggul dapat dipindahkan ke salah satu sisi dan menurunkan panggul ke posisi yang baru.

4. Duduk di tempat tidur; Berikan pasien posisi duduk dan bersandar di bagian kepala tempat tidur, tangan yang lemah di topang dengan bantal. Posisi duduk lebih kecil kemungkinan pasien mengalami tersedak, mempermudah  pasien bernapas dan menelan. Gunakan bantal tambahan untuk menyeimbangkan pasien dan mwmberikan topangan.

5. Perawatan kulit; Pada pasien stroke dekubitus atau luka tekan dapat terjadi karena berkurangnya sensasi dan mobilisasi.  Inkontinensia dan malnutrisi termasuk dehidrasi meningkatkan resiko dekubitus .Ubahlah posisi pasien, sprei harus kering dan kencang, gunakan spons lembut untuk membantali bagian tubuh yang paling beresiko tertekan seperti punggung bawah, pantat, paha, tumit, siku, bahu, dan tulang belikat/scapula. Gunakan kasur angin jika memungkinkan.

6. Mencegah nyeri bahu;  Nyeri bahu merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien stroke, dialami oleh sekitar 1 dari 5 orang dalam waktu enam bulan setelah stroke. Komplikasi ini disebabkan oleh peregangan dan peradangan sendi bahu yang melemah. Nyeri bahu jauh lebih mudah dicegah daripada diobati, karena jika sudah terjadi dan tidak diterapi dengan benar dapat menyebabkan kecacatan yang signifikan.

 

Referensi:

Mulyatsih E, & Ahmad A, 2010, Stroke Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah, Balai Penerbit FK UI, Jakarta

Fergin Valery, Ph D 2006, Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan &Pemulihan Stroke, Penerbit Buana Ilmu Poluler, Jakarta

Mulyatsih E, 2015, Emergency Stroke Management, panitia The 2nd International Neuroscience Nursing Update, Hipeni, Bandung