Rabu, 11 Oktober 2023 15:49 WIB

Ketahui Torsade de Pointes yang Dapat Menyebabkan Henti Jantung Mendadak

Responsive image
453
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Jantung memiliki empat ruang utama yang dibagi menjadi dua, yaitu dua ruang bagian bawah (bilik jantung) dan dua ruang bagian atas (atrium). Kedua ruangan ini berfungsi untuk menerima dan memompa darah di jantung. Torsade de Pointes adalah salah satu kelainan jantung berupa kecepatan denyut pada bilik jantung (ventrikel) yang melebihi batas normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan atau efek samping obat-obatan. Jika tidak segera ditangani, Torsade de Pointes dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Pada Torsade de Pointes, bilik jantung berdetak lebih cepat dan tidak selaras dengan denyut pada atrium. Perlu diketahui, denyut jantung manusia pada kondisi normal adalah 60-100 per menit. Sementara pada Torsade de Pointes, bilik jantung dapat berdenyut hingga 150-300 per menit. Torsade de Pointes adalah jenis takikardia ventrikel polimorfik yang ditandai pada elektrokardiogram oleh perubahan osilasi dalam amplitudo kompleks QRS di sekitar garis isoelektrik. Torsade de Pointes dikaitkan dengan perpanjangan QTc, yang merupakan perpanjangan interval QT yang disesuaikan dengan detak jantung. Ritme dapat berakhir secara spontan atau dapat berubah menjadi fibrilasi ventrikel. Kegiatan ini meninjau evaluasi dan pengelolaan Torsade de Pointes dan menyoroti peran anggota tim interprofesional dalam berkolaborasi untuk memberikan perawatan yang terkoordinasi dengan baik dan meningkatkan hasil bagi pasien yang terkena dampak.

Penyebab Torsade de Pointes

Torsade de Pointes adalah kondisi di mana bilik jantung berdenyut lebih cepat daripada batas normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :

1.      Congenital Long QT Syndrome

Congenital Long QT Syndrome adalah kelainan bawaan yang menyebabkan gangguan aktivitas listrik pada bilik jantung. Sindrom ini dinamai demikian karena terjadi pemanjangan interval gelombang QRS ke T pada pemeriksaan rekam jantung (EKG).

Makin sering seseorang mengalami pemanjangan interval QT, maka risiko terkena Torsade de Pointes makin tinggi.

2.      Obat-obatan

Selain disebabkan oleh kelainan bawaan, Torsade de Pointes juga dapat disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan tersebut adalah :

a.      Antijamur

b.      Antidepresan

c.      Antipsikotik

d.      Antibiotik golongan makrolid

e.      Antiaritmia

f.       Antiemetik (obat mual dan muntah)

Faktor Risiko Torsade de Pointes

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami Torsade de Pointes :

1.      Berjenis kelamin wanita

2.      Berusia di atas 65 tahun

3.      Menderita penyakit jantung

4.      Memiliki riwayat long QT syndrome dalam keluarga

5.      Mengonsumsi diuretik

6.      Mengalami denyut jantung yang melambat (bradikardia)

7.      Memiliki kadar kalsium rendah (hipokalsemia), kadar magnesium rendah (hipomagnesemia), atau kadar kalium rendah (hipokalemia)

8.      Menderita penyakit hati atau ginjal

Gejala Torsade de Pointes

Pada sebagian kasus, Torsade de Pointes tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini bisa timbul secara mendadak.

Gejala yang dapat timbul pada penderita meliputi :

1.      Jantung berdebar (palpitasi) secara tiba-tiba

2.      Pusing

3.      Mual

4.      Keringat dingin

5.      Nyeri dada

6.      Sesak napas

7.      Rasa seperti akan pingsan

8.      Penurunan kesadaran

Pada penderita long QT syndrome, gejala-gejala di atas dapat muncul karena dipicu oleh stres, rasa takut, atau aktivitas fisik yang berat.

Pemeriksaan Torsade de Pointes

Setelah memulihkan kondisi pasien, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mendengarkan denyut dan irama jantung, memeriksa denyut nadi, serta memeriksa tekanan darah pasien.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, yaitu :

1.      Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas listrik jantung.

2.      Tes darah, termasuk tes elektrolit dan enzim jantung, untuk memeriksa kadar elektrolit dalam tubuh, serta mendeteksi jika terjadi gangguan aliran darah pada otot jantung.

3.      Pemindaian, seperti foto Rontgen dada dan USG jantung (ekokardiografi), untuk mendeteksi kelainan pada struktur dan katup jantung.

Penanganan Torsade de Pointes

Torsade de Pointes dapat menimbulkan kondisi gawat darurat yang mengakibatkan penderitanya tidak sadarkan diri. Jika Anda melihat seseorang mengalami keadaan tersebut, berikan pertolongan pertama dengan melakukan CPR sambil menunggu petugas medis datang.

Jika terdapat alat Automated External Defibrillator (AED) di dekat Anda, maka pasanglah alat tersebut pada tubuh penderita sambil menunggu petugas medis datang. Selain dapat memandu CPR, alat ini juga dapat memberikan kejutan listrik ke jantung secara otomatis.

Pada pasien yang telah dibawa ke rumah sakit, dokter akan memberikan penanganan darurat. Beberapa penanganan darurat yang dapat diberikan oleh dokter adalah :

1.      Pemasangan infus dan alat bantu napas.

2.      Pemasangan alat kejut jantung (defibrilator), untuk mengembalikan irama jantung yang normal.

3.      Pemberian infus elektrolit sesuai kekurangan kadar elektrolit yang terjadi.

4.      Pemberian suntik magnesium.

5.      Pemberian obat isoprenaline, untuk menurunkan interval QT.

6.      Pemasangan alat pacu jantung sementara dengan selang yang dimasukkan melalui pembuluh darah leher.

Selain itu, dokter juga dapat memberikan beberapa pengobatan jangka panjang, seperti :

1.      Pemberian obat penghambat beta.

2.      Penghentian dan penggantian obat-obatan yang dapat memicu Torsade de Pointes.

3.      Pemasangan alat pacu jantung permanen jika obat-obatan tidak memperbaiki kondisi pasien.

4.      Pemotongan saraf simpatis dada kiri (high left thoracic symphathectomy) jika obat-obatan dan pemasangan alat pacu jantung tidak menyembuhkan kondisi pasien.

5.      Pemasangan implan defibrilator (Implantable Cardioverter Defibrillators atau ICD) jika semua terapi di atas tidak efektif.

 

Referensi :

Shinta M. Latulola. 2018. Gambaran Torsade de Pointes . Jurnal Kedokteran Universitas Samratulangi Menado.

El-Sherif, N., Turitto, G., & Boutjdir, M. 2019. Acquired Long QT Syndrome and Electrophysiology of Torsade de Pointes . Arrhythmia & Electrophysiology Review.

National Institutes of Health. 2021. National Library of Medicine. Torsade de Pointes .

Cleveland Clinic. 2021. Disease & Conditions. Torsades de Pointes.

Mayo Clinic. 2022. First Aid. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) : First Aid.

MSD Manual. 2021. Long QT Syndrome and Torsades de Pointes Ventricular Tachycardia.