Rabu, 11 Oktober 2023 15:43 WIB

Faktor-faktor yang Menyebabkan Rasa Mual

Responsive image
13257
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Mual adalah mekanisme pertahanan diri yang menyebabkan suatu sensasi tidak nyaman di perut dan membuat seseorang merasa ingin muntah. Perut yang terasa mual juga kadang menyebabkan seseorang untuk memuntahkan isi perutnya. Meski begitu, mual tidak selalu disertai dengan muntah. Mual umumnya merupakan kondisi yang ringan, tetapi bisa juga disebabkan oleh penyakit serius, seperti batu ginjal. Mual bisa disebabkan oleh beragam hal, seperti mabuk laut, sedang merasa stres atau gugup, keracunan makanan, atau penggunaan obat-obatan tertentu yang bisa menimbulkan mual sebagai efek sampingnya. Selain itu, mual, juga dapat diasosiasikan dengan beragam penyakit lain yang dampaknya bisa menimbulkan komplikasi parah jika dibiarkan dan tidak diberi penanganan. Mual juga dapat disebabkan karena gangguan hormonal seperti saat menstruasi ataupun saat hamil. Mual bukan suatu penyakit, melainkan gejala yang disebabkan oleh kondisi tertentu. Mual merupakan mekanisme pelindung yang menandakan bahwa tubuh sedang diserang kuman atau racun.

Penyebab dan Gejala Mual

Penyebab mual bermacam-macam, baik goncangan, keracunan makanan, pengaruh obat atau hormon, maupun karena masa awal kehamilan. Berikut adalah penyebab mual dan gejala yang menyertainya :

1.      Sakit maag dan asam lambung

Sakit maag dan asam lambung dapat menyebabkan isi perut naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa mual.

2.      Infeksi bakteri atau virus

Infeksi virus dan bakteri dapat menyebabkan rasa mual. Kuman tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Kondisi ini disebut juga dengan keracunan makanan.

3.      Obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan rasa mual, misalnya obat kemoterapi untuk mengatasi kanker. Oleh sebab itu, perhatikan kandungan dan cara penggunaan obat untuk menghindari rasa mual akibat konsumsi obat.

4.      Mabuk perjalanan

Mabuk perjalanan karena jalan yang berkelok-kelok dan bergelombang juga dapat menyebabkan rasa mual. Hal ini terjadi karena pesan yang dikirimkan ke otak tidak selaras dengan persepsi indra.

5.      Penyakit tertentu

Beberapa penyakit dapat menyebabkan rasa mual, seperti pankreatitis akut, batu empedu, atau batu ginjal.

Kapan Harus ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mual disertai dengan diare, dehidrasi, muntah, atau berlangsung lama. Periksakan juga diri Anda ke dokter jika mengalami mual di awal kehamilan.

Segera periksakan anak Anda ke dokter jika ia mengalami mual lebih dari 1 jam, terutama bila disertai diare, demam, dehidrasi, atau tidak bisa buang air kecil selama 4-6 jam.

Waspadai dan segera cari pertolongan medis jika mual disertai gejala berikut :

1.      Muntah yang berlangsung lebih dari 24 jam.

2.      Muntah yang disertai darah, baik berwarna merah terang maupun seperti warna kopi.

3.      Sakit kepala parah atau leher terasa kaku.

4.      Kelelahan, linglung, atau penurunan kesadaran.

5.      Demam tinggi

6.      Penglihatan kabur

7.      Nyeri dada

Penanganan Mual

1.      Mandiri

Mual dapat diredakan dengan beristirahat sejenak atau minum air putih hangat secara pelahan. Selain itu, hindari makan berat sampai mual mereda. Jika mual disertai muntah, segera minum cairan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

Kita juga dapat menggunakan aroma terapi dengan berbagai sumber, misalnya buah jeruk.

2.      Obat obatan

Jika mual tidak juga mereda, lakukan konsultasi dengan dokter yang nantinya akan memberikan obat sesui dengan hasil pemeriksan dan diagnosis penyebab mual.

Komplikasi Mual

Rasa mual yang tidak kunjung reda dapat menyebabkan muntah. Jika terjadi secara berlebihan, muntah dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut :

1.      Dehidrasi

2.      Kekurangan elektrolit

3.      Penurunan asupan makanan

4.      Gangguan keseimbangan asam basa

Pencegahan Mual

Pencegahan mual adalah dengan menghindari faktor penyebabnya. Mual juga dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :

1.      Hindari bau yang menyengat.

2.      Hindari melihat lampu berkedip bagi penderita migrain.

3.      Minum obat anti mabuk sebelum bepergian.

4.      Hindari aktivitas fisik berat setelah makan.

5.      Hindari mengonsumsi makanan yang pedas dan berlemak tinggi.

6.      Makan dalam porsi yang kecil tetapi sering.

7.      Hati-hati dalam memasak, mengonsumsi, dan menyimpan makanan agar terhindar dari keracunan makanan.

8.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.

 

Referensi :

Riska Wahyu Noviani. 2020. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mual dan Muntah Paska Operasi dengan General Anastesi. Skripsi Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyah Yogyakarta.

Brian, L., Parkman, H., & Camilleri, M. 2018. Chronic Nausea and Vomiting : Evaluation and Treatment. American Journal of Gastroenterology, 113(5), pp. 647-59.

American Pregnancy Association. 2018. Nausea During Pregnancy : Causes, Management and Concerns.

National Health Service UK. 2021. Health A-Z. Feeling Sick (Nausea).

Baby Center. 2019. Vomiting in Children (Ages One to Five): What's Normal and What's Not.

Ogunyemi et al., Medscape. 2017. Drugs & Diseases. Hyperemesis Gravidarum.