Jumat, 13 Oktober 2023 14:06 WIB

Mengenal Sindrom Nefrotik Pada Anak

Responsive image
6744
Mia Siti Sudiani, S.Kep.,Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagai organ pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak berguna serta bersifat toksis. Sindrom Nefrotik merupakan sekumpulan gejala yang mengindikasi ginjal tidak bekerja secara normal. Sindrom nefrotik biasanya terjadi ketika glomerulus rusak, menyebabkan terlalu banyak protein bocor dari darah ke dalam urin.

Rata-rata, kurang dari 5 dari 100.000 anak di seluruh dunia mengalami sindrom nefrotik setiap tahun. Sindrom nefrotik lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan (2:1) dan kebanyakan terjadi antara umur 2 dan 6 tahun. Telah dilaporkan terjadi paling muda pada anak umur 6 bulan dan paling tua pada masa dewasa. Prevalensi sindrom nefrotik di Indonesia yaitu 6 dari 100.000 anak dibawah 14 tahun. Data Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta melaporkan bahwa sindrom nefrotik merupakan penyebab kunjungan sebagian besar pasien di Poliklinik Nefrologi, dan merupakan penyebab tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 1995-2000.

Penyebab, dikatakan lebih dari 80% penyebab Sindrom Nefrotik tidak diketahui (idiopatik), selain itu karena geneteik/keturunan atau dapat bawaan lahir (kongenital). Penyakit lain seperti, diabetes, hepatitis, HIV, lupus autoimun, malaria, infeksi bakteri.

Gejala dari Sindrom Nefrotik yang umumnya terjadi adalah, Terjadi bengkak (edema) di daerah sekitar mata, wajah, perut, dan kaki, Produksi urin yang sedikit (Oliguria), Urin berbusa, keruh, Terlihat lesu, Nafsu makan menurun, Terkadang dapat disertai demam, nyeri perut dan diare

Pada hasil tes urin dan darah dapat ditemukan tanda seperti, Albuminuria (terdapat kadar albumin yang tinggi dalam urin).Hipoalbuminemia (terdapat kadar albumin yang rendah dalam darah), Hiperlipidemia (terdapat kadar kolesterol dan lemak yang tinggi dalam darah)

Beberapa hal yang dapat dilakukan kepada anak dengan Sindrom Nefrotik di rumah yaitu, menimbang berat badan anak secara teratur, mengatur masukan cairan dengan cermat sesuai kebutuhan anak, memantau nafsu makan dan asupan nutrisi anak, mengatur diet tinggi kalori, rendah garam, rendah lemak hal ini dapat dilakukan orang tua dengan berkonsultasi dengan ahli gizi dan dokter sebelum membuat perubahan apa pun pada pola makan anak, minum obat secara teratur dan kontrol sesuai anjuran.

 

Referensi:

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, Last Reviewed October 2021. Diakses pada tanggal 21 Juli 2023 melalui web: https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/children/nephrotic-syndrome-children

Wang CS, Greenbaum LA. Nephrotic syndrome. Pediatric Clinics of North America. 2019;66(1):73–85. doi: 10.1016/j.pcl.2018.08.006

Agustina, Novita, Kenali Anak Dengan Sindroma Nefrotik Dan Diet Sehatnya!!.

Diakses melalui web : https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/409/kenali-anak-dengan-sindroma-nefrotik-dan-diet-sehatnya